Penanganan Banjir di Jalan Tol Terbentur Kepentingan Ekonomi dan Masyarakat

Banjir di Jalan Tol menuai perhatian masyarakat seperti terjadi di Tol Pondok Aren-Serpong (Tol BSD) Km 8.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Okt 2022, 09:29 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2022, 09:29 WIB
FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Suasana banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Hujan deras yang melanda Jakarta pada Kamis (6/10/2022) membuat sejumlah ruas jalan tol di ibukota kembali tergenang banjir.

Seperti banjir di Jalan Tol Pondok Aren-Serpong (Tol BSD) Km 8, yang jadi langganan banjir meskipun sudah dilakukan penanganan lewat sejumlah pekerjaan konstruksi.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, menjabarkan berragam proyek pengendali banjir yang ada di Tol BSD.

Mulai dari peninggian badan jalan setinggi 2 meter, penggantian box culvert dengan jembatan, membangun kolam retensi, hingga pembersihan sedimen sungai di area cross drain.

Namun, seluruh proyek penanganan banjir tersebut ditargetkan baru bisa rampung Mei 2023. Alasannya, ruas tol bersangkutan tidak bisa ditutup sementara hanya untuk mempercepat pengerjaan konstruksi, karena tersangkut kepentingan ekonomi hingga masyarakat sebagai pengguna jalan tol.

"Kalau ditutup total selama konstruksi dampak ekonominya terlalu besar, dampak ekonomi akibat kemacetan," ujar Hedy kepada Liputan6.com, Jumat (7/10/2022).

Secara teknis, Hedy melanjutkan, penanganan banjir pada suatu pemukiman padat penduduk juga tidak bisa sembarang asal, sehingga butuh kajian dan pengerjaan yang memakan waktu.

"Penanganan banjir masih sulit dilakukan dengan cara Bandung Bondowoso-Roro Jonggrang, Sangkuriang, sehari kelar. Masalahnya kompleks, kita harus identifikasi satu-satu, kita dalami. Sehingga kita pahami mekanismenya, lalu mendesain, baru masuk konstruksi," paparnya.

 

2 Tantangan

FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Mobil menerjang banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Senada, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, tantangan dalam membangun jalanan di wilayah perkotaan ada dua.

Bila ingin cepat mau tak mau jalan eksisting harus ditutup, atau mengambil sebagian lahan yang sudah jadi milik masyarakat.

Kondisi ini juga berlaku untuk pengerjaan proyek penanganan banjir di Tol BSD Km 8, yang terbentur oleh sejumlah masalah tadi.

"Cuman saya ingat beberapa waktu lalu sebelum musim hujan, kita mau ngebut, mau akselerasi, tapi juga timbul keluhan di masyarakat karena antrenya (masuk tol) panjang. Jadi ini plus minus terus untuk mana yang akan kita upayakan," bebernya.

"Sehingga mudah-mudahan dengan speed konstruksi yang kita lakukan sekarang ini, mudah-mudahan ini bisa tuntas tahun depan satu lokasi yang di BSD," pungkas Danang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya