Capres Anies Baswedan Sebut Ada Tol Trans Jawa Bikin Pengusaha Restoran hingga Hotel di Pantura Gulung Tikar

Capres Anies Baswedan menilai, tutupnya berbagai usaha di jalur Pantura tersebut akibat tidak adanya proses transisi pembangunan dari jalan non tol menjadi jalan tol Trans Jawa.

oleh Tim Bisnis diperbarui 12 Jan 2024, 10:51 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 10:51 WIB
Pemudik Mulai Padati Tol Trans Jawa
Kendaraan pemudik melintasi ruas Tol Semarang-Solo-Kertosono di kawasan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (8/6/2019). Kepadatan arus balik Lebaran 2019 mulai terlihat di tol Trans Jawa, tepatnya di Tol Semarang-Solo-Kertosono arah Jakarta. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan menyebut, tutupnya usaha restoran hingga hotel di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa imbas dari pembangunan jalan tol Trans Jawa yang tidak dilakukan secara baik oleh pemerintah.

Anies menilai, tutupnya berbagai usaha di jalur Pantura tersebut akibat tidak adanya proses transisi pembangunan dari jalan non tol menjadi jalan tol Trans Jawa.

"Kita membangun jalan tol sepanjang Pantura kita tidak memikirkan secara serius transisi dari non tol ke tol seluruh restoran mati seluruh hotel mati karena kita tidak memikirkan transisi dari non tol ke tol," ujar Anies Baswedan dalam Dialog Capres Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, ditulis Jumat (12/1/2024).

Anies mengatakan, akibat pembangunan tol Trans Jawa yang dilakukan tanpa disertai transisi yang baik mengakibatkan masyarakat di sekitar wilayah Pantura kehilangan lapangan pekerjaan. Imbasnya usaha restoran hingga hotel di sepanjang wilayah Pantura menjadi gulung tikar.

"Jadi, pengalaman nih bapak sekalian kita membangun jalan tol sepanjang Pantura kita tidak memikirkan secara serius transisi dari nonton ke tol," ujar Anies.

Oleh karena itu, Anies berharap pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dilakukan dengan transisi yang baik. Selain itu, perencanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan juga perlu melibatkan masyarakat sekitar untuk mencari solusi bersama.

"Ketika kita melakukan transisi itu, dua-duanya harus dihidupkan, harus ada penggantinya. Nah, apa solusinya percakapan dengan stakeholder yang akan ditinggalkan, dan stakeholder yang akan terlibat di dalam proses perubahan, menurut saya penyusunan road map-nya harus disepakati sama-sama," pungkas Capres Anies.

 

Kondisi Lapangan

Jalan tol Trans Jawa (Foto: INA)
Jalan tol Trans Jawa (Foto: INA)

Diketahui, kawasan pantai utara (pantura) Indramayu masih dipadati oleh kendaraan dari arah timur menuju Jakarta pada sepuluh tahun silam. Ramainya lalu lalang ini membuat banyak rumah makan hidup dan dijadikan tempat untuk beristirahat.

Namun dua tahun setelahnya jumlah mobil dan kendaraan besar yang melintas mulai mengalami penurunan. Kepadatan kendaraan sudah tidak terjadi saat libur bahkan hari raya yang biasanya mengalami penumpukan.

Usut punya usut lengangnya jalur pantura Jawa Barat ini karena dioperasikannya jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali).

Akses yang mudah dan cepat menjadi daya tarik pengguna kendaraan roda empat hingga lebih untuk meninggalkan jalur legendaris itu.

Kondisi ini membuat sederet rumah makan besar terlupakan dan terbengkalai hingga viral di media sosial. Bahkan, dari tahun ke tahun, bangunan rumah makan tersebut mengalami pelapukan dan sudah tidak tampak struktur bangunannya. Pada 2023, area tersebut dijadikan sebagai lokasi garasi bus seperti tertulis di unggahan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya