Liputan6.com, Jakarta Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), Dian Andyasuri mengungkapkan porsi partisipasi perempuan di Industri pertambangan di Indonesia masih kecil. Secara global saja, data menunjukkan perempuan mewakili sekitar 8 hingga 17 persen dari tenaga kerja pertambangan global.
Dian mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan partisipasi perempuan di industri pertambangan masih belum sebesari di Australia yaitu seperti lokasi kerja yang jauh hingga jam kerja.
“Jika dibandingkan dengan Australia, lokasi tambang cenderung lebih dekat dengan perkotaan, sekitar 2 hingga 4 jam. Sedangkan dibandingkan Indonesia, jarak ke tambang ada yang mencapai 10 jam,” kata Dian dalam Diskusi Woman in Mining Day, dikutip Jumat (14/6/2024).
Advertisement
Selain itu, Dian menjelaskan secara regulasi di Australia terkait kesetaraan ini lebih maju sehingga ini turut mendorong industri pertambangan di Australia. Meskipun begitu, Dian percaya partisipasi perempuan di industri mining di Indonesia akan terus tumbuh, Dirinya yakin banyak talenta perempuan di Indonesia yang mumpuni di bidang ini.
Selanjutnya, jam kerja serta penjadwalan kerja atau Roster turut menjadi faktor mengapa partisipasi perempuan di industri pertambangan masih kecil di Indonesia.
Jika dibandingkan Australia, ada Roster yang disesuaikan khusus perempuan, sehingga perempuan bisa melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga baru bekerja di site pertambangan.
“Australia itu mereka ada sita yang bahkan ada roster khusus untuk perempuan gitu jadi roster ini mulai ketika jam sekolah mulai, roster nya selesai ketika jam sekolah udah mau selesai. Jadi mereka bisa mengurus anak-anak mereka. Mereka juga bisa menjemput anak mereka dari sekolah karena jarak lokasi tambang yang tidak terlalu jauh,” jelas Dian.
Optimis Bertumbuh
Dian menjelaskan, partisipasi perempuan di industri pertambangan terus meningkat meskipun porsinya masih kecil di Indonesia. Jika dibandingkan dengan Australia, pekerja perempuan di industri pertambangan lebih besar dan mengisi berbagai posisi.
“Kalau di Australia beda, mulai dari direktur hingga operator sudah ada perempuannya, jadi kalau kita ke pertambangan, isinya tuh loader atau truck yang besar dikendarai oleh perempuan, kalau kita di Indonesia belum, tetapi kita di Delta Dunia Group sudah punya 1 mekanik perempuan, itu sudah terasa pencapain,” jelas Dian,
Di Delta Dunia Group sendiri Dian menuturkan, keragaman, kesetaraan, dan inklusi (diversity, equality and inclusion) adalah fondasi yang memperkuat bisnis dan mendorong kesuksesan.
Dengan 50% karyawan perempuan di tingkat manajerial dan 33% komposisi direktur perempuan di jajaran direksi.
Advertisement
Tantangan Bekerja di Industri Pertambangan
Adapun menurut Dian ada beberapa tantangan yang dihadapi perempuan jika bekerja di industri pertambangan, salah satunya adalah soal kulit. Menurutnya, perempuan cenderung memperhatikan soal kulit, sehingga hal itu menjadi tantangan jika pekerja di lokasi pertambangan.
Selain itu, lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki terkadang membuat perempuan tidak nyaman hingga fasilitas yang ada di kawasan pertambangan sangat perlu diperhatikan.
“Biasanya ada mess khusus perempuan yang setidaknya itu di mass untuk senior leader jadi pasti itu sudah terjamin kan. Namun, kalau mereka jadi operator atau jadi itu fasilitasnya yang kita lagi coba bagaimana sih supaya kita bisa lebih akomodir kalau perempuan masuk kesitu,” jelas Dian.
Di Delta Dunia Group, Dian menjelaskan pihaknya bersama-sama memberikan keamanan hingga tumbuh bersama dengan seluruh pegawainya baik itu perempuan atau laki-laki. Ia juga menuturkan pihaknya terus meningkatkan keberagaman dan memberikan bagi para pekerja perempuan.
Hal itu ditunjukkan dengan berbagai program yang diberlakukan khusus pegawai perempuan seperti mentoring untuk bisa terus berkembang dan merasa aman serta terlindungi bekerja di industri pertambangan.