Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05%, Pelemahan Rupiah Tertahan di 15.743 per Dolar AS

Pada perdagangan hari ini, Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp15.680 per dolar AS hingga Rp15.738 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Feb 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 10:15 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pada Selasa (6/2/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka merosot 35 poin atau 0,22 persen menjadi 15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.708 per dolar AS (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan pada perdagangan Selasa ini. Namun pelemahan rupiah tidak terlalu dalam karena terbantu data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menyentuh 5,05% sepanjang 2023.  

Pada Selasa (6/2/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka merosot 35 poin atau 0,22 persen menjadi 15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.708 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, pelemahan rupiah pada hari ini tertahan oleh data ekonomi Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan 5,05 persen secara year on year (yoy).

"Sesuai ekspektasi, Badan Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen pada 2023. Perekonomian Indonesia masih didukung oleh konsumsi dan investasi. Rilis data ini diharapkan dapat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," kata Reny dikutip dari Antara. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di tengah ekonomi global yang melambat itu ditopang oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu), serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sementara itu, Reny menuturkan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini utamanya dipengaruhi oleh sentimen global terkait waktu penurunan suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR) yang masih belum jelas. Sentimen tersebut menyebabkan rupiah melemah.

"Pergerakan pasar uang global masih volatile dipengaruhi sentimen eksternal terutama waktu pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih penuh ketidakpastian," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi AS

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah data inflasi AS dirilis meningkat, sejalan dengan sejumlah pejabat bank sentral AS atau The Fed yang juga mengindikasikan kebijakan yang masih hawkish sehingga potensi suku bunga AS pada levelnya saat ini masih akan dipertahankan beberapa waktu ke depan.

Di sisi lain, konsensus pasar menurut CME Fedwatch Tools memperkirakan Fed Funds Rate akan mulai diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Mei 2024, mundur dibandingkan perkiraan sebelumnya untuk dapat turun di bulan Marer 2024.

Setelah rilis data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pada pekan lalu, pelaku pasar kembali melakukan aksi beli terhadap dolar AS sekaligus mendukung fenomena higher for longer Fed Funds Rate lebih lanjut.

Pada perdagangan hari ini, Reny memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp15.680 per dolar AS hingga Rp15.738 per dolar AS.

Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya