Liputan6.com, Leicester - Leicester City tinggal membutuhkan empat kemenangan lagi untuk memastikan diri menjadi juara Liga Inggris 2015-2016. Kemenangan 1-0 atas Southampton pada Minggu (3/4/2016) kian mendekatkan Leicester untuk mengangkat trofi kompetisi kasta tertinggi di Inggris.
Kemenangan dengan skor 1-0 juga menjadi keempat kalinya secara berturut-turut dilakukan anak-anak asuhan Claudio Ranieri. Sebelum lawan Southampton, Leicester juga menang dengan skor 1-0 atas Crystal Palace, Newcastle United, dan Watford.
Baca Juga
- Daftar Peraih Penghargaan di Torabika Bhayangkara Cup
- 9 Pemain Inter Menyerah Ditundukkan Torino
- MU Bekap Everton, Martial Jadi Pahlawan
Ini menjadi bukti bahwa Leicester memiliki mentalitas yang tepat bersaing di papan atas Liga Inggris. Seringkali tim-tim yang menjadi juara Liga Inggris adalah mereka yang beberapa kali menang dengan skor tipis, dan tidak kalah dalam partai big match.
Saat ini, The Foxes kokoh di puncak klasemen sementara Liga Inggris dengan mengoleksi 69 poin dari 32 pertandingan. Leicester memimpin tujuh poin dari Tottenham Hotspur yang menempati posisi kedua klasemen, sedangkan Liga Inggris musim ini menyisakan enam laga lagi.
Situasi sekarang ini berbanding terbalik Leicester pada musim lalu. Musim ini, Leicester memuncaki klasemen dengan keunggulan tujuh poin, sedangkan musim lalu The Foxes hanya terpaut tujuh poin dari zona degradasi. Sebuah fakta yang menarik.
Selain itu, dalam 12 bulan terakhir, Leicester juga menjadi klub Liga Inggris yang mengumpulkan poin paling banyak dengan 91 poin. Jumlah itu lebih banyak 18 poin daripada dua pesaing Leicester di Liga Inggris musim ini, Tottenham dan Arsenal yang baru mengoleksi 73 poin selama 12 bulan terakhir.
Advertisement
Perkara clean sheet atau gawang tim tidak kebobolan, Leicester termasuk klub yang punya catatan mentereng musim ini. Kiper Leicester, Kasper Schmeichel patut dipuji atas performanya, yang membuat gawang timnya tidak kebobolan 13 kali sejauh musim ini. Tapi, torehan itu kalah bagus dari Manchester United (15, Arsenal dan Manchester City (14).
Ranieri tidak menutupi bahwa timnya sekarang sedang merajut mimpi untuk pertama kalinya menjadi juara Liga Inggris. Ranier belum pernah sekalipun memenangi kompetisi kasta tertinggi di sebuah negara, begitu juga dengan Leicester yang belum pernah juara Liga Inggris sepanjang sejarah mereka. Â
"Saya sangat menikmati kemenangan ini karena kami juga mampu mencatatkan clean sheet. Kami sedang bermimpi, jika kami mampu melakukan sesuatu maka kami harus bisa melanjutkannya. Sangat penting untuk tetap tenang dan terus menjaga momentum ini," kata Ranieri seperti dilansir Goal.
Usai melawan Soton, Leicester akan berhadapan dengan Sunderland di ajang Liga Inggris. Lalu, melakoni pertandingan berat melawan tuan rumah West Ham United, klub yang sedang naik daun.
Kemudian, giliran markas Swansea City yang harus disambangi oleh Riyad Mahrez dan kawan-kawan. Laga sengit sekaligus bisa menjadi penentu ketika Leicester menjamu Manchester United di King Power Stadium pada 1 Mei 2016.
Dua pertandingan tersisa juga tidak kalah menyulitkan bagi anak-anak asuhan Claudio Ranieri. Leicester kedatangan Everton pada 7 Mei 2016, lalu bertandang ke markas Chelsea di Stamford Bridge pada 15 Mei 2016.
Secara hitung-hitungan, Leicester di atas kertas diunggulkan untuk menjadi juara Liga Inggris. Tinggal bagaimana mereka tetap fokus dan tenang dalam menghadapi enam laga tersisa di Liga Inggris musim ini.