BCA Catat Nasabah Tajir 205 Ribu Orang, Mayoritas Baby Boomer dan Gen X

Bank Central Asia (BCA) mencatat total nasabah tajir mayoritas berasal dari kalangan baby boomer dan Gen X dengan perbandingan 50:50.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Agu 2023, 17:20 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 17:13 WIB
BCA Catat Nasabah Tajir 205 Ribu Orang, Mayoritas Baby Boomer dan Gen X
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan nasabah tajir sebanyak 205.000 atau 205 ribu orang hingga semester I 2023. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan nasabah tajir sebanyak 205.000 atau 205 ribu orang hingga semester I 2023. Jumlah nasabah tersebut berasal dari pemilik rekening BCA Solitaire dan Prioritas.

EVP Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menuturkan, total nasabah tajir di BCA Solitaire mayoritas berasal dari kalangan baby boomer dan Gen X.

"Total nasabah tajir kurang lebih sekitar 205 ribu. 60 persen nasabah BCA Solitaire berasal dari baby boomer dan Gen X," ujar dia dalam konferensi pers, Rabu (23/8/2023).

Sedangkan, untuk nasabah BCA Prioritas berasal dari baby boomer dan juga Gen X dengan perbandingan 50:50. Di samping itu, nasabah BCA Prioritas kalangan milenial dan Gen Z juga sudah mulai meningkat.Ā 

Menurut ia, salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan nasabah BCA Prioritas kalangan milenial dan Gen Z karena orang tua mereka sudah memberikan uang miliknya.

BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit yang solid baik secara kuartalan (QoQ) maupun tahunan (YoY). Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi.

Di sisi profitabilitas, BCA dan entitas anak mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 34,0 persen yoy menjadi Rp 24,2 triliun pada semester I 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Ā 

Ā 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BCA Pertahankan Target Penyaluran Kredit Tumbuh hingga 12 Persen pada 2023

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA optimistis penyaluran kredit hingga akhir 2023 bakal tumbuh sekitar 9 persen hingga 12 persen secara year on year (yoy).

Presiden DirekturĀ BCAĀ Jahja Setiaatmadja menuturkan, pihaknya mempertahankan target penyaluran kredit hingga akhir tahun. Ini mengingat, kredit korporasi berpeluang meningkat ke depannya.

"Mengenai target kita tidak akan mengubah sekarang ini target kita sekitar 9-12 persen katakan year end misalnya ada peningkatan pesat terutama dari korporasi,ā€ kata Jahja dalam Analyst Meeting, Senin (24/7/2023).

Menurut ia,Ā kreditĀ dari segmen lainnya dinilai tidak akan tiba-tiba mengalami pertumbuhan. Namun, untuk kredit korporasi mungkin saja terjadi pertumbuhan yang signifikan.

"Dari corporate bisa terjadi sehingga kita tidak mau mengubah target yang kita tetapkan,ā€ kata dia.Ā 

Sebelumnya, PTĀ Bank Central AsiaĀ Tbk ( BBCA) berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 735,9 triliun hingga Juni 2023. Angka tersebut naik 9,0 persen secara tahunan (year on year/yoy).Ā 

Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, BCA melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektorĀ UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut.Ā 

"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,ā€ kata Presiden Direktur Bank Central AsiaĀ  Jahja Setiaatmadja, Senin, 24 Juli 2023.


BCA Optimistis Dana Kelolaan Bisnis Wealth Management Tembus di Atas Rp 180 Triliun pada 2023

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan dana kelolaan di bisnis pengelolaan kekayaan (wealth management) Rp 170 triliun hingga Juli 2023. Hal tersebut didorong oleh kepercayaan nasabah terhadap BCA.

Dengan demikian, BCA optimistis angka tersebut bisa bertumbuh lebih dari Rp 180 triliun atau meningkat 30 persen hingga akhir tahun ini.Ā 

EVP Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menambahkan, pihaknya membidik dana kelolaan investasi di luar Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 30 persen pada 2023.Ā 

"Proyeksi kami ingin mencapai lebih dari Rp 180 triliun dengan dengan demikian kita naik year on year 30 persen secara dana kelolaan," kata Yovvy dalam konferensi pers, Rabu (23/8/2023).

Dalam rangka mencapai target tersebut, BCA menyelenggarakan acara BCA Wealth Summit 2023 dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan keuangan dan memperkenalkan ragam serta karakteristik produk investasi dan proteksi.

Dia bilang, acara tersebut tidak hanya untuk meningkatkan jumlah nasabah yang investasi maupun dana kelolaan. Akan tetapi, BCA ingin menggencarkan edukasi dan juga literasi terkait investasi yang tepat.Ā 

Ā 

Ā 

Ā 


Nasabah Baru

ATM BCA (Dok: Istimewa)
ATM BCA (Dok: Istimewa)

Harapannya, para nasabah tersebut mengerti soal investasi. Selain itu, ia juga berharap jumlah nasabah baru yang melakukan investasi bertambah 25 persen dari jumlah investor tahun lalu dalam acara BCA Wealth Summit 2022 sebanyak 4.000 investor yang investasi melalui wealth management (Welma).

Direktur BCA Haryanto T Budiman mencermati investasi yang dilakukan dengan baik dan benar bisa menghasilkan keuntungan. Alhasil, uang yang digelontorkan untuk investasi akan memberikan arus kas bagi investor.Ā 

Menurut ia, jika ingin memulai investasi sebaiknya mencermati apakah produk itu bisa menghasilkan arus kas positif bagi investor atau tidak. Dengan begitu, investor akan mendapatkan keuntungan dari produk investasi yang dipilihnya.Ā Selain itu, ia menyebut, perlu juga melakukan diversifikasi dalam melakukan investasi.Ā 

"Karena investasi ini penting dan perlu dilakukan sedini mungkin," kata Haryanto.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya