Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada Kamis, 20 Februari 2025. Rupiah ditutup melemah 13 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp 16.338 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.325.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.290 - Rp16.340,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif 25% yang direncanakan untuk mobil, farmasi, dan semikonduktor akan diberlakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement
Dia juga menyebut potensi tarif 25% untuk semua impor kayu ke AS.
“Komentar Trump meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan tarif AS akan mengganggu perdagangan global dan memicu perang dagang baru antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia,” Ibrahim menyoroti. Seperti diketahui, Trump sebelumnya mengatakan akan memberlakukan tarif timbal balik pada mitra dagang utama.
Namun, Presiden AS itu juga mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China mungkin saja terjadi, meskipun ia baru-baru ini memberlakukan tarif 10% terhadap negara tersebut, yang memicu kemarahan dan pembalasan dari Beijing.
Sementara itu, The Fed merilis risalah pada 28-29 Januari 2025 yang menunjukkan sikap hati-hati di antara para pejabat, karena potensi tekanan inflasi yang timbul dari kebijakan perdagangan dan imigrasi AS baru-baru ini.
“Diskusi tersebut menyoroti kekhawatiran bahwa tarif yang diusulkan Trump dapat mengganggu rantai pasokan global, yang menyebabkan peningkatan biaya dan inflasi yang tinggi. Ketidakjelasan seputar rencana Trump telah meningkatkan keraguan mereka untuk menerapkan pemotongan suku bunga pada tahun 2025,” papar Ibrahim.
Sementara itu, di Timur Tengah, Israel dan Hamas akan memulai negosiasi tidak langsung pada tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang dapat membebani harga minyak dengan mengurangi risiko gangguan pasokan lebih lanjut.
Neraca Pembayaran Indonesia Meningkat di Kuartal IV 2025
Indonesia mencatat peningkatan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 dibandingkan kuartal III 2024.
Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI pada kuartal IV 2024 mencatat surplus sebesar USD 7,9 miliar.
Angka tersebut menandai peningkatan dibandingkan dengan surplus kuartal sebelumnya sebesar USD 5,9 miliar. NPI keseluruhan 2024 mencatat surplus sebesar USD 7,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar USD 6,3 miliar.
Adapun kenaikan surplus tersebut terutama didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang lebih baik. Secara keseluruhan tahun 2024, perkembangan NPI menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut.
Advertisement
Transaksi Modal dan Finansial
Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2024 mencatat surplus sebesar USD 16,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar USD 9,9 miliar pada tahun 2023, ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Selanjutnya, transaksi berjalan 2024 mencatat defisit sebesar USD 8,9 miliar atau setara 0,6% dari produk domestik bruto (PDB), setelah mencatat defisit sebesar USD 2,0 miliar atau 0,1% dari PDB pada 2023.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang seiring dengan permintaan negara mitra dagang utama yang melemah di tengah permintaan domestik yang tetap kuat.
Adapun, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 mencapai USD 155,7 miliar, meningkat dari USD 146,4 miliar pada akhir Desember 2023.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
