Trik Wamenkeu Biar Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,3 Persen di 2023

Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap meningkat yakni dengan menjadikan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagai katalis yang sangat penting untuk belanja produksi dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2022, 13:06 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 13:00 WIB
Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 akan bisa menyentuh angka 5,3 persen. Keyakinan ini berdasarkan realisasi yag bisa dicapai sepanjang 2  tahun pandemi ini. 

Bahkan meskipun saat ini dunia sedang berada dalam ketidakpastian dampak berbagai pengaruh pandemi, geopolitik dan lainnya, Suahasil tetap yakin Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap terjaga. 

"Apakah kemudian berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkena imbas? Kita ekspektasi ini tahun yang akan datang atau di 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di sekitar angka di 5,3 persen,” ujar Suahasil dalam webinar 'Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Inflasi Global', Senin (17/10/2022).

Cara agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka tersebut adalah membuat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagai katalis untuk belanja produksi dalam negeri.

"Kita akan menggunakan APBN dan mengarahkan APBN betul-betul untuk belanja produksi dalam negeri ini harus kita dorong tidak kurang Rp 747 triliun belanja APBN dan APBD yang dapat digunakan untuk produk-produk dalam negeri, belanja modal, barang juga termasuk bantuan-bantuan belanja sosial,” jelas dia.

Lebih lanjut, sumber optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kepada Usaha Mikro Kecil Menengah. UMKM diharapkan akan melanjutkan geliat pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia.

"Sumber optimis kita UMKM, usaha mikro, yang melanjutkan geliat pertumbuhan ekonomi di negeri kita," tutup Suahasil Nazara.

Proyeksi Terbaru IMF: Ekonomi Indonesia Bakal Ungguli AS, Jerman hingga Italia

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Publik dunia kini tengah dikhawatirkan dengan ancaman resesi global. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengabarkan, setidaknya ada 28 negara yang tengah antre jadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).

Pernyataan itu turut dibuktikan dalam laporan terbaru IMF terkait prospek ekonomi dunia atau World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022.

Melansir data World Economic Outlook IMF Oktober 2022, Kamis (13/10/2022), pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 mengalami revisi minus 0,2 persen dari sebelumnya 2,9 persen menjadi 2,7 persen.

Senada, IMF pun turut mengkoreksi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 minus 0,2 persen, dari 5,2 persen menjadi 5,0 persen. Namun secara angka, itu masih jauh lebih besar dibanding rata-rata dunia.

Sebagai perbandingan dengan sejumlah negara adidaya dunia seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, ekonomi RI masih jauh lebih unggul ketimbang dua negara tersebut, yang pada tahun depan bakal mengalami pelemahan tajam.

Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi 1,1 persen di 2023, turun drastis dari 2,4 persen di 2022. Sementara Inggris lebih parah, dengan pertumbuhan ekonomi 0,3 persen di 2023 berbanding 3,6 persen di 2022.

Senada, Uni Eropa yang tengah terjebak konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga diperkirakan melemah jadi 0,5 persen pada 2023, dari sebelumnya 3,1 persen di 2022.

Beberapa negara seperti Jerman dan Italia bahkan diprediksi perekonomiannya akan tumbuh minus sepanjang 2023, antara lain sebesar -0,3 persen untuk Jerman dan -0,2 persen untuk Italia.

Indonesia sendiri dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,0 persen di 2023 terbilang superior, dan hanya kalah dari India yang diperkirakan mencatat angka pertumbuhan 6,1 persen.

Itu pun India mengalami koreksi minus 0,7 persen dibanding tahun ini, dimana pertumbuhan ekonominya di sepanjang 2022 diproyeksikan mencapai 6,8 persen.

 

Menko Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen

FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimististis pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan bisa menyentuh angka 5,2 persen hingga akhir 2022 ini.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen, dan di kuartal III dan kuartal IV Angka 5,2 persen bisa dicapai," ujar Airlangga di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10/2022).

Menurut dia, capaian itu bisa diperoleh karena ditopang oleh berbagai komponen pendukung. Semisal, konsumsi rumah tangga akan tumbuh 5,5 persen YoY, lalu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi naik 3,07 persen.

Sedangkan dari komponen pertumbuhan ekonomi lapangan usaha, pertumbuhan sektor transportasi disebutnya akan melonjak 21,27 persen. Di sisi lain, industri pengolahan tetap bakal jadi sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara dari sektor riil, neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan menurutnya masih tumbuh positif, dengan indeks keyakinan konsumen tercatat di atas 100, serta cadangan devisa masih sekitar USD 130 miliar.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya