Sederet Tantangan Industri Informal di Era Prabowo, Apa Saja?

Menteri Ketenagakerjaan Yassrieli menyoroti bahwa sektor industri informal masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Nov 2024, 17:16 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 17:16 WIB
Pemerintah akan berikan BLT untuk PKL
Suasana lapak pedagang kaki lima (PKL)di Jalan Sabang atau H Agus Salim, Jakarta, Jumat (27/8/2021). Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan satu juta PKL untuk mendapatkan bantuan senilai Rp1 juta dalam bentuk tunai. (Liputan6com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan Yassrieli menyoroti bahwa sektor industri informal masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

Menurutnya, sektor ini membutuhkan perhatian khusus serta kolaborasi berbagai pihak untuk memberikan solusi yang berkelanjutan.

"Industri informal adalah PR yang tidak mudah. Ini juga menjadi bagian dari upaya pengurangan risiko sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya perhatian pada sektor ini," ujar Yassrieli dalam acara Social Security Summit 2024 yang digelar oleh BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, ditulis Selasa (26/11/2024).

Tantangan Jaminan Sosial di Sektor Informal

Yassrieli menekankan pentingnya meningkatkan jaminan sosial bagi pekerja informal. Menurutnya, perlindungan sosial yang diberikan harus benar-benar memberikan manfaat nyata dan bukan hanya sekadar formalitas.

"Saat ini, kepesertaan pekerja informal dalam program jaminan sosial masih menjadi tantangan besar. Namun, kami ingin memastikan bahwa jaminan sosial yang diberikan benar-benar memberikan perlindungan dan manfaat bagi mereka," jelas Menaker.

Untuk mengatasi masalah ini, Yassrieli mengajak berbagai pihak untuk duduk bersama dan mencari solusi strategis. Ia menekankan bahwa peningkatan kepesertaan dan kualitas perlindungan pekerja informal adalah prioritas.

Optimalisasi Pelatihan dan Dukungan Kewirausahaan

Sebagai langkah konkret, pemerintah terus memanfaatkan balai latihan dan balai vokasi yang ada untuk mengembangkan keterampilan pekerja informal. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan juga digencarkan untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian pekerja di sektor ini.

"Pelatihan yang kami lakukan tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga mencakup coaching dan pendampingan untuk membantu pekerja informal mengembangkan usahanya," tambah Yassrieli.

 

Butuh Kolaborasi

Deretan Pedagang Kaki Lima (PKL) sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani Garut, Jawa Barat atau yang biasa disebut ‘Pengkolan’, akan segera ditertibkan dalam waktu dua pekan ke depan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Deretan Pedagang Kaki Lima (PKL) sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani Garut, Jawa Barat atau yang biasa disebut ‘Pengkolan’, akan segera ditertibkan dalam waktu dua pekan ke depan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk memaksimalkan potensi sektor informal.

"Kami terus mendorong kolaborasi antar-kementerian agar pelatihan dan program yang diberikan lebih tepat sasaran," ungkapnya.

Harapan untuk Masa Depan Sektor Informal

Melalui langkah-langkah strategis seperti peningkatan jaminan sosial dan penguatan pelatihan kewirausahaan, Yassrieli berharap sektor informal dapat lebih terintegrasi dalam perekonomian nasional. Dengan demikian, pekerja informal dapat menikmati perlindungan dan kesempatan yang lebih baik di masa depan.

 

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya