Bandingkan Besaran Stimulus Pandemi COVID-19 Negara ASEAN, Filipina Hingga Indonesia

Bank Dunia mencatat, Filipina membuat pengeluaran sekitar lebih dari 6 persen PDB pada tahun 2020 dan 2021 untuk dukungan kepada perusahaan terkait COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jul 2023, 14:29 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 14:29 WIB
Status Pandemi COVID-19 Dicabut
Bank Dunia mengungkapkan bahwa Italia, Jepang, Mauritius dan Jerman menjadi salah satu negara yang mengambil pengeluaran fiskal tinggi untuk penanganan pandemi Covid-19, antara 40 hingga 45 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Liputan6.com, Jakarta
Bank Dunia mengungkapkan bahwa Italia, Jepang, Mauritius dan Jerman menjadi salah satu negara yang mengambil pengeluaran fiskal tinggi untuk penanganan pandemi Covid-19, antara 40 hingga 45 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB.
 
Sementara itu, Vietnam, Indonesia, Kamboja, Filipina, dan Malaysia mengeluarkan stimulus pandemi pengeluaran fiskal antara 5,5 hingga 10 persen dari PDB. Mongolia, di sisi lain mengeluarkan dukungan fiskal lebih dari 30 persen dari PDBnya.
 
"Tampaknya pendapatan per kapita menjadi salah satu penentu seberapa besar paket bantuan yang akan diberikan. Maka dari itu kami mendefinisikan seberapa besar persentase PDB yang dihabiskan untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan dan lainnya, sistem perawatan kesehatan, investasi publik, dan lainnya,"  kata Ekonom utama Bank Dunia, Alvaro Gonzalez dalam peluncuran laporan Crisis and Recovery: Learning from COVID-19’s Economic Impact and Policy Responses in East Asia pada Rabu (12/7/2023). 
 
Namun, Filipina menjadi negara yang mengeluarkan dana terbanyak untuk dukungan kepada perusahaan perusahaan dalam negeri selama pandemi COVID-19.
 
Bank Dunia mencatat, Filipina membuat pengeluaran sekitar lebih dari 6 persen PDB pada tahun 2020 dan 2021 untuk dukungan kepada perusahaan terkait COVID-19, dengan Mongolia dan Malaysia di kisaran 4 persen, Vietnam dan Indonesia 2,5 persen, dan Kamboja di bawah 2 persen dari PDB.
 
"Penangguhan pembayaran yang ditargetkan (untuk pembayaran pajak atau pinjaman), lebih efektif daripada dukungan pendapatan dan likuiditas untuk mengatasi krisis modal kerja," ungkap Gonzalez, terkait pembelajaran dari langkah dukungan terhadap perusahaan di masa pandemi.
 
 
 

Bentuk Stimulus di Asia

CFD Era Endemi
Lalu, status pandemi Covid-19 di Indonesia ditetapkan pada 31 Maret 2020, lewat Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Dunia juga melihat, tanggapan perusahaan di Asia terhadap ketenagakerjaan semasa pandemi, didominasi dengan pemberian cuti atau pengurangan jam kerja atau upah pekerja, namun hanya sebagian kecil yang memberhentikan pekerja mereka.

"Subsidi upah membantu pekerja menanggung beban krisis ekonomi, dan menjaga hubungan antara pemberi kerja dan pekerja," beber Gonzales.

"Menentukan dukungan untuk perusahaan yang paling membutuhkan merupakan tantangan, perusahaan yang lebih besar lebih mungkin menerima stimuli, bahkan jika mereka juga lebih mampu beradaptasi. Sebagai solusi terbaik, menargetkan perusahaan di sektor yang paling terkena dampak resesi tampaknya efektif," pungkasnya.

Dukungan Rumah Tangga

Untuk kelompok masyarakat di rumah tangga, Mongolia menjadi negara yang membuat pengeluaran terbesar untuk bantuan pandemi, di mana nilainya setara 12 persen dari PDB. 
 
Sementara itu, stimuli pandemi kepada rumah tangga di Indonesia hanya mendekati 4 persen dari PDB, dengan Kamboja dan Malaysia di kisaran 2 persen dan Filipina dan Malaysia dengan angka terendah yaitu 1 persen.
 
Menurut Bank Dunia, dukungan terhadap rumah tangga bergantung pada sistem perlindungan sosial dan infrastruktur yang ada di keenam negara tersebut. 
 
Namun, badan keuangan internasional itu juga mengakui bahwa  dukungan terhadap rumah tangga sulit diperbarui di tengah krisis.
 
Maka dari itu, dibutuhkan berbagai pendekatan, salah satunya dengan persyaratan pelepasan untuk asuransi sosial, dan subsidi utilitas perlu memiliki cakupan yang luas.
 
 
 
 
 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya