Liputan6.com, Jakarta - Keteguhan dan kesabaran menjadi hikmah dari ber-qurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, yang hari Ahad ini, 10 Zulhijjah 1440 H atau 11 Agustus 2019, diperingati sebagai Hari Raya Iduladha. Ibrahim teguh memegang perintah Allah SWT untuk mengorbankan Ismail, putra semata wayang yang sudah puluhan tahun dinantikan kelahirannya, Ismail bersabar demi terlaksananya perintah Allah kepada ayahandanya itu.
Dengan inspirasi dari perayaan Iduladha, Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono pun dituntut keteguhan dan kesabarannya dalam perjuangan memajukan prestasi sepak bola Indonesia, antara lain dengan membersihkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dari praktik mafia pengaturan skor atau match fixing.
Setelah berhasil mengantarkan 17 orang sebagai tersangka match fixing, kini Suhendra terus bergerilya ke daerah-daerah untuk mencari masukan demi perbaikan PSSI dan persepakbolaan nasional ke depan. Mulai Kamis (8/8/2019) lalu hingga Kamis (15/8/2019) mendatang, Suhendra memimpin “Ekspedisi Borneo KPSN 2019” ke Pulau Kalimantan dengan perjalanan laut dan darat.
Advertisement
Stakeholders (pemangku kepentingan) sepak bola pertama yang mereka temui adalah Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Barat Helmi Soekarno, Sabtu-Minggu (10-11/8/2019) di Pontianak.
Usai menunaikan salat Ied di Masjid Raya Mujahidin, Kota Pontianak, Suhendra beserta istri, Helmi Soekarno dan rombongan KPSN menyaksikan pemotongan hewan qurban berupa seekor sapi yang ia serahkan sebelumnya kepada panitia. “Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Semoga kita bisa menjadi hamba yang teguh, sabar, dan ikhlas dalam berkorban,” ujar Suhendra menjelaskan makna ekspedisinya yang bertepatan dengan Iduladha di Pontianak dalam rilis yang diterima redaksi, Minggu (11/8/2019).
Salah satu tujuan ekspedisi, kata Suhendra, adalah bersilaturahmi dan menyambangi insan-insan sepak bola di daerah yang ia nilai masih punya idealisme dan jiwa kejuangan yang tinggi. "KPSN ingin menyambangi insan-insan sepak bola di daerah guna mendapatkan masukan-masukan yang positif dan berbobot, dan itu nantinya bisa menjadi masukan pula bagi pemerintah demi kemajuan persepakbolaan Indonesia,” jelasnya.
Keteguhan dan Kesabaran
Dari Kalbar, setelah menyerahkan bola berlogo KPSN kepada Asprov PSSI Kalbar sebagai cindera mata, Suhendra beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke Palangkaraya untuk bertemu Asprov PSSI Kalimantan Tengah. Sebelum tiba di Palangkaraya, Suhendra terlebih dulu menitipkan hewan qurban berupa seekor sapi kepada panti asuhan setempat melalui utusannya. Dari Kalteng, Suhendra akan melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Timur untuk bertemu Asprov PSSI setempat di Samarinda.
“Sekali lagi, qurban ini untuk meneladani keteguhan Ibrahim dan kesabaran Ismail. Memang, perlu keteguhan dan kesabaran dalam memajukan prestasi sepak bola Indonesia, karena begitu banyak tantangan yang menghadang, salah satunya mafia bola,” paparnya.
Advertisement
Apresiasi Polri
Sebab itu, ia menyambut baik dihidupkannya kembali Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri per 6 Agustus 2019, karena dengan demikian berarti KPSN tidak berjuang sendirian. “Kita apresiasi Polri yang membentuk Satgas Antimafia Bola Jilid II. Kita berharap kasus match fixingbenar-benar dituntaskan sampai ke akar-akarnya,” pungkas pendiri Hadiekuntono’s Institute (Research, Intelligence, Spiritual) ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini