Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia akan bertemu Malaysia di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9/2016). Laga ini jadi laga pertama Indonesia setelah terlepas dari sanksi FIFA.
Para pecinta bola nasional pun antusias menyambut laga ini. Selain karena laga 'debut' timnas usai sanksi FIFA, penonton antusias, karena yang jadi lawan adalah rival abadi Indonesia, Malaysia.
Baca Juga
Hal itu terlihat dari membludaknya antrean masyarakat yang ingin memesan tiket laga tersebut di Balai Persis Solo, Senin (5/9/2016). Sejumlah warga rela berdiri sambil berpanas-panasan untuk mengantre jatah pemesanan tiket.
Para pemain di kedua kubu juga tak kalah antusias. Mereka bertekad mempersembahkan kemenangan bagi tim masing-masing.
Irfan Bachdim misalnya, bertekad mempersembahkan kemenangan bagi timnas Indonesia. Tak ingin kalah, tekad yang sama juga ditunjukkan kapten Malaysia, Moh Amri Yahyah.
Jelang menghadapi laga itu, berikut lima serba-serbi seputar Indonesia Vs Malaysia:
Advertisement
Perang Komentar
Layaknya setiap laga yang penuh gengsi, laga Indonesia kontra Malaysia juga diwarnai perang komentar dari kedua kubu. Irfan Bachdim dari Indonesia dan Moh Amri Yahya dari Malaysia.
Bachdim yang punya catatan bagus saat harus melawan Malaysia punya tekad memperpanjang catatan itu di laga ini. "Saya sudah lama keluar dari Indonesia, dan pertandingan ini menjadi kesempatan bagus agar saya bisa kembali tampil di timnas,” kata Irfan.
"Saya tidak pernah kalah ketika menghadapi Malaysia dan tidak ingin mengalah," tutur Irfan.
Sementara itu, dari kubu Malaysia, Moh Amri Yahya juga tak ingin timnya dipermalukan Indonesia. Apalagi, di laga ini dia didapuk jadi kapten tim. "Saya harap kita pulang tanpa kalah," kata Amri bertekad.
Advertisement
Faktor Andik Vermansah
Pada laga ini, timnas Indonesia punya kartu as dalam diri Andik Vermansah. Ya, gelandang lincah itu sedikit banyak sudah tahu kekuatan tim Harimau Malaya.
Pasalnya, Andik adalah pemain salah satu klub Liga Super Malaysia, Selangor FC. Empat rekan setimnya pun akan bertanding di laga nanti yakni Ahmad Hazwan Bakri, Mohd Khairuzlan Khalid, S. Venood dan Adam Nor Azlin.
"Saya membocorkan sedikit kekuatan Malaysia kepada pelatih. Termasuk empat rekan saya di Selangor," ujar Andik.
Informasi yang diberikan Andik setidaknya mampu memberi gambaran pada Riedl soal kekuatan timnas Malaysia. Dengan informasi ini, timnas juga bisa menerka-nerka taktik apa yang akan dimainkan nanti.
Momentum Timnas Indonesia
Laga melawan Malaysia kali ini bukan cuma soal faktor gengsi. Bagi timnas Indonesia, laga ini juga jadi momentum awal untuk bangkit pasca-sanksi dari FIFA.
Para suporter Timnas tentu berharap timnas bisa menang atas Malaysia. Kemenangan akan jadi sinyal bagus Indonesia untuk menatap laga-laga selanjutnya.
Sekedar informasi, dari lima laga terakhir melawan Malaysia, Indonesia menang tiga kali. Dalam duel terakhir dengan Malaysia, September 2014, Indonesia menang 2-0.
Advertisement
Transisi ke Pemain Muda
Ada kemiripan antara Indonesia dan Malaysia pada laga ini. Ya, kedua tim dihuni mayoritas pemain muda. Di Indonesia hanya ada dua pemain yang usianya sudah menginjak kepala tiga, yakni Boaz Salossa (30 tahun) dan Dian Agus Prasetyo (31 tahun).
Hal serupa terjadi di kubu Malaysia. Pelatih timnas Malaysia, Datuk Ong Kim Swee memanggil mayoritas pemain muda untuk mengisi timnya kali ini. Hanya ada dua pemain Malaysia yang usianya sudah kepala tiga yakni striker sekaligus kapten tim, Mohd Amri Yahyah (35 tahun), dan Ronny Harun (32 tahun).
"Dari daftar pemain Indonesia yang saya lihat, hanya ada empat atau lima pemain yang ikut ambil bagian di Piala AFF sebelumnya, sisanya pemain muda. Saya pikir Indonesia sama seperti kita yang sedang mengalami transisi," kata Kim Swee, seperti dikutip Berita Harian.
Malaysia Sedang Loyo
Menghadapi laga ini, timnas Malaysia sebetulnya juga sedang loyo. Harimau Malaya tampil buruk di kualifikasi Piala Dunia 2018.
Bahkan, Malaysia sempat kalah telak 0-10 dari Uni Emirat Arab. Total Malaysia hanya meraih empat poin, memasukkan tiga gol, dan kebobolan 30 gol.
Bukan cuma di dalam lapangan, sepak bola Malaysia juga sedang diguncang kasus dugaan korupsi di tubuh federasi mereka (FAM).
Kasus ini mengemuka setelah empat pemain senior keluar dari timnas. Kasus ini pun diungkap pertama kali oleh pemilik klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim yakni Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Dia mengklaim memegang bukti otentik adanya korupsi di tubuh FAM. " Mungkin inilah saatnya bagi suporter sepak bola di negeri ini untuk melihat kebenaran dan menilainya," kata Tunku seperti dikutip Goal Malaysia.
Advertisement