Harga Emas Diramal Masih Bergejolak, Tembus Level Berapa?

Harga emas masih terjebak dalam rentang perdagangan yang relatif sempit. Harga emas tidak mampu mempertahankan kenaikan berkelanjutan di atas USD 2.350 per ounce. Pada Minggu, 23 Juni 2024, harga emas dunia berada di kisaran USD 2.320 per ounce.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Jun 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia. Harga emas masih terjebak dalam rentang perdagangan yang relatif sempit. Harga emas tidak mampu mempertahankan kenaikan berkelanjutan di atas USD 2.350 per ounce. Pada Minggu, 23 Juni 2024, harga emas dunia berada di kisaran USD 2.320 per ounce. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas masih terjebak dalam rentang perdagangan yang relatif sempit. Harga emas tidak mampu mempertahankan kenaikan berkelanjutan di atas USD 2.350 per ounce. Pada Minggu, 23 Juni 2024, harga emas dunia berada di kisaran USD 2.320 per ounce.

Para analis komoditas masih sangat optimis terhadap harga emas dunia dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek analis masih memprediksi adanya gejolak harga. Hal ini terutama saat musim perdagangan musim panas dimulai, investor tidak akan melihat kenaikan dalam waktu dekat.

Kepala Riset Capitalight Research, Chantelle Schieven mengatakan investor harus bersiap menghadapi volatilitas yang lebih tinggi di pasar emas. Dia menjelaskan secara tradisional, pasar musim panas mengalami likuiditas yang lebih rendah, yang dapat menghasilkan volatilitas yang lebih tinggi. 

Pada saat yang sama, ketidakpastian pasar masih sangat tinggi karena pasar mencoba menebak langkah Federal Reserve selanjutnya.

“Emas tertahan di sini, dan bereaksi terhadap segalanya karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Federal Reserve,” kata Schieven, dikutip dai Kitko, Minggu (23/6/2024).

Meskipun begitu, Schieven mengatakan emas telah mencapai harga dasar yang kokoh di kisaran USD 2.280 per ounce.

Kemudian, Chief Investment Officer di Zaye Capital Markets, Naeem Aslam mengatakan dia memperkirakan emas akan tetap mendapat dukungan yang baik dalam waktu dekat karena para pedagang menggunakan logam mulia untuk melakukan lindung nilai terhadap posisi mereka menjelang liburan musim panas.

“Kami terus mempertahankan pendirian kami jalur dengan resistensi paling kecil akan terus berlanjut untuk konsolidasi kecuali kami mendapat lebih banyak keributan dari anggota FOMC,” jelas Aslam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Mampu Pertahankan Kenaikan

Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Meskipun emas tidak mampu mempertahankan kenaikan di atas USD 2.350 selama lima minggu terakhir, Analis Pasar Senior di Trade Nation, David Morrison mengatakan dia tetap konstruktif terhadap emas.

Sentimen Pekan Terakhir Juni 2024

Kalender ekonomi AS sepanjang pekan depan tidak terlalu pada, tetapi ada cukup banyak laporan yang akan menciptakan volatilitas pada emas. Fokus minggu depan adalah pada Jumat yaitu laporan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve.

Beberapa analis mengatakan data inflasi yang lemah dapat memperkuat penurunan suku bunga di bulan September, yang akan mendukung harga emas.


Harga Emas Dunia Tersungkur Sambut Akhir Pekan

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024. Koreksi harga emas didorong penguatan dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.

Hal ini terjadi setelah data menunjukkan aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang kuat.

Mengutip CNBC, Sabtu (22/6/2024), harga emas di pasar spot merosot 1,7 persen ke posisi USD 2.319,95 per ounce. Harga emas berjangka di Amerika Serikat (AS) turun 1,6 persen ke posisi USD 2.331,20.

Di sisi lain, harga platinum naik 1,8 persen menjadi USD 995,78 per ounce, sedangkan harga perak turun 3,7 persen menjadi USD 29,57. Namun, dua logam ini catat kenaikan mingguan.

“Kami mungkin melihat reaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi dan berlanjutnya penguatan dolar AS setelah data yang dirilis sebelumnya,” ujar Head of Commodity Strategies TD Securities, Bart Melek seperti dikutip dari CNBC.

Aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang merangkak naik ke level tertinggi dalam 26 bulan pada Juni 2024 di tengah pulihnya lapangan kerja. Sebelumnya pada Kamis menunjukkan permohonan tunjangan pengangguran AS untuk pertama kalinya turun secara moderat pada pekan lalu.

 


Sentimen Penguatan Dolar AS

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Di sisi lain, dolar AS naik 0,2 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh minggu sehingga membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik tipis setelah data AS rilis.

Pelaku pasar saat ini prediksi kemungkinan 63 persen penurunan suku bunga the Fed pada September, sedikit berubah dari Kamis malam, menurut CME FedWatch Tool. Adapun suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, palladium di pasar spot naik 3,2 persen menjadi USD 953,17 per ounce setelah naik 11,2 persen menjadi USD 1.027,04 di awal sesi perdagangan.

“Ada beberapa pembelian palladium ETF secara signifikan baru-baru ini yang menyebabkan kekurangan fisik dalam jangka pendek dan membuat pasar berjangka mengalami kemunduran,” ujar Independent Metals Trader Tai Wong

Ia prediksi volatilitas akan berlanjut selama beberapa hari lagi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya