Insiden Bom Dortmund, Guardiola Minta AS dan Rusia Turun Tangan

Guardiola berharap AS dan Rusia ikut campur untuk mencari solusi krisis dunia.

oleh Defri Saefullah diperbarui 14 Apr 2017, 02:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2017, 02:00 WIB
Manchester City, AFC Bournemouth, Premier League
Ekspresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola saat menyaksikan timnya melawan AFC Bournemouth pada lanjutan Premier League di Vitality Stadium, Bournemouth, (13/2/2017). Manchester City menang 2-0. (Andrew Matthews/PA via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Insiden serangan bom kepada bus Borussia Dortmund jelang laga melawan AS Monaco di leg pertama perempat final Liga Champions turut menyita perhatian Josep Guardiola. Manajer Manchester City itu prihatin karena krisis politik masuk ke dunia sepak bola.

Maka itu, dia pun meminta dua pemimpin adi kuasa dari Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk turun tangan. Dia ingin dua pemimpin negara besar itu benahi dunia yang dinilainya makin menakutkan dan gila.

Seperti diketahui, bus milik Dortmund diserang orang tak dikenal saat meninggalkan hotel menuju stadion Signal Iduna Park. Alhasil, laga pun ditunda sehari dimana Dortmund akhirnya menyerah 2-3 dari AS Monaco.

"Dunia makin menakutkan dan sedikit gila. Apa yang terjadi di Suriah...semoga Trump dan Putin dan China bisa intervensi dan temukan solusi, karena jika tidak kita tak tahu bakal seperti apa akhir cerita ini," katanya seperti dikutip soccerway.

"Saya berharap Marc (Bartra) cepat pulih. Melihat apa yang sudah terjadi, ini kejadian menakutkan dan serius. Tapi Bartra akan mengenang kejadian buruk itu."

"Kita berada di dunia yang tak tahu dimana akhirnya, itu fakta. Saya tak tahu kemana dunia ini menuju," ujar Guardiola, menambahkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya