Bos Bapanas Bantah Bantuan Pangan Pemerintah Bikin Beras Lenyap di Pasaran

Bantuan pangan beras disalurkan pada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Jika ada 4 orang dalam satu keluarga, maka, total yang menerima beras ditaksir sebanyak 89 juta orang.

oleh Arief Rahman H diperbarui 24 Feb 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 11:30 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Hingga 19 Februari 2024, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Perum Bulog mencapai 1,4 juta ton. Penyerapan beras yang bersumber dari petani dalam negeri di tahun ini realisasinya telah menyentuh angka 107 ribu ton. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membantah penyaluran bantuan pangan beras membuat sebaran beras menipis di pasaran. Dia menegaskan bantuan pangan beras ini mencakup hampir sepertiga jumlah populasi Indonesia.

Arief mengatakan, bantuan pangan beras disalurkan pada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dia mengasumsikan ada 4 orang dalam satu keluarga, maka, total yang menerima beras ditaksir sebanyak 89 juta orang.

“Program bantuan pangan beras ini, memang harus dilaksanakan oleh negara kepada 22 juta KPM tiap bulannya. Dengan ini, sedikit banyak dapat menahan demand masyarakat terhadap konsumsi beras," kata Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (24/2/2024).

"22 juta KPM itu kalau secara individu sampai sekitar 89 juta atau artinya hampir sepertiga rakyat Indonesia yang diberikan beras gratis oleh pemerintah,” tambahnya.

Dengan permintaan yang menurun tadi, stok beras di pasar seharusnya tidak terganggu karena sejumlah masyarakat sudah mendapat bantuan gratis. Dengan demikian, dia membantah hal itu jadi penyebab beras langka di pasaran.

“Jadi tidak benar bahwa penyaluran banpang (bantuan pangan) ini malah akan dapat sebabkan keterbatasan beras di pasar. Pemerintah komitmen menggencarkan melalui berbagai program demi ketersediaan stok pangan strategis di masyarakat. Kita sama-sama nantikan produksi beras nasional yang terus di akselerasi oleh teman-teman di Kementerian Pertanian,” urainya.

Perlu diketahui, hingga 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Perum Bulog mencapai 1,4 juta ton. Penyerapan beras yang bersumber dari petani dalam negeri di tahun ini realisasinya telah menyentuh angka 107 ribu ton. Sementara untuk stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPP) hingga minggu kedua Februari, total secara keseluruhan terdapat 7,5 ribu ton. 

Alasan Presiden Kasih Bantuan Beras

Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan pangan beras ke masyarakat di Maros, Sulawesi Selatan. Dia mengatakan penyaluran bantuan ini akan dilakukan hingga Juni 2024, dan bisa diperpanjang.

"Apa sudah terima Januari dan Februari, Maret, April, Juni akan terima lagi. Ibu Bapak akan menerima 10 kg. Nanti setelah Juni saya akan lihat lagi APBN kita. Kalau cukup," ucapnya.

Dia lantas memberikan alasan pemerintah menggelontorkan bantuan beras 10 kilogram (kg) per keluarga. Utamanya, karena harga beras di Indonesia sedang meningkat.

"Kenapa Ibu Bapak semua diberi bantuan pangan beras 10 kg? karena harga beras naik. Kenapa naik? karena ada perubahan musim, ada El Nino dan itu tidak hanya dialami negara kita. Tapi di negara lain juga mengalami yang sama, hanya saja di negara lain tidak diberi 10 kg setiap bulan. Bedanya itu," ungkap Kepala Negara. 

Harapan Pedagang

Kelangkaan Beras di Jakarta Akibat Gagal Panen
Sejumlah jenis beras dijual di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2023). Menurut pekerja salah satu agen, kelangkaan beras yang terjadi saat ini akibat gagal panen di daerah pemasok. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Harga beras di pasar tradisional masih cukup tinggi, baik kualitas medium maupun kualitas premium. Para pedagang pun meminta pemerintah mengambil langkah tepat menurunkan harga di pasaran.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan berharap rencana Bulog mengguyur beras ke pasaran bisa efektif. Dia ingin hal tersebut bisa menyentuh seluruh pasar di Indonesia.

"Kami kira Bulog ingin mengguyur berasnya ke pasar ya kami apresiasi, jadi pengaruhnya kita lihat ke depan jika Bulog mengguyur secara masif dan merata di seluruh pasar tradisional di seluruh Indonesia," ucap Reynaldi kepada Liputan6.com, Kamis (22/2/2024).

Dia berharap, harga beras bisa turun menjelang momen Ramadan 2024. Mengingat lagi, mendekati Ramadan biasanya harga pangan ikut merangkak naik, termasuk beras.

"Pedagang hanya berharap menjelang ramadan itu seluruh kondisi pasokan komoditas bahan pokok itu bisa dijangkau harganya kemudian pasokannya juga melimpah, terlebih panen raya," tuturnya.

"Maka pemerintah menyerap seluruh hasil pertanian dan langsung didistribusikan ke sejumlah pasar-pasar," sambung Reynaldi.

Optimalkan Sentra Pertanian

Dia meminta pemerintah bisa memaksimalkan penyerapan produk pertanian pada panen raya mendatang. Menurutnya, langkah ini sebagai cara jitu untuk menekan harga di tingkat konsumen.

"Maka penting untuk mengoptimalisasi sentra-sentra pertanian yang ada agar pemerintah mampu untuk menyerap seluruh hasil pertanian, baik itu bahan pertanian dari petani kemudian hasil pertanian holtikuktura yang lain agar dioptimalisasi sehingga harga-harga yang hari ini terpantul tinggi bisa di tekan," urainya.

Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi
Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya