Liputan6.com, Jakarta - Etihad Airways, maskapai penerbangan nasional UEA, mendarat untuk pertama kalinya di Denpasar, Bali. Hal ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dan destinasi pulau surga tersebut.
Penerbangan perdananya, EY476, dirayakan di Bandara Internasional Zayed sebelum lepas landas. Setibanya di Denpasar, pesawat disambut dengan penghormatan meriam air tradisional (traditional water cannon salute). Selain itu, Kapten Etihad juga mengibarkan bendera UEA dan Indonesia dari kokpit untuk merayakan peluncuran koneksi langsung tersebut.
Baca Juga
Layanan baru ini beroperasi empat kali seminggu, menggunakan Boeing 787-9 Dreamliner canggih yang dilengkapi kursi Business Studios dan Economy Smart yang terkenal dari Etihad. Dengan 28 kursi di Kelas Bisnis dan 262 kursi di Kelas Ekonomi yang dilengkapi dengan sistem hiburan E-Box Etihad, tenaga listrik di kursi, dan konektivitas Wi-Fi dalam penerbangan, para tamu dapat mengharapkan pengalaman perjalanan yang nyaman dan menyenangkan, dilengkapi dengan layanan dan keramahtamahan kelas dunia.
Advertisement
“Saya merasa terhormat disambut di pulau ini hari ini, dan bangga bisa membawa penerbangan penuh dalam perjalanan perdana kami ke Bali.” kata Chief Revenue and Commercial Officer Etihad, Arik De dalam keterangan tertulis, Jumat (5/7/2024).
“Kami sangat senang dapat menambahkan Bali ke dalam daftar destinasi yang kami layani langsung dari Abu Dhabi. Ini menjadi destinasi kedua kami di Indonesia, setelah Jakarta. Kami berharap dapat menghubungkan tamu-tamu kami dari Timur Tengah, Eropa, dan seluruh jaringan global kami dengan pulau tropis Indonesia.”
Pulau Bali memiliki sesuatu untuk ditawarkan bagi para pencari petualangan dan pencari suasana sosial dinamis, serta mereka yang mencari budaya, ketenangan dan kebugaran.
Awal bulan ini, Etihad juga meluncurkan penerbangan baru ke Al Qassim di Kerajaan Arab Saudi, Jaipur di India, serta destinasi musiman musim panas ke Antalya, Málaga, Mykonos, Nice, dan Santorini.
Penerbangan Indonesia Dikomplain Turis Jepang, Luhut: Masa Bikin Orang Menderita
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mempersilakan pihak maskapai asing yang ingin menyediakan rute penerbangan dari dan menuju Indonesia.
Alasannya, ia tidak ingin persaingan industri maskapai penerbangan yang sempit di dalam negeri membuat banyak penumpang kesulitan. Pasalnya, situasi itu menjadikan tarif tiket pesawat melambung.
"Sekarang kita mau dorong airline asing masuk ke dalam, tapi kita tata. Jadi misalnya dulu ada aturan tidak boleh majority sahamnya. Kalau kau enggak bisa penuhin, masa orang menderita. Sektor wisata kita rusak kan," tegas Menko Luhut di Bali, Rabu (15/5/2024).
Luhut juga mengaku telah mendengar keluhan dari penumpang pesawat asal Jepang, yang menyoroti rute penerbangan di Tanah Air dikuasai hanya oleh sedikit kelompok saja.
"Sama seperti Garuda nih sekarang. Tadi penumpangnya complaint, dari Jepang, begitu banyak orang mau naik, airline-nya kurang, musti lewat mana, akhirnya mahal," ungkap dia.
Adapun sejumlah maskapai asing telah mengintip peluang terkait padatnya permintaan dan minimnya ketersediaan pada layanan penerbangan di Indonesia. Seperti diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang bilang tiga maskapai penerbangan asing mengajukan rute perdana dan tambahan ke Bali.
“Kami upayakan secara all out pada 2024 tambahan penerbangan ke Bali dan ini sudah kami wujudkan menjelang liburan Imlek,” kata Sandiaga Uno di Bali beberapa waktu lalu, dikutip dari Antara.
Ia mengungkapkan maskapai mancanegara itu yakni Juneyao Airlines yang bermarkas di Shanghai, China. Maskapai itu dijadwalkan mulai terbang perdana secara reguler ke Bali pada 20 Januari 2024 untuk menyambut musim liburan Imlek 2024.
Kemudian, lanjut dia, maskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan dari yang saat ini mencapai tiga kali seminggu melayani Istanbul-Bali-Istanbul.
Advertisement
Rencana Penambahan Penerbangan
Namun, Sandiaga belum memberikan detail rencana penambahan penerbangan dari maskapai asal Turki itu.
Selain itu, ada juga maskapai penerbangan Etihad Airways yang memiliki rencana untuk terbang perdana dijadwalkan pada April 2024 melayani Abu Dhabi-Bali-Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE).
Sandiaga menambahkan adanya penerbangan perdana itu diharapkan mendukung pariwisata berkualitas dan berkelanjutan karena adanya peningkatan konektivitas penerbangan.
“Tambahan konektivitas dari jumlah penerbangan ini bisa menjangkau pasar utama pariwisata berkualitas yaitu Australia, Amerika, Eropa dan Asia,” imbuhnya.