Sri Mulyani Waspadai Tantangan Ekonomi Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, ketidakpastian ekonomi global dan risikonya masih sangat tinggi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Mar 2024, 14:51 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2024, 14:51 WIB
Sri Mulyani.
Sri Mulyani saat menghadiri BRI Microfinance Outlook 2024 di Menara BRILiaN, Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Foto: Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, ketidakpastian ekonomi global dan risikonya masih sangat tinggi.

Hal itu terlihat dari berbagai berita yang beredar dalam beberapa waktu terakhir, salah satunya mengenai bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve yang diyakini akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu lama, dan pasar sudah mengantisipasi.

“Artinya market tadinya berharap akan ada penurunan dalam waktu yang segera, namun tanda-tandanya akan masih dalam kondisi suku bunga tinggi atau menjaga suku bunganya tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, disiarkan pada Selasa (19/3/2024).

“Ini artinya likuiditas global masih akan ketat, dan aliran dana portofolio yield negara-negara emerging termasuk ke Indonesia nanti akan terpengaruh, atau terjadi aliran dana yang cenderung keluar,” lanjutnya.

Sri Mulyani menambahkan, hal ini dikhawatirkan akan menekan beban biaya bunga, karena kemudian yield dari suku bunga surat berharga juga akan terpengaruh oleh aliran modal tersebut, dan juga terpengaruh kepada nilai tukar terhadap negara-negara tersebut.

Kedua, risiko lainnya pada perekonomian global adalah tensi geopolitik yang meningkat.

“Karena geopolitik ini memberikan suatu ketidakpastian terhadap berbagai kebijakan ekonomi, keuangan, dan perdagangan. Proteksionisme makin tinggi, maka investasi akan terdisrupsi, dan ini tentu akan mempengaruhi terhadap kinerja dari perekonomian global dan negara-negara yang akan terpengaruh,” jelas Menkeu.

 

Risiko Lainnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti kenaikan inflasi pangan menjelang ramadan dan idulfitri atau lebaran 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti kenaikan inflasi pangan menjelang ramadan dan idulfitri atau lebaran 2024 (dok: Arief)

Risiko lainnya, adalah digitalisasi, perubahan iklim dan krisis demografi yaitu kecenderungan terjadinya populasi yang menua di negara-negara maju. 

Perkembangan teknologi dari artificial intelligence juga sekarang sudah dianggap sebagai the top 2 atau second highest global risk. Kemudian Climate Change dianggap sebagai resiko paling atas dari global dan juga populasi yang semakin menua ini akan juga menimbulkan dampak terhadap kinerja perekonomian,” imbuh Sri Mulyani.

Indonesia Pertahankan Kinerja Ekonomi Kisaran 5 Persen

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menyoroti pertumbuhan ekonomi negara utama, termasuk Indonesia.

“Di tahun 2023, terlihat hanya 4 negara yang punya pertumbuhan di atas 5 persen; India Filipina, Indonesia dan China,” paparnya.

“Untuk 2024 ini kita lihat India, Filipina,

Vietnam, dan Indonesia yang di atas 5 persen. Jadi kita lihat memang Indonesia tetap konstan sekitar 5 persen atau sedikit di atas, sedangkan negara-negara lain mungkin cukup struggle untuk bisa mencapai level atau mantain level itu,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya