Garuda Indonesia Turunkan Usulan Biaya Penerbangan Haji 2023 Jadi Rp 32,74 Juta per Pesawat

Penurunan biaya penerbangan haji tidak terlalu signifikan. Sebab ada tiga hal yang menjadi isu besar dari Garuda seperti harga avtur, harga pesawat dan harga sewa pesawat.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2023, 21:15 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2023, 21:15 WIB
Garuda Indonesia memberangkatkan kloter pertama pemulangan jemaah haji asal Solo sebanyak 360 jemaah pada pukul 05.10 waktu Jeddah. (Dok Garuda Indonesia)
Garuda Indonesia memberangkatkan kloter pertama pemulangan jemaah haji asal Solo sebanyak 360 jemaah pada pukul 05.10 waktu Jeddah. (Dok Garuda Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menurunkan usulan biaya penerbangan untuk jemaah 2023. Semula biaya yang diusulkan Rp 33,4 juta per pesawat kemudian diturunkan menjadi Rp 32,74 juta per pesawat.

“Kami memang tadi malam sudah menurunkan Rp 212.900-an sehingga harga kami menjadi Rp 32,7 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam Rapat Dengar Pendapat Panja Haji di komplek Parlemen, Jakarta, Selsa (14/2/2023).

Irfan mengakui penurunan biaya penerbangan haji yang diusulkan tidak terlalu signifikan. Sebab ada tiga hal yang menjadi isu besar dari Garuda seperti harga avtur, harga pesawat dan harga sewa pesawat.

Terkait harga avtur, Garuda Indonesia mengambil posisi 93 cen per liter dari harga kisaran saat ini sekitar 97 cen per liter. Irfan mengasumsikan nanti harga avtur bisa lebih rendah dari posisi harga saat ini karena adanya kemungkinan penurunan harga.

“Asumsi yang kami pakai pertama adalah 93 cen per liter, jauh dibawah harga hari ini,” kata dia.

Kesepakatan

Harga pesawat yang disepakati sesuai dengan kesepakatan dari Kementerian Agama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggunakan asumsi kurs Rp 15.150 per dolar AS. Sementara untuk harga sewa pesawat tetap disamakan dengan biaya pada tahun 2019.

Untuk itu, Irfan meminta pengertian anggota DPR karena Garuda hanya mengambil keuntungan 2,5 persen margin karena adanya risiko bisnis. Pihaknya akan memaksimalkan berbagai komponen yang ada.

“Kami akan coba manage secara maksimal mengenai avtur, harga sewa pesawat, maupun exchange rate, sehingga bila diminta turun lagi, sudah Rp 212.900,” kata Irfan.

 

Usulan Sebelumnya

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sebagai informasi Garuda sebelumnya mengusulkan biaya penerbangan ibadah haji tahun ini sebesar Rp33,4 juta per pesawat. Biaya tersebut meliputi biaya langsung dan tidak langsung.

Untuk biaya langsung terdapat harga BBM atau avtur sebesar Rp13,1, aircraft lease Rp12 juta, persiapan teknis operasi pesawat Rp812 ribu, liability insurance Rp7 ribu, extended operating hours Rp77 ribu.

Selanjutnya, biaya parking fee sebesar Rp290 ribu, landing fee Rp494 ribu, over flying Rp251 ribu, route charge Rp479 ribu, ground handling Rp547 ribu. Kemudia catering penerbangan Rp464 ribu, biaya crew expense Rp401 ribu, hotac crew Rp183 ribu, dan transportasi penumpang darat Rp141 ribu. Sehingga biaya langsung ini jika ditotal sebesar Rp29,3 juta.

 

Biaya Tidak Langsung

Sementara, untuk biaya tidak langsung yang tercantum dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih). Adapun komponennya meliputi ground staff salary Rp106 ribu, duty trip and hotac Rp222 ribu, crew recruitment training Rp62 ribu, dan insurance pax Rp19 ribu.

Kemudian terdapat remote terminal and system facility (di Arab Saudi) Rp227 ribu, pilgrim service Rp1,1 juta, dan baggage handling service Rp227 ribu. Secara akumulatif, biaya tidak langsung mencapai Rp2,09 juta.

Sementara untuk keuntungan, Garuda hanya mengambil 2,5 persen dari keseluruhan biaya. Sehingga keuntungan yang didapat hanya Rp 815 ribu.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Krisis Kepak Sayap Garuda Indonesia
Infografis Krisis Kepak Sayap Garuda Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya