Liputan6.com, Jakarta Setelah resmi didirikan pada bulan November 2022, akhirnya Koperasi Digital Propertree berhasil menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara daring.
Diketahui, Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan forum bertemunya berbagai komponen koperasi, seperti pengurus, pengawas, hingga anggota yang wajib dilaksanakan setelah satu tahun tutup buku.
Baca Juga
Advertisement
“Alhamdulillah, memasuki satu tahun ini saya bersyukur kita sudah melalui perjalanan yang sangat berkesan dalam membangun ekosistem di bidang koperasi anak-anak muda, khususnya di bidang properti,” kata Ketua Koperasi Digital Propertree, Muhammad Lingga Naashiruddin, dikutip Sabtu (27/1/2024).
Sementara itu, pengawas koperasi Khaidir Aby Prasetyo mendefinisikan Koperasi Digital Properti sendiri sebagai pionir koperasi jasa berbasis digital yang bergerak di bidang koperasi properti.
Berbagai proyek properti yang sudah berhasil didanai oleh koperasi digital ini mencakup produk-produk seperti rumah tapak (landed house), villa, restoran (F&B), hingga salah satu minimarket ternama yaitu Indomaret. Total dana yang terserap untuk beragam proyek tersebut berkisar lebih dari Rp 6 miliar.
Seperti yang dipaparkan dalam RAT koperasi tersebut, Muhammad Lingga mengatakan bahwa dari total dana yang sudah dikeluarkan, terdapat laba bersih atau sisa hasil usaha sekitar Rp 114 juta.
“Hasil ini nanti akan kita tebar rata kepada seluruh pengurus dan anggota koperasi yang telah membantu, sehingga laba bersih ini bisa langsung didistribusikan H+7," tambahnya.
Platform Investasi
Hal ini tentu menjadi bukti bahwa Koperasi Digital Propertree mampu menjadi salah satu platform investasi yang aman dan menguntungkan. Apalagi dengan margin imbal hasil yang dibayarkan rutin setiap bulannya kepada para anggota.
Sejalan dengan itu, Muhammad Lingga juga menilai bahwa Koperasi Digital Propertree terus berkembang positif menemukan percepatan yang luar biasa dalam membangun ekosistem properti.
“Di tengah tantangan ekonomi dan dibarengi dengan adanya pemilu 2024, alhamdulillah kalau dilihat dari sejarah adanya Propertree dari tahun 2017, kita tetap stabil dan tidak terguncang,” ujar Muhammad Lingga.
Terus Berkembang
Menyadari hal tersebut, ketua Koperasi Digital Propertree Muhammad Lingga berharap bahwa koperasi ini bisa terus berkembang dan fokus dalam memenuhi kebutuhan pasarnya.
“Semoga tahun ini kita fokus pada produk-produk yang kita miliki dengan melakukan riset pasar dan mencari apa yang pasar butuhkan. Dengan adanya koperasi digital ini, semoga kita bisa semakin membuat percepatan,” pungkasnya.
Advertisement
Menteri Teten: ASEAN Harus Berani Klaim Global Hub Pertanian dan Perikanan Budidaya
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melakukan pertemuan bilateral dengan Deputi Menteri Hubungan Ekonomi dan Kebijakan Iklim Belanda Sandor Gaastra. Pertemuan ini untuk memperkuat kemitraan ekonomi, khususnya kewirausahaan dan rantai pasok global.
“Indonesia merupakan bagian dari ASEAN. Dalam konteks global, ASEAN perlu berani mengklaim dirinya sebagai global hub produksi pertanian dan perikanan budidaya,” kata Teten Masduki dalam rangkaian kunjungan kerja di Belanda, Kamis (25/1/2024).
Teten menjelaskan, produk perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia dan diprediksi meningkat setiap tahunnya. Negara-negara ASEAN khususnya Indonesia, Vietnam, dan Thailand juga berkontribusi sebesar 16,5 persen terhadap ekspor udang dunia.
“Tidak hanya perikanan, ASEAN juga merupakan hub produksi buah-buahan tropis dan pertanian. Nanas misalnya, menyumbang sekitar 27 persen produksi nanas dunia,” ujarnya.Lebih lanjut, untuk menjadi pusat pertanian dan budi daya perikanan global, ASEAN menghadapi tantangan dalam menyediakan ekosistem bisnis yang memfasilitasi usaha mikro dan kecil untuk tumbuh dan berkembang melalui koperasi dan kemitraan rantai pasokan.
“Saya tahu Belanda sangat kuat dalam rantai nilai global. Dalam kunjungan ini, kami ingin mendatangi beberapa UKM di Belanda yang terkait dengan rantai pasokan global. Khususnya di industri pertanian, akuakultur, dan manufaktur,” kata MenKopUKM.
Selain itu, kunjungan MenKopUKM ke Belanda juga dimaksudkan untuk mendapat informasi secara langsung tentang kebijakan dan program Belanda dalam mempromosikan UKM/Start-up.
Khususnya pengembangan kewirausahaan termasuk UKM/Start-up yang inovatif, program dukungan untuk UKM yang terlibat dalam rantai nilai global, program pitching untuk Start-up, dan program alokasi pengadaan pemerintah untuk UKM.
Tantangan UMKM
Dalam pertemuan tersebut, MenKopUKM menjabarkan, struktur populasi pengusaha Indonesia yang mencapai lebih dari 64 juta unit usaha dan 127 ribu koperasi. Peran UMKM dalam perekonomian nasional Indonesia sangat sentral, mengingat 99 persen pengusaha di Indonesia adalah pelaku UMKM.
“UMKM menyumbangkan kontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen, serta menyerap 97 persen dari total tenaga kerja. Namun, rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47 persen dan rasio rantai nilai global sebesar 4,1 persen,” katanya.
Menteri Teten, menyebut terdapat tiga tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia yaitu, Akses Pembiayaan dan Permodalan, Akses Pasar dan Promosi, serta Akses Bahan dan Alat Produksi.
Untuk itu, dalam mengatas tiga tantangan tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memiliki empat strategi besar dalam upaya pengembangan koperasi dan UMKM.
Pertama, Akses Pasar dan Ekspansi Digital. Kedua, Peningkatan Akses terhadap Pembiayaan. Ketiga, Perluasan Kemitraan Strategis, serta keempat, Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UMKM.
“Terkait dengan program Pengembangan Kewirausahaan Nasional, kami melaksanakan beberapa program pendukung lainnya. Yaitu Entrepreneur Development (Konsultasi dan Pendampingan Bisnis), iStartup.id (Inkubasi dan Akselerasi Bisnis), EFF (Program Akses Finansial), E-Hub (Platform Ekosistem Wirausaha Terpadu), dan Transformasi Digital UMKM,” kata Menteri Teten.
Advertisement