Ekspor Kopi Diharap Naik 5% Tahun Ini

Asosiasi berharap ekspor kopi dalam negeri pada tahun ini bisa meningkat sedikitnya 5% dibanding tahun lalu.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Sep 2013, 18:35 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2013, 18:35 WIB
kopi-jawa-130529b.jpg
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) berharap ekspor kopi dalam negeri pada tahun ini bisa meningkat paling tidak 5% dibanding tahun lalu yang sebesar 530 ribu ton.

Hal ini seiring penambahan negara tujuan ekspor kopi Indonesia serta kenaikan konsumsi kopi di negara tujuan ekspor sebelumnya.

"Volume ekspor tahu lalu sebanyak 530 ribu ton, kita harapkan tahun ini ada kenaikan 5%. Sampai saat ini memang secara jumlah dibanding tahun lalu lebih banyak tetapi secara value kita harap juga lebih banyak," ujar Ketua AEKI Irfan Anwar di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Penguatan dolar terhadap rupiah yang terjadi belakangan ini menurut Irfan tidak banyak mempengaruhi peningkatan jumlah ekspor atau pendapatan bagi para eksportir.

Hal tersebut karena adanya penurunan harga jual kopi dipasaran internasional. Bila tahun lalu harga kopi berkisar antar US$ 6 hingga US$ 9 per kilogram (kg), namun pada tahun ini menjadi US$ 3 sampai US$ 4 per kg.

"Jadi ada penurunan harga 50%, sedang kenaikan dolar kan hanya 20%, ini tidak menutup. Tetapi memang semua komoditi kan dunia turun," lanjut dia.

Meskipun demikian, para eksportir masih dapat bergembira karena produk kopi Indonesia banyak mengalami perkembangan baik dari segi bentuk komoditi yang diekspor maupun negara tujuan ekspor.

"Dulu 83% ekspor masih berupa biji, tetapi sekarang sudah berubah karena sudah banyak yang beli instan kopi industri. Untuk pasar baru lebih mengarah ke non-traditional country seperti ke Afrika, Ukraina dan Bosnia. Konsumsi mereka juga banyak sehingga kopi Indonesia semakin dikenal," tutur dia.

Irfan sendiri berharap agar harga komoditas kopi ini kembali meningkat sehingga membuat industri dan petani kopi nasional semakin bergairah.

"Eksportir ini sendiri tidak ada kendala, tetapi yang terpenting itu petani dan devisa sebagai indikator yang harus dijaga. Dan kita ingin sebanyak mungkin ekspor ini berupa barang jadi atau setengah jadi, tidak hanya biji mentah," tandas dia. (Dny/Nur)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya