Final Piala Presiden: Bepe dan Pesta Persija 17 Tahun Silam di GBK

Di pengujung kariernya Bambang Pamungkas punya kans mempersembahkan gelar juara bagi klub yang dicintainya, Persija.

oleh Ario Yosia diperbarui 16 Feb 2018, 15:18 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 15:18 WIB
Piala Presiden 2018, Persija Jakarta, Bambang Pamungkas
Seorang The Jakmania memeluk striker Persija, Bambang Pamungkas, usai laga melawan Mitra Kukar pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu, (4/2/2018). Persija menang 3-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Memasuki usia 37 tahun masa Bambang Pamungkas mengolah si kulit bundar tak lama lagi. Menjelang sangkalala karier profesionalnya striker yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut punya peluang mencetak perpisahan manis dengan Persija Jakarta, klub yang amat dicintainya.

Bambang Pamungkas, mengindikasikan bakal gantung sepatu usai mengarungi musim 2018. Pemain yang akrab disapa Bepe itu mengutarakan isyarat itu dalam peluncuran jersey baru Persija keluaran Specs di Springhill Function Hall, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/2/2018).

Baca Juga

  • Klub Tidak Bisa Sembarangan Kontrak Pemain Asing di Liga 1 2018
  • Klub Wajib Mendaftarkan 7 Pemain U-23 di Pentas Liga 1 2018
  • FOTO: 6 Pemain Kunci Bali United di Final Piala Presiden 2018

Saat melakukan sesi chit-chat bersama pemandu acara peluncuran jersey terbaru Persija Jakarta untuk musim kompetisi 2018, Bambang Pamungkas ditemani oleh Ismed Sofyan dan Marko Simic memperlihatkan jersey kandang, tandang, dan jersey ketiga baru Macan Kemayoran keluaran Specs.

Tiba-tiba Bepe meminta kepada pengurus korwil The Jakmania yang hadir untuk tidak lupa mengoleksi kostum terbaru Persija musim 2018. Isyarat akan pensiun pun keluar dari mulutnya.

"Jersey baru pastinya semangat pun baru. Selain itu, saya menyarankan agar kalian mengoleksi jersey musim ini. Kami berdua ini paling senior, mungkin saja ini akan menjadi musim terakhir bagi kami," ujar Bambang Pamungkas sembari merangkul Ismed Sofyan yang berada di sebelahnya.

Bepe agaknya mulai sadar, di usianya yang uzur amat sulit bersaing di pentas sepak bola elite Tanah Air. Dua musim terakhir ia sudah lebih sering jadi pemain cadangan.

Persija kini sudah punya sosok Marko Simic, predator baru yang amat tajam menjebol gawang lawan. Di ajang pramusim Piala Presiden 2018, striker asal Kroasia itu sudah mencetak sembilan gol hingga laga semifinal dan memimpin daftar top scorer sementara.

Ketajaman Bambang cukup lumayan di turnamen ini. Ia mencetak dua gol. Satu ke gawang PSPS Pekanbaru (3-0), sebiji lagi ke gawang Mitra Kukar pada fase perempat final (3-1). Menegaskan kalau Bepe masih jadi sosok bomber elite.

Namun, pemain kelahiran Getas, Semarang, 10 Juni 1980 itu agaknya sadar benar masanya sebagai seorang pesepak bola tidak akan lama lagi.

Bambang yang hingga saat ini tercatat sebagai pemain dengan jumlah caps terbanyak di Timnas Indonesia yakni 85 laga (35 gol), tentu ingin di masa-masa akhir kariernya bisa memberi kado indah buat Tim Macan Kemayoran. Ia ingin dikenang sebagai legenda yang menutup kariernya dengan tinta emas.

Penutup yang Manis

Marko Simic
Pemain depan Persija, Marko Simic (kiri) saat digantikan Bambang Pamungkas pada laga pertama semifinal Piala Presiden 2018 melawan PSMS di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2). Simic mencetak tiga gol. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dari deretan pemain yang ada di Persija Jakarta, Bambang Pamungkas satu-satunya pemain yang pernah merasakan madu gelar juara kompetisi kasta tertinggi. Ia mulai memperkuat Tim Macan Kemayoran pada musim 1999.

Praktis hanya seorang Ismed Sofyan yang bisa menandingi senioritasnya. Sang kapten Persija mulai membela tim ibu kota sejak 2003.

Bambang bukan seperti halnya Francesco Totti atau Paolo Maldini, legenda AS Roma dan AC Milan, yang tak pernah berganti klub sepanjang kariernya.

Ia pernah berkiprah di klub Belanda EHC Norad pada tahun 2000. Kemudian Bepe sempat mencicipi persaingan Liga Malaysia bersama Selangor FA pada interval 2005-2006. Terakhir, ia sempat pindah ke Pelita Bandung Raya pada musim 2014, karena bersitegang dengan manajemen Persija soal kasus pembayaran gaji.

Namun, tak bisa dibohongi Persija adalah segalanya bagi Bepe. Ia meraih gelar Liga Indonesia 2001 bersama Persija. Di musim sebelumnya Bambang tercatat sebagai top scorer kompetisi dengan torehan 24 gol.

"Persija adalah rumah saya, setiap pergi ke tempat lain saya selalu berfikir untuk pulang ke rumah saya," ujar Bambang Pamungkas.

Seperti halnya pesepak bola top lainnya, Bepe ingin memberikan sebanyak mungkin trofi buat klub yang ia bela.

Sayangnya, keinginan itu terasa sulit beberapa tahun belakangan. Krisis finansial berkepanjangan membuat Persija paceklik prestasi pada periode 2010-2017.

Kalaupun Persija bisa menjadi juara di sebuah turnamen, skala persaingannya kecil. Bepe ingin lebih daripada itu.

Keputusannya belum gantung sepatu hingga memasuki usia 37 tahun agaknya dipicu hasrat mengangkat gelar juara bersama Persija yang tak kunjung ia dapatkan kembali. Pemain-pemain seangkatan Bambang macam Ponaryo Astaman, Zaenal Arif, atau Firman Utina, sudah memutuskan angkat bendera putih keluar dari gelanggang.

Momen untuk meraih gelar juara datang juga. Ajang Piala Presiden 2018 jadi momentum yang pas buat menandai kebangkitan Persija, klub dengan gelar juara kasta elite terbanyak (10 piala).

Pertandingan kontra Bali United pada Sabtu (17/2/2018) dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, yang notabene markas Tim Macan Kemayoran.

Menjelang final Piala Presiden 2018, amat mungkin memori Bambang Pamungkas terbang mengingat kejadian indah yang ia rasakan bersama Persija belasan tahun silam.

Gol Indah di Final Liga Indonesia 2001

Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, Piala Presiden 2018
Striker Persija, Bambang Pamungkas, berjalan usai dipeluk The Jakmania saat melawan Mitra Kukar pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu, (4/2/2018). Persija menang 3-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Minggu Malam, 7 Oktober 2001, jadi momen yang tidak bisa dilupakan bagi pendukung Persija, The Jakmania. Warna oranye mendominasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. The Jakmania datang ke stadion buat memberi dukungan kepada Macan Kemayoran yang berhadapan dengan PSM Makassar di final Liga Indonesia 2001.

Laporan pertandingan PSSI menyebut angka penonton laga ini menembus 60 ribu orang. Dukungan The Jakmania membakar semangat Bambang Pamungkas dkk. di lapangan.

Persija unggul tiga gol sumbangan Imran Nahumarury dan Bepe (2 gol), sebelum akhirnya Tim Juku Eja memangkas skor menjadi 3-2.

Gol kedua Bambang masuk kategori gol indah. Playmaker Persija kala itu, Luciano Leandro berperan besar dalam proses terjadinya gol tersebut.

Pemain asal Brasil itu menyodorkan umpan lambung ke Bepe yang dalam posisi bebas di sisi luar pertahanan PSM. Bek Ayam Jantan dari Timur, Joseph Lewono, kelimpungan mengejar lari Bambang. Tendangan keras sang striker mengoyak gawang PSM yang dikawal Hendro Kartiko.

"Saya sudah menduga kiper akan mempersempit ruang tembak, tapi dengan kaki kiri saya arahkan bola ke kanan atas yang tak terjangkau olehnya," ujar Bepe yang di Liga Indonesia 2001 mencetak 15 gol dan mencatatkan diri sebagai pemain terbaik.

The Jakmania berpesta usai Persija mengangkat piala. Bepe dkk. diarak keliling jalan besar ibu kota. Suporter sempat merayakan kesuksesan tim kesayangannya di Bundaran Hotel Indonesia.

Akankah kenangan manis ini berulang pada akhir pekan ini? Gelar Piala Presiden 2018 bakal mengobati dahaga panjang prestasi Tim Macan Kemayoran. Ayo, Bepe tuntaskan!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya