Mengapa Miliarder China Sering Menghilang Misterius?

Hilangnya miliarder China secara misterius belum berhenti. Pada Februari 2023, Bao Fan, seorang bankir investasi terkenal, menjadi nama terbaru dalam daftar miliarder yang menghilang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2023, 06:00 WIB
Jack Ma dikabarkan menghilang sejak membuat kesal Partai Komunis China karena mengkritik sistem regulasi keuangan negara pada 2020. Namun beberapa bulan terakhir kembali mulai terlihat di beberapa negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Jack Ma dikabarkan menghilang sejak membuat kesal Partai Komunis China karena mengkritik sistem regulasi keuangan negara pada 2020. Namun beberapa bulan terakhir kembali mulai terlihat di beberapa negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba menjadi berita utama baru-baru ini setelah terlihat muncul di Yungu School Kota Hangzhou China. Hangzhou merupakan kantor pusat Alibaba berdiri.

Jack Ma dikabarkan menghilang sejak membuat kesal Partai Komunis China karena mengkritik sistem regulasi keuangan negara pada 2020. Namun beberapa bulan terakhir kembali mulai terlihat di beberapa negara.

Peneliti senior Atlantic Council Indo-Pacific Security Initiative dan penulis buku The Myth of Chinese Capitalism Dexter Roberts mengatakan, miliarder Jack Ma saat itu membuat marah pemerintah China karena mengkritik sistem keuangan negara tersebut dengan sebutan pawnshop mentality.

"Dan juga, karakter Jack Ma yang kurang ajar membuat banyak regulator dan orang-orang yang sangat berkuasa di China tersingkir.” kata Dexter Roberts dikutip dari CNBC, Senin (16/4/2023).

Ternyata, Jack Ma bukanlah miliarder pertama yang menghilang secara misterius dari pandangan publik.

Menengok ke belakang, Guo Guangchang yang dikenal sebagai Warren Buffett dari China, hilang pada 2015. Perusahaan yang didirikannya kemudian mengatakan bahwa dia membantu pihak berwenang dalam penyelidikan.

Pada 2017, Xiao Jianhua, seorang miliarder China-Kanada, diculik oleh agen keamanan China dari Hong Kong. Pada 2022, dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara karena penipuan dan korupsi.

Hilangnya miliarder China secara misterius belum berhenti. Pada Februari 2023, Bao Fan, seorang bankir investasi terkenal, menjadi nama terbaru dalam daftar miliarder yang menghilang.

Namun, beberapa hari kemudian, perusahaannya mengatakan dia bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas tertentu di Republik Rakyat Tiongkok.

“Ketika seseorang seperti Bao Fan menghilang, seseorang yang terkenal yang tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan, yang pasti mengirimkan perasaan dingin ke seluruh pasar,” kata Nick Marro, analis perdagangan global di The Economist Intelligence Unit.

“Maksud saya, bagaimana Anda bisa merasa bisa berbisnis dengan aman di tempat di mana, Anda tahu, seorang pemimpin penting industri bisa tiba-tiba menghilang?”

Jack Ma, Miliarder Pendiri Alibaba Dikabarkan Sudah Pulang ke China

Tampil Santai, Jack Ma Sumbang Suara di Festival Musik Yunqi
Ekspresi pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group, Jack Ma saat menyanyikan sebuah lagu dalam Festival Musik Yunqi di Hangzhou, China (11/10). Festival ini merupakan bagian dari Konferensi Komputasi di Kota Yunqi. (AFP Photo/STR/China Out)

 Jack Ma, miliarder sekaligus pendiri Alibaba Group Holding, dikabarkan telah kembali ke China baru-baru ini setelah lebih dari setahun bepergian ke luar negeri.

Melansir Channel News Asia, Senin (27/3/2023) sebuah sumber mengatakan Jack Ma mengunjungi sekolah yang didirikannya di kota Hangzhou, tak lama setelah kembali ke China.

Pada Senin (27/3/2023), Jack Ma dilaporkan bertemu dengan guru dan pelajar di Sekolah Yungu, sekolah swasta yang mencakup taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, yang didanai oleh para pendiri Alibaba pada 2017.

Dalam kunjungan itu, Jack Ma mendiskusikan isu pendidikan dan teknologi ChatGPT dengan sekolah tersebut.

Seperti diketahui, Jack Ma kembali ke China setelah singgah di Hong Kong, di mana dia bertemu rekan rekannya dan juga mengunjungi Art Basel. Miliarder itu dikenal sangat bersemangat dalam melukis dan seni.

Jack Ma, yang pensiun sebagai ketua Alibaba pada hari ulang tahunnya yang ke-55 pada tahun 2019, telah melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk belajar tentang teknologi pertanian. Rencana perjalanannya diikuti oleh pengamat China.

Sementara Jack Ma secara bertahap hilang dan muncul dari pandangan publik, keberadaannya diawasi dengan ketat, terutama setelah perusahaan yang ia dirikan – termasuk Alibaba dan afiliasi tekfinnya, Ant Group – berada di bawah pengawasan di tengah tindakan keras China yang intensif terhadap sektor teknologi.

Jack Ma juga pernah mengungkapkan dia ingin mendedikasikan masa pensiunnya untuk kegiatan filantropi, pendidikan pedesaan, dan mengejar minatnya untuk menghidupkan kembali sektor pedesaan di China.

Miliarder Jack Ma Rugi Rp 51,8 Triliun, Ini Gara-garanya

Jack Ma Terlihat di Mallorca Spanyol
Jack Ma, salah satu pendiri dan mantan ketua eksekutif Alibaba Group, terlihat di Santa Ponsa, pulau Mallorca, Spanyol, Rabu (20/10/2021). Perjalanan ke Spanyol ini dilakukan setelah Ma menghabiskan waktu bersama keluarganya di Hong Kong pada pertengahan Oktober lalu. (JAIME REINA / AFP)

Miliarder Jack Ma kembali ke titik awal. Keuntungan senilai USD 3,4 miliar atau sekitar Rp 51,8 triliun sejak awal tahun telah menguap. Hal itu terjadi setelah saham Alibaba terseret lebih rendah di tengah kekhawatiran baru atas prospek pertumbuhan perusahaan.

Meski sudah mengundurkan diri dari pimpinan Alibaba pada 2019, Ma terus mendapatkan kekayaan dari kepemilikannya di raksasa e-commerce tersebut. Sekarang diperkirakan bernilai USD 23,6 miliar.

Namun, hartanya telah turun USD 3,1 miliar sejak saham perusahaan mencapai HK$122 masing-masing pada Januari, ketika pembukaan kembali China yang telah lama ditunggu-tunggu dari penguncian Covid dan persetujuan peraturan dari rencana pendanaan Ant Group membantu meningkatkan sentimen investor.

Namun, kini optimisme tersebut memudar karena laju pemulihan permintaan konsumen China belum sekuat yang diharapkan.

“Meskipun perusahaan telah melanjutkan produksi dan orang-orang kembali bekerja, masih belum ada keinginan yang kuat untuk membeli barang seperti pakaian dan produk kecantikan,” kata direktur pelaksana di perusahaan riset Blue Lotus Capital Advisors yang berbasis di Shenzhen Shawn Yang seperti dilansir Forbes, dikutip Minggu (26/2/2023).

Belum lagi ditambah dengan kekhawatiran tentang potensi erosi margin karena perang harga baru yang terjadi di sektor e-commerce, membebani sentimen.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya