Indonesia Bakal Impor Beras 1 Juta Ton, dari Mana?

Bulog siap menerima rencana tambahan penugasan impor beras sebanyak 1 juta ton dari pemerintah yang akan membuat cadangan beras pemerintah akan semakin kuat.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Sep 2023, 16:46 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 16:45 WIB
Ilustrasi bongkar muat beras impor (Istimewa)
Bulog siap menerima rencana tambahan penugasan impor beras sebanyak 1 juta ton dari pemerintah yang akan membuat cadangan beras pemerintah akan semakin kuat. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog menjamin pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai oleh Bulog berada dalam jumlah yang aman sampai dengan panen raya 2024 dan sedang digelontorkan melalui bantuan pangan dan operasi pasar.

Selain itu, Bulog juga siap menerima rencana tambahan penugasan impor beras sebanyak 1 juta ton dari pemerintah yang akan membuat cadangan beras pemerintah akan semakin kuat.

 

“Masyarakat jangan khawatir, Pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” kata Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto dikutip dari Antara, Rabu (27/9/2023).

Suyamto menjelaskan jumlah stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,7 juta ton. Di samping itu juga Bulog siap menerima tambahan penugasan impor dari pemerintah untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini sampai dengan panen raya tahun 2024.

“Dalam menyiapkan kecukupan stok menghadapi El Nino dan situasi di tanah air sampai dengan panen raya tahun depan, kami siap memperkuat stok CBP ini dengan memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri,” ucapnya.

Pemantauan Harga Beras

Lebih lanjut, Suyamto mengatakan bahwa Bulog juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras. Menurutnya, kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.

Oleh karena itu, fokus Bulog saat ini adalah mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat termasuk terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna memastikan ketersediaan dan meredam lonjakan harga beras di tingkat konsumen.

“Sampai dengan pagi ini kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 800 ribu ton dan selanjutnya setiap hari kami akan gelontorkan terus sampai harga stabil,” tegasnya.

 

 

Tak Cuma Beras, Harga Gula Juga Naik Rata-Rata Rp 500 per Kg

Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Harga beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi dalam beberapa minggu ini. Ternyata kenaikan harga beras ini tak sendiri. Komoditas lain yaitu gula juga ikut mengalami kenaikan harga. 

Gula yang merupakan bahan pokok yang harganya diawasi pemerintah tetapi yang pasokannya banyak bergantung pada impor, mulai merangkak naik. Kenaikan ini mengikuti global, serta kekhawatiran akan dampak El Nino.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies Hasran menjelaskan, kenaikan harga gula di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga gula dunia, kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan tenaga kerja.

"Selain itu juga karena kekhawatiran dampak El Niño pada panen tebu tahun 2023-2024 serta penetapan harga beli di tingkat petani oleh pemerintah yang lebih tinggi,” Ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/9/2023).

Harga gula telah terpantau naik di atas harga acuan penjualan ditingkat konsumen yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional yang sebesar Rp 14.500 -15.500 tergantung wilayahnya. Harga gula rata-rata sudah naik sebesar Rp 500 per kilogram di tingkat konsumen.

Indonesia masih banyak bergantung pada impor untuk pasokan gulanya dan harga gula di pasaran internasional sudah meningkat dalam dua bulan terakhir akibat penurunan produksi di beberapa negara produsen utama seperti India, Thailand dan Brazil.

Tahun 2023 ini kebutuhan gula dalam negeri diperkirakan sebanyak 6 juta ton sedangkan produksi dalam negeri hanya mampu mensuplai sebanyak 2,2 juta to hingga perlu dipenuhi melalui pengadaan dari luar negeri dan ketergantungan pada impor ini terus meningkat sejak tahun 2014.

 

Lahan Tebu Terus Menyusut

Petani Tebu
Seorang petani membawa tebu untuk dijual di pabrik gula di Modinagar di Ghaziabad, New Delhi, (31/1). Pemerintah India akan fokus pada sektor pertanian dalam anggaran tahunannya yang dirilis pada 1 Februari. (AFP Photo/Prakash Singh)

Sementara itu produksi dalam negeri juga cenderung berkurang seiring dengan penurunan luas lahan tebu di Indonesia.

Kenaikan harga pupuk di pasar internasional juga berandil dalam peningkatan harga gula sementara kekhawatiran bahwa El Niñol akan mempengaruhi panen tebu di tahun 2023-2024 membuat pasar merespon dengan peningkatan harga sejak dini.

Badan Pangan Nasional juga telah meningkatkan harga pembelian di tingkat petani sebesar 100 rupiah menjadi Rp 12.500 per kilogram merespon kenaikan harga gula internasional.

Untuk mengamankan pasokan gula dalam negerinya, pemerintah perlu meningkatkan produksi, termasuk dengan produktivitas yang lebih baik melalui penggunaan teknologi modern, penggunaan beni tebu berjengang serta penataan varietas.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya