Liputan6.com, Jakarta DKI Jakarta tercatat baru menempati urutan ke-74 dari 156 kota di dunia sebagai kota global berdasarkan Global City Index 2023.
Baca Juga
"Dari Global City Index kita posisi 74 dari 156 kota. Dan kalau berdasarkan Global Power City Index Jakarta menduduki ke-45 dari 48 (kota dunia," kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta, Sri Haryati, dalam Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Menurutnya, dilihat dari ranking tersebut, artinya masih diperlukan upaya yang lebih besar lagi dalam meningkatkan peringkat Jakarta dalam Global City Index.
Advertisement
"Masih sangat perlu upaya untuk menaikkan ranking Jakarta. Saya yakin tidak bisa dilakukan Pemerintah saja, tapi seluruh ya baik dari akademisi, pengusaha, dan lain-lain kita bersama-sama kita bisa," ujarnya.
Sebagai informasi, kota global atau global city adalah kota yang memiliki peran penting dalam pengintegrasian ekonomi transnasional, sehingga mampu menarik modal, barang, sumber daya manusia, gagasan, serta informasi secara global.
5 Karakteristik Global City
Lebih lanjut, Sri menyebut terdapat lima karakteristik global city, diantaranya pertama, aktivitas bisnis. Sebuah Kota Global harus mempunyai kekuatan ekonomi yang besar.
Karakteristik yang kedua yakni, sumber daya manusia. Ketiga, pertukaran informasi. Keempat, pengalaman budaya. Kelima, keterlibatan politik.
Disisi lain, kata Sri, DKI Jakarta dalam melakukan riset saja masih rendah. Padahal peran riset sangat berpengaruh sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan. "Bahwa salah satu kriteria kita yang masih rendah itu diriset dan development. Jadi, mudah-mudahan bisa bekerja sama dengan ISEI dan BI untuk bagaimana riset tentang Jakarta bisa terus dilakukan," pungkasnya.
Terbesar, Segini Kontribusi Jakarta ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta bersinergi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Jakarta menyelenggarakan Seminar Outlook Jakarta 2024 dengan tema "Optimalisasi Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilisasi”.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta, Inarno Djajadi, menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka diseminasi prospek ekonomi dan keuangan Jakarta 2024, serta menggali dan merumuskan sinergi yang diperlukan untuk mendorong sektor ekonomi potensial di Jakarta sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
"Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk apreasiasi atas peran Provinsi DKI Jakarta sebagai pilar ekonomi nasional tetapi juga sebagai wadah bagi kita semua untuk memahami, merumuskan, menggali potensi, serta peluang demi memperkuat ekonomi Jakarta sebagai kota global," kata Inarno dalam sambutannya di acara Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12/2023).Menurut Inarno, provinsi DKI Jakarta memiliki peran yang sangat signifikan. Tercatat, hingga kuartal III-2013 DKI Jakarta menyumbang sebesar 16,68 persen terhadap PDB Indonesia.
"Jakarta menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan dalam konteks aglomerasi ekonomi megapolitan Jabodetabek, Jakarta memberikan kontribusi hampir seperempat dari ekonomi nasional," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta
Lebih lanjut, Inarno menyebut Pertumbuhan ekonomi Jakarta masih solid, meskipun sedikit menurun pada triwulan III - 2023. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Jakarta mencerminkan adanya resiliensi, ketahanan, dan kekuatan di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.
Disamping itu, kata Inarno, sektor-sektor utama di DKI Jakarta seperti infokom, jasa keuangan, kontruksi dan industri pengolahan turut andil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. "Perlu kita apresiasi tingginya pertumbuhan sektor infokom yang mencapai 8,42 persen yoy menandakan adopsi teknologi digital yang semakin masif di Jakarta," ujarnya.
Advertisement
Peluang Pertumbuhan
Namun, di tengah peluang pertumbuhan yang terbuka lebar, menurutnya kita tidak bisa menutup mata terhadap resiko-resiko yang dihadapi baik dari sisi global maupun domestik, diantaranya ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tinggi, menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.
Inarno pun berharap melalui seminar outlook Jakarta 2024 dapat merumuskan gagasan-gasan, serta strategi terbaik untuk menghadapi tantangan tersebut.
"Kolaborasi antara Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan ISEI Cabang Jakarta diharapkn dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran inovatif yang dapat mengoptimalkan sektor ekonomi utama dan juga mendukung stabilitas pertumbuhan sektor ekonomi potensial di masa depan," pungkasnya.