Kamala Harris Bakal Raup Dukungan Pendanaan Jumbo Usai Joe Biden Mundur dari Pilpres AS

Sebelum Joe Biden mundur dari Pilpres AS, sejumlah pemodal utama dari Partai Demokrat menahan dana. Kini Kamala Harris tampaknya akan banjir dana saat Pilpres AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jul 2024, 14:21 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 14:21 WIB
Kamala Harris Bakal Raup Dukungan Pendanaan Jumbo Usai Joe Biden Mundur dari Pilpres AS
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris siap mendapatkan dukungan donor pendanaan dalam jumlah besar. Hal ini setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pencalonan dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS. (Yasuyoshi Chiba/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris siap mendapatkan dukungan donor pendanaan dalam jumlah besar. Hal ini setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pencalonan dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS.

Donor itu bantuan pihak yang telah membantu Kamala Harris dalam pemilihan sebelumnya, menurut sumber yang mengetahui masalah itu. Demikian seperti dikutip dari CNBC, Senin (22/7/2024).

Beberapa saat usai Joe Biden mengumumkan akan mundur dari pencalonan presiden dan mendukung Kamala Harris, sejumlah pihak yang membantu mengumpulkan dana selama pertarungan pendahuluan Partai Demokrat 2020 yang gagal dan kampanye Senat pada 2016 yang sukses segera dimobilisasi dengan menjangkau para donor kaya, menurut sumber.

Sejumlah pemodal utama partai itu memilih untuk menahan dana karena mereka yakin Joe Biden tidak seharusnya memimpin partai itu setelah kinerja debatnya yang buruk pada 27 Juni melawan mantan Presiden AS Donald Trump.

Di antara penggalang dana partai terkemuka yang sekarang berencana membantu Kamala Harris adalah eksekutif lama wall street Marc Lasry. Lasry membantu mengumpulkan dana untuk Harris saat mencalonkan diri melawan Biden pada pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada 2020. Ia kemudian mengumpulkan dana kampanye untuk Joe Biden saat mengalahkan Trump selama siklus pemilu tersebut.

Pemodal ventura Reid Hoffman berencana menyumbang lebih banyak lagi untuk mendukung pencalonan Kamala Harris dibandingkan saat mendukung Biden, demikian menurut sumber.

Hoffman telah sumbang sekitar USD 10 juta atau sekitar Rp 162,16 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.217) untuk mendukung komite politik Joe Biden pada pemilu ini, menurut catatan Federal Election Commission.Hoffman mendukung Harris dalam unggahan di media sosial. Juru bicara Hoffman menolak berkomentar.

 

 

Dukungan Pendanaan untuk Kamala Harris

akil Presiden AS Kamala Harris Tinggalkan Indonesia
Wakil Presiden AS Kamala Harris melambaikan tangan ketika ia menaiki Air Force Two untuk pergi setelah menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Indonesia, Kamis, 7 September 2023. (Yasuyoshi Chiba/Pool Photo via AP)

Sebelum Biden mundur, sekutu Harris merencanakan penggalangan dana di kawasan mewah New York Hamptons pada awal Agustus. Menurut sumber, beberapa pendonor menghapus undangan melalui email karena frustasi terhadap Joe Biden.

Sekarang harapannya adalah acara Hamptons bulan depan yang mungkin akan terjual habis karena banyak pendonor yang hadir untuk membantu Harris, menurut sumber.

Alexander Soros, putra dari pendonor Partai Demokrat George Soros mengatakan setelah Joe Biden mundur dari bursa calon presiden AS, saatnya semua bersatu untuk mendukung Kamala Harris dan mengalahkan Donald Trump.

Namun, dukungan donor yang besar terhadap Harris tidak bersifat universal di seluruh Partai Demokrat. Hal ini menunjukkan Harris masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan agar mereka memihaknya.

Chairman of Choice Hotels dan donor utama Biden yakni Stewart Bainum menuturkan belum akan membantu Kamala Harris karena merasa harus ada pertarungan di konvensi mendatang dengan calon lainnya. Konvensi Nasional Partai Demokrat akan berlangsung di Chicago pada Agustus 2024.

Penggalangan dana veteran Joe Biden lainnya menuturkan harus ada pemilihan pendahuluan mini selama beberapa minggu mendatang menjelang konvensi untuk Kamala Harris dan siapa pun yang ingin bersaing untuk mendapatkan nominasi.

 

Dapat Pakai Dana Kampanye Biden?

Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Namun, bagi Harris, kehadiran sejumlah donor yang segera ikut serta merupakan tanda kalau ia dapat meningkatkan dana kampanye lebih dari USD 95 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.217) yang akan ia kendalikan setelah Joe Biden mundur dari pencalonan.

Tim Kampanye mengajukan nama baru untuk kampanye mereka yakni Harris for President ke FEC. Harris mengunggah ke halaman media sosial tautan donasi dan operasi politik yang sekarang dijalankan.

Menurut Investigations Manager OpenSecrets, Anna Massoglia menuturkan, Harris mungkin dapat akses langsung ke dana kampanye Biden yang berjumlah sekitar USD 96 juta.

“Konsensus umum di antara sebagian besar orang yang saya ajak bicara adalah dia dapat menggunakan dana tersebut,” tutur Massoglia.

Kondisi Indeks Acuan Berjangka di AS Usai Joe Biden Mundur dari Pilpres as

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, indeks S&P 500 berjangka menguat tipis pada Minggu malam, 21 Juli 2024 waktu setempat. Hal ini terjadi setelah indeks saham acuan alami kinerja mingguan terburuk sejak April lalu seiring investor beralih dari saham-saham teknologi kapitalisasi besar ke saham kapitalisasi kecil.

Mengutip CNBC, Senin (22/7/2024), indeks S&P 500 berjangka naik 0,2 persen. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 0,1 persen dan 0,4 persen.

Selain itu, pelaku pasar juga mengawasi kondisi politik Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) pada Minggu, 21 Juli 2024 waktu setempat dan mendukung Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

Sejak kinerja debat Joe Biden yang buruk pada Juni, banyak analis melihat kemungkinan besar mantan Presiden AS Donald Trump akan menang pada November 2024.

CEO Infrastructure Capital Advisors, Jay Hatfield memperkirakan, reaksi pasar saham yang tenang terhadap pengunduran diri Joe Biden dari pemilihan presiden seperti yang diperkirakan sebagian besar karena seruan agar dia mundur semakin keras.

 

Mengurangi Ketidakpastian

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

“Fakta bahwa Biden mendukung Kamala Harris mengurangi ketidakpastian. Mungkin ada sedikit penurunan perdagangan Trump pada hari Senin karena Wakil Presiden Harris dianggap memiliki peluang menang yang sedikit lebih baik,” kata Hatfield.

Laba perusahaan dan kebijakan bank sentral juga akan menjadi perhatian utama. Para pelaku pasar memperkirakan hampir 93% kemungkinan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan September. Dengan pemikiran ini, para investor telah menjual saham-saham teknologi besar yang menjadi pemenang reli pasar, dan memilih saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga yakni saham-saham berkapitalisasi kecil dan industri yang akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga.

Selama perdagangan  pekan sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun hampir 2% dan 3,7%, menandai kerugian mingguan terbesar sejak April. Di sisi lain, indeks Dow naik 0,7%, sedangkan indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham kecil naik 1,7%.

Dari sisi kinerja laba perusahaan, investor akan melirik Verizon hasil kuartalan Senin pagi. Diperkirakan tidak ada pembaruan ekonomi besar hingga akhir minggu ini.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya