Liputan6.com, Jakarta Di tengah gejolak perkembangan global saat ini, ekonomi Indonesia cukup resilience dan terbukti mampu tumbuh di atas 5 persen dalam empat kuartal terakhir
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dalam kuartal III tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di atas ekspektasi sebesar 5,72 persen secara year on year dengan tingkat inflasi yang terkendali sebesar 5,71 persen yoy pada Oktober di tengah lonjakan inflasi di berbagai negara.
Baca Juga
“Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional kinerja sektor jasa keuangan tumbuh konsisten dan stabilitas dijaga,” kata Airlangga dalam sambutan 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).
Advertisement
BPS menyatakan bahwa dalam kuartal III 2022 pertumbuhan sektor jasa keuangan mencapai 0,87 persen yoy.
“Perkembangan yang menggembirakan juga transaksi ekonomi keuangan digital yang ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring perluasan kemudahan sistem pembayaran digital banking,” kata dia.
Kemudian, berdasarkan data Bank Indonesia mencatat nilai transaksi uang elektronik selama 2022 naik hingga Rp 404 triliun atau tumbuh 32,27 persen yoy. Sementara nilai transaksi digital banking diproyeksikan bertambah sebesar 30,19 persen year-on-year hingga mencapai Rp 53.144 triliun.
“Selanjutnya berdasarkan laporan OJK diketahui jumlah penyaluran pinjaman online atau fintech peer-to-peer lending sebesar 19,49 triliun atau naik 36,67 persen dibandingkan pada September tahun lalu,” kata Airlangga.
Potensi
Airlangga menjelaskan, tren tersebut menunjukkan sektor keuangan digital memiliki potensi yang menjanjikan.
“Tren tersebut menunjukkan bahwa sektor keuangan digital punya potensi yang sangat menjanjikan. Untuk itu kehadiran berbagai platform keuangan digital sebagai domestik player diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi,” imbuhnya.
Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan yang kuat melalui pengembangan inovasi keuangan digital, ekosistem ekonomi dan keuangan digital harus didorong agar semakin berdaya saing mampu mengikuti perkembangan teknologi serta menjamin kepastian perlindungan hukum, termasuk keamanan siber.
“Pemerintah bersama OJK dan BI akan terus mendukung industri fintech terhadap penguatan ekonomi nasional melalui regulasi dan kebijakan yang mampu memicu lahirnya inovasi termasuk layanan keuangan digital sekaligus perlindungan optimal kepada masyarakat pengguna layanan fintech beserta ekosistemnya,” kata dia.
Tak hanya itu, di saat yang sama literasi keuangan digital perlu ditingkatkan dengan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Layanan keuangan digital harus semakin inklusif dan mampu menjangkau segenap lapisan,” ujar dia.
Advertisement
Perkuat Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan Digital, OJK Rilis 3 Program
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menaruh perhatian besar terhadap sisi perlindungan konsumen di sektor keuangan digital. Pasalnya, saat ini banyak aduan masyarakat terkait aksi pinjaman online atau pinjol ilegal hingga iklan-iklan berkedok pinjaman dana, namun menyesatkan.
Untuk itu, pihak otoritas dalam acara OJK Virtual Innovation Day (OVID) 2022, Senin (10/10/2022) meluncurkan tiga program guna mendongkrak kepercayaan konsumen terhadap sektor keuangan digital.
Pertama, Digital Financial Literacy Modules untuk meningkatkan pemahaman konsumen sebelum memilih produk dan/atau jasa keuangan digital.
Kedua, meluncurkan Chatbot Customer Support Technology untuk menangani aduan konsumen terkait aksi pinjol ilegal dan laporan lainnya yang meresahkan masyarakat. Layanan ini dikelola oleh robot digital bernama Chatbot milik OJK.
Ketiga, merilis OJK's SupTech and RegTech Capacity Building untuk mempercepat digitalisasi dalam rangka mengoptimalkan efektivitas pengawasan dan perizinan terintegrasi berbasis Information Technology (IT).
Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan melalui ketiga program itu, pihaknya ingin mengakomodasi keluhan masyarakat terkait penipuan uang berkedok online. Sehingga masyarakat bisa lebih aware dan percaya terhadap industri keuangan digital.
"Bagaimana kita di era digital seperti ini meningkatkan kepercayaan? Karena ini sangat penting, karena tidak mungkin kita mengembangkan sesuatu kalau orang tidak percaya," ujar Friderica dalam sesi konferensi pers pasca acara OVID 2022, Senin (10/10/2022).
Bantuan
Wanita yang akrab disapa Kiki ini menambahkan, pengembangan ketiga terobosan itu terlaksana berkat adanya bantuan dari sejumlah mitra, seperti Asian Development Bank, Bill Melinda Gates Foundation, Cambridge Center for Alternative Finance, hingga Bank Dunia.
Tak hanya meraih simpati masyarakat, ia berharap layanan tersebut juga bisa menimbulkan trust dari pihak pelaku industri kepada konsumennya.
"Kemudian saling trust juga, bahwa nanti dari industri juga harus saling trust, ini konsumennya seperti apa, verifikasinya seperti apa. Nanti bagaimana kita building trust di era digital financial ecosystem ini sangat penting untuk mengakselerasi pertumbuhannya," tuturnya.
Advertisement