MotoGP: Rossi Kenang Perjalanan Kariernya, Pernah Sukses dan Terpuruk

Rossi punya karier yang panjang di ajang MotoGP.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2019, 17:50 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 17:50 WIB
Valentino Rossi, MotoGP
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi punya karier panjang di ajang MotoGP. (Twitter/Yamaha MotoGP)

Liputan6.com, Bologna - Valentino Rossi tak diragukan lagi menyandang status salah satu pembalap MotoGP terbaik dalam sejarah. Bagaimana tidak? Sembilan gelar dunia, 232 podium, 115 kemenangan, 65 pole, dan 95 lap tercepat ia koleksi selama 24 tahun berkarir di ajang Grand Prix.

Meski begitu, karier Rossi tak selalu gemerlap. Ia sendiri mengakui ada pula momen buruk yang membekas di hatinya, namun ia menyebutnya sebagai hal normal dalam perjalanan kariernya di lintasan balap MotoGP.

Rossi menjalani debut di kelas 125cc pada 1996, dan sukses meraih gelar pertama setahun setelahnya. Pada 1998, ia naik ke 250cc, dan juga jadi juara pada tahun kedua. Pada 2000, ia pun naik ke GP500 dengan Honda, juga merebut gelar setahun setelahnya. Sejak MotoGP digulirkan pertama kali, ia meraih gelar bersama Honda pada 2002 dan 2003, serta bersama Yamaha pada 2004, 2005, 2008 dan 2009. Nah, dari sembilan gelar dunia ini, mana yang jadi favorit The Doctor?

"Saya suka gelar 2004, saat menang pertama kali dengan Yamaha. Tapi saya juga suka 2008, saat pindah ke Bridgestone. Mungkin sensasinya tak sama, tapi menurut saya itu hebat, usai dua tahun tanpa gelar. Saat itu, orang mulai berkata, 'Oh, kau sudah tua, kau sudah punya lima gelar, kau sudah habis'," ucap Rossi, seperti dilansir Speedweek.

"Jadi mampu membuktikan anggapan mereka salah sungguh emosional. Saya juga suka gelar 2001, GP500 terakhir, karena itu kesempatan terakhir pula," ujarnya. 

Kini setelah berusia 40 tahun, ternyata Rossi masih punya semangat tinggi untuk meraih gelar dunia ke-10. Proses mencari motivasi pun tak mudah, mengingat ia juga harus menghadapi kritik-kritik tajam yang menyebutnya sudah tua dan masanya sudah habis. Meski begitu, rider Italia ini mengaku sudah terbiasa mendengar opini para haters.

 

Sudah Tua

"Lebih dari 10 tahun, orang kerap berkata pada saya bahwa masa saya sudah habis. Ini sudah terjadi saat saya masih berusia 30 tahun, dan sejak itu tak pernah berhenti. Ini lucu, karena setiap kali saya menjalani balapan yang buruk, orang selalu bilang, 'Ia sudah tua, ia harus berhenti'. Sialan, 1-2 balapan semestinya sudah cukup bagi mereka berkata begitu. Tapi beginilah hidup," ungkapnya.

Rossi juga menyatakan bahwa dirinya memang layak mendapatkan 10 gelar dunia, apalagi ia pernah menjadi runner up pada 2006, 2014, 2015 dan 2016. Kekalahan paling menyakitkan pun diakui Rossi terjadi pada 2006 dan 2015, di mana ia kalah tipis dari Nicky Hayden dan Jorge Lorenzo tepat di balapan penutup. Meski begitu, Rossi mengaku terus berusaha berdamai dengan masa lalu.

Momen Buruk

"Secara umum, saya puas atas karier saya, tapi tidak untuk 2006 dan terutama 2015, saat saya kehilangan dua gelar. Kedua musim itu bukan kenangan yang manis. Setiap kali teringat, saya masih berkata, 'Sialan!' karena sejatinya saya punya 10 gelar! Saya rasa saya layak dapat 10 gelar, karena saya sembilan kali juara dunia dan berkali-kali jadi runner up, lebih sering ketimbang rider lain! Tapi normal saja punya beberapa momen buruk ketika punya karier panjang," terangnya.

Sumber: Bola.net 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya