Korea Hingga Suriah Memanas, Investasi Bakal Lari ke Indonesia

Indonesia bisa mengambil peluang untuk meningkatkan masuknya investasi, didukung oleh stabilitas politiknya yang terjaga stabil dalam beberapa tahun terakhir.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Des 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 09 Des 2024, 13:45 WIB
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam kegiatan Indonesia Special Economic Zone Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024). (Tasha/Liputan6.com)
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam kegiatan Indonesia Special Economic Zone Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024). (Tasha/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyoroti kondisi geopolitik yang memburuk di sejumlah negara. Beberapa contohnya adalah Korea Selatan yang sempat terjadi darurat militer dan pemberontak Suriah yang mengumumkan keberhasilan menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Airlangga mengatakan, panasnya kondisi geopolitik di sejumlah negara ini justru menjadi kesempatan bagi negara di Asia Tenggara. Alasannya, negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia akan menjadi negara destinasi investasi yang aman.

Indonesia bisa mengambil peluang untuk meningkatkan masuknya investasi, didukung oleh stabilitas politiknya yang terjaga stabil dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya tahu dunia sedang dalam situasi yang tidak normal. Beberapa hari yang lalu, kita melihat situasi di Korea, di mana pemerintahnya mengumumkan darurat militer. Kemudian tadi malam, kita melihat Presiden (Suriah) Assad dari Suriah meninggalkan istananya," ujar Airlangga dalam kegiatan Indonesia Special Economic Zone Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024).

Airlangga menekankan, ketidakstabilan politik dunia ini bisa menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk menarik investasi karena adanya potensi relokasi industri.

Hal itu salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkn daya tarik kawasan ekonomi khusus agar investor tertarik masuk.

"Di ASEAN, sebagai salah satu kawasan yang damai dan stabil secara politik, dan terus tumbuh dalam dua dekade terakhir, maka kita harus mengambil peluang emas ini. Peluang emas itu hanya datang sekali, tidak akan ada peluang lain," pungkas Airlangga Hartarto.

Syarat Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Tercapai, Ini Salah Satunya

Naik 6,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Jadi Landasan Kuat Kenaikan Upah Minimum 2025
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan 6,5 persen itu dihitung dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto harus ditopang ketahanan energi, dan salah satu kunci ketahanan energi adalah pengangkutan energi yang andal dan efisien.

Pengamat ekonomi energi FEB Universitas Padjadjaran, Bandung, Yayan Satyakti menilai peran kunci pengangkutan energi telah dijalankan dengan baik oleh Pertamina International Shipping (PIS) yang mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) ke seluruh Indonesia melalui jalur laut.

“Mengingat kondisi negara kita sebagai negara kepulauan, keandalan pengangkutan energi akan menstabilkan ketersediaan energi dalam negeri, khususnya BBM dan LPG. Di sini peran penting PIS sebagai ‘pembuluh darah’ penyalur energi,” ujar Yayan.

Yayan menambahkan, kestabilan pasokan BBM dan LPG sangat penting untuk menggerakkan roda perekonomian lokal, baik sektor-sektor industri manufaktur, transportasi, UMKM, maupun ekonomi rumah tangga. Stabilnya sektor industri hingga rumah tangga akan memicu akselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Dari data aliran input dan output ekonomi yang diterbitkan BPS, bisa kita simulasikan, bahwa untuk mengejar pertumbuhan 8% pada 2026 dengan skenario Net Zero Emission 2060, maka Indonesia membutuhkan investasi 2,7 kali lipat dari 2016 sebagai patokan. Jika kita turunkan ke sektor energi, maka untuk mencapai target 8% pada 2026, kita membutuhkan tambahan pembangkit gas 1,82 kali, tambahan geotermal 1,25 kali, dan pembangkit diesel 0,5 kali lipat dari 2016. Target ini, membutuhkan penyangga yang kuat berupa logistik energi yang andal dan efisien, seperti yang telah dijalankan PIS selama ini,” tambah Yayan.

Dukungan Sistem Logistik

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

PIS, sebagai bagian dari Pertamina, memiliki peran penting dalam mendukung sistem logistik energi nasional. Setiap tahunnya, PIS mengelola lebih dari 20 ribu call/voyage untuk kebutuhan energi dalam negeri. Yayan menilai, PIS adalah kunci dalam menjawab tantangan geografis Indonesia.

“Sebagai pemain utama dalam logistik energi, PIS harus mampu mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi hingga dua kali lipat pada 2030, terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Kapabilitas ini akan menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yayan mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur logistik yang merata mulai dari wilayah barat, tengah, hingga timur Indonesia akan meningkatkan efisiensi distribusi energi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

“Energi adalah penggerak roda perekonomian. Jika logistik energi tidak berjalan lancar, maka dampaknya dapat berlipat ganda ke sektor ekonomi yang lain. Dengan memperkuat buffer stock, meningkatkan efisiensi logistik energi, dan membangun infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat memastikan terwujudnya kestabilan pasokan energi untuk seluruh wilayah Indonesia. Ketahanan energi yang solid ini akan menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi,” tutup Yayan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya