Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan di tengah masalah dunia yang kian kompleks, tekanan ekonomi post covid 19, dan geopolitik, olahraga internasional harus punya peran untuk mengatasi persoalan tersebut secara bersama-sama.
Pria yang juga menjabat IOC Member ini meyakini jika jiwa sportifitas dan semangat kebersamaan di olahraga akan memicu kontribusi positif untuk menghadapi tantangan tersebut.
Baca Juga
Nagita Slavina Dikritik Saltum Saat Dampingi Raffi Ahmad Temui Menteri Lihat Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
"Tak hanya sektor ekonomi, sosial, dan politik. Olahraga internasional juga pasti menghadapi problem di tengah tekanan global yang kini terjadi. Terlebih agenda-agenda ajang olahraga dunia harus tetap digelar, dan kondisi global pasti akan memberikan pengaruh," ujar Erick Thohir, usai bertemu secara khusus dengan Presiden IOC, Thomas Bach di Jenewa, Swiss, Senin (3/10/2022).
Advertisement
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Erick berkesempatan menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden IOC Thomas Bach.
Selain itu juga didiskusikan beberapa solusi agar olahraga dunia tetap bertahan dalam menghadapi tekanan global yang diprediksi masih terus terjadi.
"Kuncinya, kita harus bersatu, saling kolaborasi, dan sinergi, baik antar federasi olahraga internasional dan juga antar negara melalui olahraga, sehingga problem dan kendala yang pasti timbul karena tantangan global ini kita bisa hadapi bersama," jelas Erick.
Erick Thohir Berdiskusi dengan Mahasiswa Indonesia di Inggris
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dan berdiskusi tentang perekonomian Indonesia dengan para mahasiswa Indonesia di kampus London School of Economic (LSE), Inggris, Sabtu.
"Ada empat faktor penentu yang perlu jadi agenda prioritas: hilirisasi sumber daya alam, pemanfaatan pertanian dan sumber daya laut, ekonomi digital, dan industril kreatif,” kata Erick melansir Antara.
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen per tahun yang konsisten pascapandemi menjadi kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara yang mendominasi kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
Ia mengatakan salah satu pendorong ekonomi Indonesia pascapandemi adalah kontribusi BUMN-BUMN dan seluruh anak usaha mereka.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, realisasi setoran dividen BUMN pada tahun anggaran 2022 mencapai Rp39,7 triliun, lebih besar dibanding target awal sebesar Rp36,4 triliun. Pada 2023, setoran dividen kepada pemerintah diperkirakan melonjak menjadi Rp43,3 triliun.
Selain itu, total aset BUMN juga tetap tumbuh meski di masa pandemi, naik sekitar 8 persen dari Rp8,31 triliun pada 2020 menjadi Rp 8,97 triliun pada 2021. Laba bersih BUMN juga meroket dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp125 triliun pada 2021.
Menteri Erick juga menekankan peran BUMN sebagai fondasi bagi ekonomi kerakyatan dan menyeimbangkan peran pemerintah dan sektor swasta.
“Misal, ada kebutuhan pembangunan infrastruktur di daerah yang tidak bisa dikerjakan swasta sehingga dikerjakan oleh BUMN. Selain itu, pengadaan vaksin tidak bisa hanya dilakukan oleh APBN, maka BUMN hadir untuk mempercepat prosesnya,” kata dia.
Advertisement
Capaian BUMN
Sementara itu, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) Gatot Subroto menilai capaian yang diraih BUMN adalah berkat keberhasilan tata kelola.
Dia mengatakan transformasi bisnis dan perampingan organisasi membuat BUMN bergerak lebih lincah.
“Kementerian BUMN berhasil melakukan perampingan 108 menjadi 41 BUMN, dan memperbanyak jumlah (pekerja) milenial di level manajemen sebagai bagian dari penataan sumber daya manusia,” ucap Gatot, mahasiswa PhD bidang organisasi dan manajemen di University College London, Minggu (2/10).
Gatot berharap BUMN dapat memberikan ruang lebih luas kepada para mahasiswa doktoral lulusan Inggris untuk dapat berkolaborasi, khususnya di bidang riset dan inovasi.
"Ada 250 pelajar doktoral Indonesia yang tergabung dalam Doctrine UK dengan beragam penelitian yang inovatif. Kami semua siap bekerja sama dengan BUMN untuk menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia," lanjut Gatot.
Presiden LSE Indonesian Society Moses Siregar sependapat dengan hal itu. Ia mengakui minat para mahasiswa untuk bekerja di perusahaan pelat merah kian meningkat akibat transformasi wajah BUMN.
"Banyak rekan-rekan saya yang setelah lulus studi berencana bekerja di BUMN atau mendirikan perusahaan rintisan dan berkolaborasi bersama perusahaan BUMN,” ujar mahasiswa jurusan politik dan hubungan internasional di LSE tersebut.