Jumlah Orang Kaya di Dunia Bertambah Banyak, Sebagian Besar karena Warisan

Secara keseluruhan, jumlah miliarder global meningkat 7 persen menjadi 2.544 orang. Kekayaan gabungan mereka juga naik 9 persen menjadi USD 12 triliun, sebelum memperhitungkan inflasi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Nov 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 21:00 WIB
banner infografis miliarder
Jumlah miliarder dunia di setiap benua (liputan6,com/Deisy)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam setahun terakhir, jumlah orang kaya atau miliarder yang mengumpulkan kekayaan melalui warisan lebih banyak jika dibanding dengan kewirausahaan. Hal itu diungkapkan dalam laporan yang dibuat oleh bank asal Swiss, UBS.

Melansir CNN Business, Kamis (30/11/2023) laporan UBS mengungkapkan bahwa ahli waris miliarder lebih cenderung berfokus pada peluang dan tantangan besar yang dihadapi perekonomian global, dengan berinvestasi di sektor-sektor seperti energi ramah lingkungan dan kecerdasan buatan.

“Transfer kekayaan besar-besaran mendapatkan momentum yang signifikan seiring bertambahnya usia para miliarder ini,” ungkap Benjamin Cavalli, pengawas klien strategis di unit manajemen kekayaan global UBS.

“Ini adalah tema yang kami perkirakan akan terjadi lebih banyak lagi dalam 20 tahun ke depan karena lebih dari 1.000 miliarder memberikan sekitar USD 5,2 triliun kepada anak-anak mereka,” bebernya.

UBS (UBS), yang merupakan klien dari separuh miliarder dunia, menemukan bahwa total warisan telah mencapai USD 150,8 miliar mencakup 53 ahli waris selama 12 bulan hingga April.

Angka tersebut melebihi USD 140,7 miliar yang dikumpulkan oleh 84 miliarder baru selama periode tersebut.

Secara keseluruhan, jumlah miliarder global meningkat 7 persen menjadi 2.544 orang.

Kekayaan gabungan mereka juga naik 9 persen menjadi USD 12 triliun, sebelum memperhitungkan inflasi.

Namun, jumlah tersebut masih di bawah angka tertinggi sebesar USD 13,4 triliun yang tercatat pada tahun 2021, ketika komunitas miliarder global bertambah menjadi 2.686 individu menyusul peningkatan aset seperti saham dan properti pascapandemi.

Temuan laporan ini juga mencerminkan lemahnya pasar IPO pada tahun 2022 dan awal tahun 2023, yang membatasi peluang bagi pengusaha untuk mencatatkan bisnisnya, sehingga meningkatkan kekayaan mereka.

 

Eropa Tumbuh Paling Besar

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Untuk pertama kalinya, Eropa memimpin pertumbuhan kekayaan miliarder karena belanja pascapandemi, meningkatkan keuntungan dan harga saham perusahaan-perusahaan barang mewah terkemuka, yang berbasis di Prancis, salah satunya Bernard Arnault dan kelima anaknya.

Seperti diketahui, Arnault dikenal sebagai orang terkaya ketiga di dunia, dengan kekayaan bersih senilai USD 167 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Kekayaan Arnault telah melampaui kekayaan Elon Musk, bos Tesla dan bos Amazon Jeff Bezos, yang masing-masing memegang posisi nomor satu dan dua pada akhir tahun lalu.

 

Miliarder Teknologi

Meskipun para miliarder di bidang teknologi dan layanan kesehatan telah mengumpulkan kekayaan terbesar selama satu dekade terakhir, laporan tersebut menyoroti tanda-tanda awal membaiknya kekayaan para miliarder industri, termasuk orang-orang seperti Gautam Adani dari India, yang berada di balik konglomerat multinasional Adani Group, dan Mukesh Ambani dari Reliance Industry.

“Hal ini mungkin berlanjut di tengah insentif pemerintah di beberapa negara untuk mendorong transisi energi dan belanja pertahanan yang lebih tinggi,” kata laporan UBS.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya