Untuk memenuhi kebutuhan angkutan massal di Indonesia, pemerintah masih mengandalkan produk-produk impor, bahkan sebagian di antaranya merupakan alat transportasi yang bekas pakai.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri mengakui memang belum ada anggota dari asosiasi tersebut yang ikut untuk mengembangkan angkutan massal dalam negeri.
"Anggota belum ada yang ikut untuk mengembangkan itu," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito, saat berbincang dengan Liputan6.com di Bandung, Jawa Barat seperti ditulis Senin (2/12/12013).
Menurut Noegardjito, belum ada ketertarikan para anggota Gaikindo untuk mengembangkan angkutan masssal lantaran masih terkendala pada suplier komponen untuk dapat memproduksi kendaraan tersebut. "Kami terkendala pada suplier. Tapi ada Hino yang sudah menyediakan untuk busway," lanjutnya.
Selain masalah suplier, para pelaku industri otomotif ini juga mengaku tidak siap jika pemerintah meminta kendaraan massal tersebut dikerjakan dalam waktu singkat.
"Kami harapkan dibeli (komponen) dari lokal tetapi waktunya tidak mendadak, seperti pada kereta api mintanya membuat gerbong 3 bulan ya tidak mungkin, di luar negeri juga tidak mungkin," kata Noegardjito.
Meski demikian, Noegardjito meyakini, para anggota Gaikindo tetap berkeinginan untuk bisa mengembangkan angkutan massal asal adanya dukungan pemerintah untuk membantu memberikan kemudahan dalam proses produksi angkutan ini.
 "Tetapi keinginan untuk membuat angkutan massal itu ada. Kami bangga jika bisa suplai untuk transportasi massal," tandasnya. (Dny/Ahm)
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri mengakui memang belum ada anggota dari asosiasi tersebut yang ikut untuk mengembangkan angkutan massal dalam negeri.
"Anggota belum ada yang ikut untuk mengembangkan itu," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito, saat berbincang dengan Liputan6.com di Bandung, Jawa Barat seperti ditulis Senin (2/12/12013).
Menurut Noegardjito, belum ada ketertarikan para anggota Gaikindo untuk mengembangkan angkutan masssal lantaran masih terkendala pada suplier komponen untuk dapat memproduksi kendaraan tersebut. "Kami terkendala pada suplier. Tapi ada Hino yang sudah menyediakan untuk busway," lanjutnya.
Selain masalah suplier, para pelaku industri otomotif ini juga mengaku tidak siap jika pemerintah meminta kendaraan massal tersebut dikerjakan dalam waktu singkat.
"Kami harapkan dibeli (komponen) dari lokal tetapi waktunya tidak mendadak, seperti pada kereta api mintanya membuat gerbong 3 bulan ya tidak mungkin, di luar negeri juga tidak mungkin," kata Noegardjito.
Meski demikian, Noegardjito meyakini, para anggota Gaikindo tetap berkeinginan untuk bisa mengembangkan angkutan massal asal adanya dukungan pemerintah untuk membantu memberikan kemudahan dalam proses produksi angkutan ini.
 "Tetapi keinginan untuk membuat angkutan massal itu ada. Kami bangga jika bisa suplai untuk transportasi massal," tandasnya. (Dny/Ahm)