Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian China diprediksi mengakhiri kuartal pertama 2024 dengan penguatan. Hal itu diungkapkan dalam survei bisnis yang diterbitkan oleh China Beige Book, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Amerika Serikat.
"Perekonomian jelas membaik pada Maret, berkat aktivitas industri yang lebih baik dan belanja ritel yang lebih kuat," kata Shehzad H. Qazi, chief operating officer di China Beige Book, dikutip dari CNBC International, Senin (1/4/2024).
Baca Juga
Data resmi China mengenai penjualan ritel, produksi industri dan investasi aset tetap untuk Januari dan Februari melampaui ekspektasi secara keseluruhan.
Advertisement
Angka-angka untuk dua bulan pertama dalam satu tahun biasanya dilaporkan bersama-sama untuk memperhitungkan libur Tahun Baru Imlek selama seminggu, yang mengikuti kalender agraris.
China Beige Book mengatakan, pihaknya mensurvei 1.436 perusahaan di China pada periode 1 dan 23 Maret 2024, yang terbagi secara kasar antara perusahaan milik negara dan bukan milik negara.
"Data China Beige Book bulan Maret menunjukkan perekonomian siap untuk mengakhiri kuartal pertama dengan kuat," kata perusaan riset itu.
"Pertumbuhan pendapatan meningkat pesat pada bulan lalu sementara kenaikan harga meningkatkan margin," bebernya.
Biro Statistik Nasional China dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama pada 16 April mendatang.
Pada awal Maret 2024, China mengumumkan akan menargetkan pertumbuhan sekitar 5% untuk tahun ini. Beberapa analis mengatakan ini adalah target yang ambisius mengingat tingkat stimulus pemerintah yang diumumkan saat ini.
China Beige Book menemukan dunia usaha telah menarik kembali pinjaman karena suku bunga yang lebih tinggi, tetapi juga mengamati tanda-tanda jeda pada sisi pinjaman.
"Pengamat pasar sebagian besar telah melewatkan pelonggaran kebijakan substansial yang kami lacak selama setahun terakhir, dan sekarang beberapa pemberi pinjaman mungkin mulai mengerem," kata laporan itu.
Sektor Ketenagakerjaan Membaik
"Pekerjaan mencatat peningkatan terpanjang sejak akhir tahun 2020," China Beige Book menyoroti, mencatat bahwa setiap sektor kecuali jasa mengalami peningkatan pertumbuhan lapangan kerja.
Belanja ritel meningkat di semua subsektor, kecuali barang mewah, tambah laporan itu.
Sementara di sektor real estat, laporan tersebut mengungkapkan, meskipun sektor perumahan masih menunjukkan penurunan penjualan, penjualan komersial dan konstruksi meningkat secara signifikan.
Manufaktur mengalami pertumbuhan produksi dan pesanan domestik sejak bulan Februari, namun pesanan ekspor turun
Data resmi menunjukkan investasi pada real estat China turun 9% dalam dua bulan pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, investasi di bidang infrastruktur meningkat sebesar 6,3% pada periode tersebut, sementara sektor manufaktur mengalami peningkatan sebesar 9,4%.
Advertisement
IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Melesat, Ini Syaratnya
Dengan paket reformasi pro-pasar yang komprehensif, perekonomian China diprediksi akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan perkiraan penurunan sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva.
"Pertumbuhan tambahan ini berarti perluasan ekonomi riil sebesar 20 persen selama 15 tahun ke depan, dalam istilah saat ini, seperti menambah USD 3,5 triliun pada perekonomian China," kata Georgieva dalam pidatonya di Forum Pembangunan China, dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/3/2024).
Georgiva pun menyerukan langkah-langkah untuk meningkatkan keberlanjutan sektor properti, dan mengurangi risiko utang.
Menurutnya, langkah tegas untuk mengurangi stok perumahan yang belum selesai dan memberikan lebih banyak ruang untuk koreksi berbasis pasar di sektor properti, dapat mempercepat solusi permasalahan sektor properti saat ini dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.
China juga perlu lebih bergantung pada konsumsi domestik, kata Georgieva.
Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan, meningkatkan daya beli keluarga dan memperluas sistem jaminan sosial, termasuk sistem pensiun, namun tetap bertanggung jawab secara fiskal.
Dalam kesempatan itu, Georgiva juga mendorong China agar membangun kerangka peraturan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang kuat, seraya mencatat bahwa China memimpin negara-negara berkembang dalam hal kesiapan AI.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan bahwa pemerintahannya akan lebih mengoptimalkan kebijakan properti.
Awal bulan ini, PM Li Qiang mengumumkan sasaran pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen pada tahun ini, sebuah target yang menurut beberapa analis ambisius.
China Segera Keluarkan Standarisasi Industri AI
Pada bulan Januari 2024, Kementerian Perindustrian China mengeluarkan rancangan pedoman untuk standarisasi industri AI, dan berencana menerapkan standar nasional dan industri pada tahun 2026 mendatang.
"(China) memiliki potensi besar dalam memajukan ekonomi hijau", kata Direktur Pelaksana IMF.
IMF Sarankan China Perluas Sistem perdagangan Emisi
Meskipun China memimpin dalam penggunaan energi terbarukan, menurut Georgiva, negara ktu masih perlu menjual lebih banyak listrik sesuai harga pasar, agar dapat melakukan dekarbonisasi dengan lebih efisien.
Dia juga merekomendasikan China memperluas sistem perdagangan emisi (ETS) ke sektor industri.
ETS, yang saat ini mencakup sektor ketenagalistrikan, diperkirakan akan mencakup sektor-sektor baru seperti semen dan aluminium pada akhir 2025.
Advertisement