Liputan6.com, Jakarta - Para pesepak bola tidak jarang berseteru dengan klubnya sendiri hingga berakhir dengan kepindahan. Hubungan kerjasama antara pemain dan klub menjadi rusak.
Dalam dunia sepak bola, selalu ada saja drama yang terjadi. Hal itu seperti yang dilakukan beberapa pemain di bawah ini yang menghina mantan klubnya setelah hijrah.
Advertisement
Baca Juga
Alasan si pemain pindah bermacam-macam, dari mulai ingin hengkang ke klub lebih besar atau gaji lebih tinggi. Kebanyakan karena minimnya jam terbang, sampai masalah pribadi yang terpendam.
Ketika sudah mendapat klub baru, sang pemain seolah ingin meluapkan kekesalannya. Media menjadi tempat para pemain itu menghina mantan klubnya.Â
ÂBerikut ada lima pemain yang menghina mantan klubnya usai pindah tim dikutip dari Sportskeeda:
Â
5. Neymar - Barcelona
Ketika bergabung dengan Barcelona, Neymar digadang-gadang sebagai Lionel Messi selanjutnya. Tapi, terkadang dalam hidup, hal-hal tidak berjalan seperti yang diinginkan.
Saat Neymar sukses memukul balik Paris-Saint Germain di Liga Champions awal tahun ini, setelah Barcelona kalah 0-4 di leg pertama, tapi Messi-lah yang justru disorot. Dia tahu kalau harus segera pindah untuk melepas bayang-bayang Lionel Messi.
Ketika PSG datang dengan uang 222 juta euro, Barcelona tidak memiliki pilihan kecuali menerima tawaran tersebut. Sebab, hal itu sudah memenuhi klausul penjualan dari pemain Brasil tersebut.
"Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan ke dewan Barcelona. Bagi saya, sebenarnya saya punya sesuatu untuk dikatakan, bahwa saya kecewa dengan mereka," ungkap Neymar usai resmi berseragam PSG.
"Saya menghabiskan empat tahun di sana dan sangat bahagia. Saya memulai dengan bahagia, menghabiskan empat tahun bahagia dan bahagia. Tapi tidak dengan mereka. Bagi saya, mereka seharusnya tidak bertanggung jawab atas Barca. Barca pantas jauh lebih baik, dan semua orang tahu ini," sambung Neymar.
Meskipun dia mungkin benar, namun pernyataan itu banyak yang bikin tersinggung. Sebab, kenapa tak dari dahulu Neymar mengatakan hal tersebut.
Advertisement
4. Pepe - Real Madrid
Ini bukan pemandangan biasa melihat pemain asing bermain di Real Madrid selama 10 tahun. Apalagi, hal itu berlaku untuk pemain seperti Pepe.
Pemain berkepala plontos inilah yang menendang Javi Casquero dan banyak kontroversi lainnya. Banyak yang ingin dia pergi, sejak awal dan itu terbukti akhir musim lalu.
Namun, setelah akhirnya cabut dari klub, dia tidak memiliki banyak hal baik untuk dikatakan tentang Madrid. Salah satu alasannya adalah karena petinggi El Real menolak memberinya kontrak dua tahun.
"Madrid tidak menawarkan saya dua tahun kontrak. Mereka baru saja menawari saya satu tahun, jadi jelas bahwa saya tidak akan melanjutkan bermain untuk Real Madrid," ungkap Pepe.
Dia juga menegaskan bahwa Madrid sama sekali tak membantunya saat berada dalam masalah pajak. Hal inilah yang bikin Pepe geram.
"Klub tidak membela saya dengan masalah pajak. Pada saat bermain untuk Real Madrid, kami harus memotivasi diri kami sendiri karena para penggemar tidak begitu bergairah. Di Besiktas, setiap pemain langsung menuju lapangan dengan penuh motivasi untuk tampil dengan baik dengan bantuan dukungan yang besar," sindir Pepe.
3. Mario Balotelli - Liverpool
Mario Balotelli memang tak lengkap bila tanpa bumbu kontroversial. Sikapnya yang temperamental sangat menyia-nyiakan bakat besarnya sendiri.
Di Liverpool, para penggemar berharap Balo mengubah sikapnya dan mulai bekerja keras untuk buktikan diri. Sayangnya, itu tak terjadi dan alhasil Jurgen Klopp membiarkannya pergi secara gratis.
"Itu adalah kesalahan terburuk dalam hidup saya. Terlepas dari para penggemar yang fantastis, saya harus jujur, saya tidak menyukai Liverpool," ungkap Balotelli setelah dicampakkan Klopp dan mengundang banyak reaksi.
Hal ini tak lepas dari sikap Klopp yang dingin. Bahkan, dia mengaku sama sekali tak diberi kesempatan untuk membuktikan diri.
"Saya memiliki dua pelatih, Brendan Rodgers dan Jurgen Klopp. Sebagai pelatih, keduanya sama sekali tidak membuat kesan yang baik pada saya. Saya tak akur dengan keduanya," tandas Balo.
Advertisement
2. Zlatan Ibrahimovic - Barcelona
Zlatan Ibrahimovic menulis keseluruhan buku biografinya tentang kehidupannya yang berat di Barcelona. Hal ini setelah dia berseteru dengan Pep Guardiola yang sebelumnya berani menukar Samuel Eto'o, untuk membawa striker Swedia itu ke Camp Nou.
Itu juga merupakan mimpi Ibrahimovic untuk main di klub sebesar Barca. Namun mimpinya berubah menjadi mimpi buruk saat Lionel Messi tetap pada pendiriannya agar terus dimainkan di tengah, tak lagi sebagai striker sayap.
Hal ini membuat Guardiola akhirnya memakai formasi false 9. Tapi dia harus mengorbankan seseorang dan itu adalah Ibrahimovic. Jelas, kondisi ini membuat mantan striker JUventus itu seperti diremehkan di sana.
"Saya punya mimpi untuk datang ke Barcelona. Tapi setelah itu saya berpikir bahwa mungkin Anda harus menyimpan mimpimu, bukannya mewujudkannya," papar Ibra.
"Saya sudah mendapat kesan bahwa Barcelona sedikit seperti Ajax, rasanya seperti kembali ke sekolah. Messi, Xavi, dan (Andres) Iniesta, mereka seperti anak sekolah. Pesepakbola terbaik di dunia berdiri di sana dengan kepala tertunduk, dan saya tidak mengerti semua itu. Itu konyol," lanjut dia.
1. Dani Alves - Barcelona
Dani Alves merupakan salah satu transfer terbesar yang dilakukan Barca saat boyongnya dari Sevilla. Pemain Brasil itu merupakan salah satu pemain terbaik dan merupakan penghubung yang paling penting dengan Lionel Messi.
Bukan Andres Iniesta atau Xavi Hernandez yang memainkan peran terbesar dalam membantu Messi di lapangan. Sebenarnya Alves-lah yang berlari dari sisi kanan pertahanan lawan dan membiarkan Messi berkreasi.
Akan tetapi, semua itu berubah 180 derajat usai Alves dilepas ke Juventus secara gratis. Sejak saat itu, sikap bek Brasil itu juga langsung berubah.
"Saya suka dicintai dan saat saya tidak dicintai, saya pergi. Selama tiga musim terakhir saya di sana, mereka selalu mengatakan Alves akan pergi, tapi direktur tidak pernah mengatakan apapun kepada saya, mereka sangat salah dan tidak bersyukur, mereka tidak menghormati saya," papar Alves.
Bahkan, dia beberapa kali dicampakkan saat menanyakan kontrak anyar. Baru, saat mendapat larangan transfer, manajemen klub langsung menemuinya.
"Saya hanya ditawari kesepakatan baru saat larangan transfer FIFA masuk. Saat itulah saya sudah malas. Mereka yang mengelola Barcelona hari ini tidak tahu bagaimana memperlakukan pemain," cibir Alves.
(Eka Setiawan)
Advertisement