Harga Minyak Dunia Merosot ke Level Terendah

Harga minyak mentah berjangka merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak turun seiring dimulainya kembali perundingan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan kekhawatiran permintaan yang membebani pasar.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Jul 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini. Harga minyak mentah berjangka merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak turun seiring dimulainya kembali perundingan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan kekhawatiran permintaan yang membebani pasar.

“Negosiasi gencatan senjata di Timur Tengah dan prospek ekonomi makro yang tidak menentu di Tiongkok memberikan tekanan ke bawah pada harga minyak dunia minggu ini,” kata Direktur Analisis Pasar Global di Rystad Energy, Claudio Galimberti.

“Harga minyak mentah dalam beberapa hari ke depan sebagian besar akan bergantung pada berita ekonomi dari Tiongkok, kemungkinan penurunan suku bunga AS, dan bagaimana kemajuan negosiasi di Timur Tengah,” kata Galimberti.

Dikutip dari CNBC, Rabu (24/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September dipatok USD 76,96 per barel, turun USD 1,44 atau 1,84%. Sepanjangan tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 7,4%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dibanderol USD 81,01 per barel, turun USD 1,39 atau 1,69%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global telah naik 5%.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tim negosiasi untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata pada hari Kamis, menurut pernyataan pemerintah. Netanyahu bertemu dengan keluarga warga Amerika yang ditahan di Gaza pada hari Senin, di mana ia mengatakan bahwa persyaratan untuk kesepakatan tersebut semakin matang.

Sementara itu, permintaan bensin musim panas tidak menaikkan harga minyak. Analis pasar telah memperkirakan kuartal ketiga yang lebih ketat, dengan persediaan minyak mentah AS menurun tiga minggu berturut-turut. Namun, permintaan bensin melemah pada minggu yang berakhir 12 Juli, turun 615.000 barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekspektasi Permintaan Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia
Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Ahli Strategi Komoditas Senior TD Securities, Daniel Ghali mengatakan ekspektasi permintaan terus anjlok, yang membebani kompleks komoditas secara luas.

“Kali ini, risiko pasokan tidak memberikan kompensasi terhadap memburuknya sentimen permintaan. Namun, harga minyak bisa bangkit kembali, karena posisi sekarang condong ke atas secara asimetris selama minggu depan," kata Ghali.

Menurutnya, simulasi TD Securities menunjukkan aktivitas pembelian yang signifikan di masa mendatang.

Pasar minyak sebagian besar mengabaikan baku tembak antara Israel dan militan Houthi di Yaman. Houthi menyerang Tel Aviv dengan pesawat nirawak jarak jauh pada hari Jumat, menewaskan satu orang.

Israel menanggapi dengan serangan udara terhadap target-target Houthi di dekat Pelabuhan Al Hudaydah di Yaman selama akhir pekan, menghantam fasilitas-fasilitas minyak.

 


Premi Risiko Harga Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Namun, premi risiko harga minyak tetap hampir nol karena pasar sebagian besar mengabaikan ketegangan di Timur Tengah sebagai ancaman potensial terhadap pasokan minyak mentah, menurut catatan Goldman Sachs hari Selasa.

“Minyak mulai terasa seperti sedang menuju kemerosotan,” kata Analis Pialang Minyak PVM, John Evans.

Namun, kebakaran hutan di Alberta menimbulkan risiko potensial terhadap pasokan minyak mentah di Kanada meskipun produksi tetap solid sejauh ini, menurut Goldman. Musim kebakaran hutan terburuk kemungkinan masih akan terjadi, dengan sepertiga kebakaran hutan di Alberta tak terkendali, mengancam produksi minyak mentah hingga 400.000 barel per hari, menurut Goldman Sachs.

Pasar minyak diperkirakan sedikit kekurangan pasokan sebesar 200.000 barel per hari pada tahun 2024, karena pertumbuhan permintaan diperkirakan akan tetap sehat tahun ini, menurut catatan dari UBS pada hari Senin. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya