Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) meskipun inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) menyeret pasar saham lebih rendah.
Dikutip dari CNBC, Rabu (14/2/2024), harga minyak dunia untuk West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret naik 95 sen, atau 1,24% menjadi USD 77,87 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan April berada di level USD 82,77 per barel, naik 77 sen atau 0,94%.
Baca Juga
Harga minyak tetap memperoleh keuntungan meskipun inflasi meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Januari. Indeks harga konsumen AS meningkat 3,1% secara tahunan dibandingkan dengan perkiraan 2,9%.
Advertisement
Pasar tidak lagi mengandalkan pemotongan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pada bulan Mei, menurut CME FedWatch Tool . Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang mendorong permintaan minyak.
Harga minyak mentah AS dan patokan global sebagian besar berakhir datar pada hari Senin setelah menguat lebih dari 6% minggu lalu karena perang Israel-Hamas yang terus berlangsung. Hal ini menyoroti risiko yang berkelanjutan terhadap pasokan minyak mentah jika konflik semakin menyebar.
WTI kesulitan untuk keluar dari kisaran harga USD 68 hingga USD 78 per barel di tengah ketidakpastian perang di Timur Tengah dan ketidakpastian prospek pasokan dan permintaan minyak untuk tahun ini.
Harga Minyak WTI dan Brent Kompak Naik
Namun WTI dan Brent masing-masing naik sekitar 8,68% dan 7,44% untuk tahun ini.
“Harga minyak telah tertahan oleh apa yang terjadi, atau tidak, di Timur Tengah,” John Evans, Analis di Pialang Minyak PVM..
“Semua konsekuensi yang ada dapat segera dibatalkan oleh tindakan yang tidak diinginkan, rudal atau perjanjian perdamaian yang tiba-tiba dan harga minyak mentah akan bergerak USD 10/barel,” tulis Evans.
Prediksi Pasar Minyak Dunia Hari ini
OPEC memperkirakan pasar minyak mentah akan ketat tahun ini dengan perkiraan permintaan akan tumbuh sebesar 2,2 juta barel per hari. Sementara produksi minyak di luar kartel diperkirakan meningkat sebesar 1,2 juta barel per hari. Hal ini berarti terjadi defisit pasokan minyak tahun ini kecuali OPEC membatalkan pengurangan produksinya.
Namun kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan kepada Bloomberg News bahwa pasar minyak harus tetap “nyaman” tahun ini kecuali terjadi lebih banyak gejolak geopolitik atau cuaca ekstrem.
Konsumsi minyak akan meningkat sebesar 1,2 hingga 1,3 juta barel per hari tetapi produksi di AS, Brasil, Kanada, dan Guyana akan memenuhi permintaan tersebut, kata kepala IEA Fatih Birol kepada Bloomberg.
Advertisement
Konflik di Gaza
Dalam upaya untuk membendung konflik Timur Tengah, Presiden Joe Biden mengirim Direktur CIA William Burns ke Kairo untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata sementara di Gaza dengan imbalan Hamas membebaskan sandera dan Israel membebaskan tahanan Palestina.
Kedatangan Burns di Timur Tengah terjadi ketika desakan gencatan senjata terhenti pekan lalu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan Hamas untuk menghentikan pertempuran.
Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan serangan Israel di Gaza dan menyerang kota Rafah di selatan di perbatasan Mesir, sehingga meningkatkan ketegangan dengan Kairo.
Perang Israel-Hamas telah menarik AS dan Iran lebih dekat ke konfrontasi langsung, yang dikhawatirkan oleh para analis geopolitik dan pasar minyak akan membatasi pasokan jika terjadi gangguan di Selat Hormuz.