Aturan Servis Baru Dinilai Bakal Menyulitkan Pemain Jangkung

All England 2018 bakal jadi ajang pertama yang menggunakan aturan servis yang baru dari BWF.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 01 Mar 2018, 21:35 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 21:35 WIB
BWF
Aturan baru yang dikeluarkan BWF soal batas servis diprediksi bakal mereportkan pemain yang memiliki postur tubuh jangkung. (Badminton England)

Jakarta - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akan menerapkan aturan servis baru pada ajang All England 2018. Aturan tersebut diprediksi beberapa pihak bakal merugikan buat pemain dengan postur tubuh tinggi atau jangkung.

Kampanye penggunaan aturan servis baru sudah digaungkan BWF sejak awal 2018. Nantinya, terdapat perubahan cara servis dari tinggi rusuk terbawah tiap pemain menjadi satu standar yakni 115 cm dari permukaan lapangan.

Tak ada penjelasan resmi yang dibuat BWF terkait perubahan cara servis tersebut. Hal ini diyakini bakal menimbulkan kerugian buat pemain-pemain yang memiliki postur tubuh tinggi.

Baca Juga

  • Kirim 24 Wakil, PBSI Targetkan Satu Gelar di All England 2018
  • PBSI Ungkap Alasan Hanya Targetkan Satu Gelar di All England 2018
  • Ganda Putri Bertekad Meraih Gelar di All England 2018

Ganda putra andalan Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, menyayangkan sikap BWF yang terkesan terburu-buru mengeluarkan peraturan tersebut tanpa lebih dulu dilakukan penelitian terhadap dampaknya. Marcus menilai, dirinya yang memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi agak kerepotan dengan aturan tersebut.

"Saya sudah beberapa kali latihan untuk membiasakan diri menggunakan servis baru ini. Bahkan, dalam sesi latihan tersebut kami sengaja memanggil service judge Indonesia yang sudah mengantongi lisensi internasional," kata Marcus kepada wartawan dalam konferensi pers di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Aturan servis baru itu diyakini sedikit banyak bakal membuat gaya permainan Marcus berubah. Seperti diketahui, Marcus merupakan tipikal pemain yang memiliki kemampuan servis mematikan dengan mengandalkan netting.

"Pastinya ada perubahan servis. Semua pemain pasti akan berubah proses servisnya. Bolanya pasti tidak seperti kemarin, akan tetapi kami akan mengusahakan yang terbaik. Saya yang punya postur pendek saja susah, apalagi pemain yang tinggi? Mereka bisa sampai harus jongkok-jongkok nanti kalau mau servis," ucap Marcus.

Sementara itu, pelatih nomor ganda putri Indonesia, Eng Hian, menyayangkan BWF belum mengeluarkan regulasi yang baku soal aturan tersebut. Namun, Eng Hian menganggap aturan ini tak bakal menjadi kerugian untuk anak asuhnya.

"Regulasi bakunya sendiri kami sepenuhnya belum tau seperti apa. Menurut saya, aturan servis baru ini semestinya bukan kerugian, asal semuanya jelas," ucap Eng Hian.

Aturan servis baru yang akan digunakan di All England 2018 merupakan satu dari tiga regulasi baru yang diumumkan BWF untuk bulutangkis. BWF juga mengeluarkan aturan soal keharusan pemain elit bertanding minimal 12 turnamen dalam setahun dan aturan soal kemungkinan perubahan sistem skor pertandingan dari reli poin 21 menjadi skor 11 poin dikali lima gim.

Sumber: www.bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya