Menko Luhut: Industri Reasuransi Punya Peran Penting Jaga Keberlanjutan Bisnis

Menko Luhut menyebut industri asuransi dan reasuransi memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia

oleh Arief Rahman H diperbarui 04 Jul 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2023, 16:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyambangi Arsip Nasional Republik Indonesia pada Selasa, 12 Juni 2023. (Foto: dokumentasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut industri asuransi dan reasuransi memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Pasalnya, keduanya bisa menjamin kelangsungan suatu bisnis.

Hal ini diungkap Menko Luhut didepan pelaku industri asuransi dan reasuransi dari berbagai negara. Para pengusaha itu tengah mengikuti Indonesia Re International Conference (IIC) 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta.

Menurutnya saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan yang kompleks dan membutuhkan kerjasama yang kuat untuk mengatasinya. Termasuk keterlibatan dari industri asuransi dan reasuransi.

"Salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi adalah industri reasuransi. Dengan kemampuannya dalam mitigasi risiko, industri ini berperan dalam melindungi aset dan keberlanjutan bisnis," ujar dia dalam sambutannya, di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Kendati begitu, dia mewanti-wanti perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan perusahaan asuransi. Kemudian, penting juga bagi masyarakat untuk memiliki kepahaman terhadap asuransi, termasuk memahami manfaat dari produk asuransi.

"Seiring dengan itu, perusahaan asuransi dan reasuransi juga harus memastikan kepatuhan mereka terhadap aturan dan regulasi yang berlaku," kata dia.

"Untuk tetap bersaing, inovasi harus menjadi prioritas industri perasuransian dengan memanfaatkan data dan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan," imbuh Menko Luhut.

 

Tulang Punggung

Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Senada, Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re, Benny Waworuntu menerangkan, industri reasuransi adalah tulang punggung ekonomi. Maka, diperlukan fondasi yang kuat untuk menopang bisnisnya.

"Artinya apa? Kalau tulang punggung kita harus kuat, karena kita mempertanggungjawabkan uang yang digarap oleh perushaan asuransi sedangkan asuransi sendiri menanggung risiko," tuturnya.

Melalui IIC 2023 ini, Benny mengatakan para pelaku usaha industri asuransi akan turut membahas tantangan kedepannya. Utamanya menekankan pada aspek keberlanjutan usaha.

"Contoh untuk tahun ini adalah kita bicara mengenai sustainability dikaitkan dengan makro ekonomi dan political year volitility (volatilitas tahun politik)," kata dia.

 

Bidik Bisnis yang Lebih Untung

Ilustrasi Asuransi
Ilustrasi asuransi (Gambar oleh kalhh dari Pixabay)

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re, Benny Waworuntu tengah menunggu pencairan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1 triliun tahun ini. Tujuannya untuk memperkuat modal perusahaan dan menyasar bisnis-bisnis yang menguntungkan.

Dia mengungkap sudah mendapat restu dari Komisi VI DPR RI soal alokasi PMN tersebut yang bersumber dari dana cadangan investasi APBN 2023. Dengan suntikan dana dari pemerintah, digadang bisa memperbaiki sisi keuangan perusahaan.

"Jadi kalau modal kita sudha semakin kuat, rating kita sudah semakin membaik, pasti kita akan bisa memilih bisnis-bisnis yang lebih profitable buat kita," ujarnya saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Benny menyebut, ada ekspansi bisnis yang akan diperkuat, termasuk membidik pasar yang lebih luas ke kancah global. Saat ini, menurutnya, bisnis yang dijalankan di kancah global belum terlalu optimal karena kapasitas Indonesia Re yang masih terbatas.

"Ekspansi global sebetulnya kita sudah lakukan, kita sudah mempunyai bisnis internasional, tapi memang belum terlalu optimal karena kapasitas kita tebatas," ungkapnya.

Informasi, PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re bakal mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 1 Triliun di tahun 2023 ini. Lebih jauh, dengan penguatan modal ini harapannya Indonesia Re bisa meningkatkan cakupan bisnisnya.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengungkap pencairan dana untuk modal perusahaan itu akan dilakukan tahun ini. Menyusul, sinyal positif yang sudah diberikan oleh Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.

"Yang kemaren sudah disetujui adalah Rp 1 triliun, rencananya memang di tahun 2023 ini," kata dia saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (4/7/2023).

 

Masih Proses

Kebijakan Klaim Asuransi
Ilustrasi Klaim Asuransi Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Kendati begitu, Benny mengatakan saat ini masih dalam proses pencairannya. Sehingga, dia tidak bisa berbicara banyak mengenai waktu pasti pencairan PMN.

"PMN memang sekarang kan kita sedang dalam proses ya, kami sudha mendapatkan persetujuan dari Komisi VI DPR. Kita masih mengikuti prosesnya," ujarnya.

Dia menegaskan, suntikan PMN ini untuk memperluar ekuitas perusahaan sebagai penangggung perusahaan asuransi. Dana Rp 1 triliun itu, kata dia, tak akan digunakan untuk belanja modal.

"Jadi betul-betul kita memperkuat permodalan sehingga RBC (risk based capital) kita meningkat, rating kita meningkat, sehingga kita punya kapasitas yang lebih untuk bisa mempertanggungkan ulang yang sudah ditanggung oleh perusahaan asuransi. Baik yang sifatnya di domestik maupun di global," bebernya.

Informasi, Kementerian BUMN meminta tambahan PMN 2023 untuk sejumlah perusahaan yang bersumber dari dana cadangan investasi APBN 2023. Diantara, Rp 1 Triliun untuk Indonesia Re, Rp 3 Triliun untuk IFG, Rp 1,19 triliun untuk InJourney, dan Rp 500 miliar untuk ID Food.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya