Sunarso Sebut AgenBRLink Jadi Cara BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Daerah 3T

Sunarso menyebut, saat ini AgenBRILink terus bertumbuh dan jumlahnya sudah mencapai 1,022 juta agen di seluruh Indonesia di 2024 dan sebelumnya di tahun 2015, jumlah AgenBRILink masih sekitar 75 ribu.

oleh Fachri pada 08 Nov 2024, 09:20 WIB
Diperbarui 08 Nov 2024, 09:10 WIB
AgenBRILink.
Ilustrasi masyarakat sedang bertransaksi di AgenBRILink. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, AgenBRILink seperti layanan kantor cabang BRI yang sesungguhnya, namun dalam bentuk agen. Ia menyebut, agen-agen tersebut bisa berupa warung, toko kelontong, dan lain sebagainya.

"Tujuannya adalah menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan tadi di wilayah-wilayah terutama yang tidak terjangkau oleh layanan bank secara formal," ungkapnya.

Sunarso menyebut, saat ini AgenBRILink terus bertumbuh dan jumlahnya sudah mencapai 1,022 juta agen di seluruh Indonesia di 2024 dan sebelumnya di tahun 2015, jumlah AgenBRILink masih sekitar 75 ribu.

"Dari sisi bisnisnya juga potensial, pada tahun lalu, BRI menerima fee sebesar Rp1,5 triliun dari AgenBRILink," ujar Sunarso.

"Agen menerima sekitar dua kali lipat dari fee yang diterima BRI karena, porsi fee yang diterima mereka lebih besar daripada yang diterima oleh BRI dan diperkitakan, AgenBRILink di seluruh Indonesia meraup sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun," jelasnya.

Sunarso mengatakan, hal itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang butuh layanan secara fisik.

"Sebab, volume transaksi lewat AgenBRILink selama 2023 tembus Rp1.427 triliun, sementara di tahun ini, volume transaksi AgenBRILink hingga September 2024 saja sudah mencapai Rp1.170 triliun," katanya.

Ciptakan Sharing Economy

BRI.
Ilustrasi masyarakat sedang bertransaksi di AgenBRILink. (Foto: Istimewa)

Sunarso mengungkapkan bahwa BRI telah mengurangi sebagian jumlah kantornya dan mengalihkan layanan perbankannya melalui AgenBRILink.

“Layanan kantor yang ditutup kemudian dialihkan kepada para AgenBRILink yang tersebar di warung-warung," ungkapnya.

Sunarso mengungkapkan, hal ini merupakan bagian dari transformasi BRI tahap kedua yang disebut BRIvolution 2.0. Ia menyebut, BRI ingin menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”.

"Maka kemudian, kita mengurangi jumlah kantor sebenarnya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat yang kita kemas dalam rangka financial inclusion," ungkapnya.

"Maka kemudian AgenBRILink dimaksudkan untuk memastikan terjadinya sharing ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang secara inklusif melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya,” jelas Sunarso.

 

(*)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya