Indonesia Jawara Industri Baterai Kendaraan Listrik, Ford hingga VW Siap Investasi

Indonesia diklaimm jadi pemain baterai kendaraan listrik terdepan di dunia. Bahkan, hal ini turut menarik minat investor global.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 31 Jul 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 16:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (21/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief Rahman)
Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (21/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief Rahman)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap potensi nikel yang bisa membuat Indonesia jadi pemain baterai kendaraan listrik terdepan di dunia. Bahkan, hal ini turut menarik minat investor global.

Menurutnya, cadangan nikel Indonesia jadi modal kuat untuk mendukung program hilirisasi mineral. Selanjutnya, bisa diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang digadang jadi perhatian seluruh dunia.

“Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem daripada EV battery kita saya rasa salah satu terdepan," ungkap Erick di Mandiri Corporate University, Jakarta, dikutip Rabu (31/7/2024).

Dia mengatakan, pada sektor hilirisasi ini turut mengundang investasi dari China hingga Korea Selatan. Tak berhenti disitu, produsen mobil listrik global seperti Volkswagen hingga Ford dikabarkan berminat ikut investasi.

"Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen, dari Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” sambung Erick.

Tantangan

Kendati demikian, Erick menyoroti adanya persoalan yang menjadi tantangan, yakni terkait kecakapan teknologi. Dia mencontohkan ketika perusahaan asal Jepang, Honda membangun motor di Indonesia, tapi sampai saat ini sumber daya manusia (SDM) lokal disebut belum mampu membuat karburatornya.

"Kita bicara downstreaming daripada EV battery, tetapi teknologi battery-nya kita belum punya. Kita masih berbasis daripada tambang di investasi menjadi smelter diturunkan turunannya, tetapi teknologi knowledge-nya kita belum punya," tutur Erick.

Meski begitu, dia masih bersyukur karena hilirisasi bahan tambang tadi jadi satu peningkatan dibandingkan sebelumnya. Kala itu, Indonesia cenderung hanya memanfaatkan bahan mentah nikel saja.

"Ya alhamdulillah daripada dulu raw materialnya saja yang ada,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penguatan SDM

Baterai
Toyota kembangkan baterai kendaraan listrik dengan teknologi solid state.

Poin pentingnya, kata Erick, adalah penguatan kualitas dari SDM yang ada di Indonesia. Tujuannya untuk memastikan peluang peningkatan ekonomi tadi tidak menjadi sia-sia.

"Ya kita harus benar-benar berani invest dan membangun daripada sumber daya manusianya, karena apa yang kita lakukan semua ini tanpa kapabilitas daripada sumber daya manusianya ya tidak akan jadi apa-apa, jadi lost of oportunity," tuturnya.

"Kita sering melakukan kesalahan itu sebagai bangsa ketika ada booming misal kayu, booming dan lain-lain kita belum bisa menjadi bagian daripada pertumbuhan dengan bagaimana manusianya siap berinovasi dan menjaga persaingan daripada pertumbuhan itu," sambung Erick.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya