Liputan6.com, Milan - Mauro Icardi bersama pengacara pribadinya, Giuseppe Di Carlo menyeret Inter Milan ke pengadilan. Bahkan, dia meminta Inter Milan membayar ganti rugi hingga 1,5 juta euro (Rp 23 miliar) atau sebanyak 20 persen gajinya selama semusim, sebagai biaya kompensasi.
Pemain asal Argentina itu sudah kehilangan ban kapten Inter Milan sejak Februari lalu. Selain itu, Icardi juga kesal dirinya dibekukan tim asuhan Antonio Conte usai kedatangan Romelu Lukaku dari Manchester United, pada bursa transfer musim panas ini.
Kekesalan Icardi bertambah besar setelah nomor punggungnya di Inter Milan, 9 dipakai oleh Romelu Lukaku. Selain itu, Icardi juga tidak diajak foto resmi oleh Inter Milan.
Advertisement
"Sebenarnya, Inter Milan sudah mengirimi saya catatan resmi kalau Icardi sudah boleh membaur lagi dalam tim, tapi aneh. Dia (Icardi) secara sepihak sudah dianggap berada di pasar transfer, meski masih memiliki kontrak hingga Juni 2021," ucap Giuseppe Di Carlo, seperti dikutip dari Football Italia.
"Kami ingin membuktikan (kepada Inter Milan), kalau seorang pemain, dalam hal ini Icardi, tidak bisa dikesampingkan seperti ini. Sebab, dia merupakan pemain sepak bola," ujarnya melanjutkan.
Â
Rencana Icardi
Giuseppe Di Carlo melanjutkan, Icardi sendiri saat ini sedang menyusun proposal untuk menyeret Inter Milan ke meja hijau. Suami Wanda Nara itu menuntut keadilan dari klubnya.
"Proposalnya tergantung seberapa cepat panel arbitrase beranggotakan tiga orang dibentuk. Jika dilakukan dengan cepat, semua bisa diputuskan dalam dua hingga tiga bulan."
"Bila tidak ada kesepakatan dengan Inter Milan, kami perlu untuk naik banding ke Pengadilan di Milan. Namun, itu memakan waktu lebih lama," kata Giuseppe Di Carlo.
Â
Advertisement
Icardi Sakit Hati
Giuseppe Di Carlo juga mengatakan, pelakukan Inter Milan terhadap kliennya sudah membuat Icardi sakit hati. Padahal, striker berusia 26 tahun itu sudah berulang kali mengatakan mencintai Inter Milan sepenuh hari.
"Masalah ini, sama sekali tidak sederhana untuk Icardi. Dia menderita secara psikologis karena situasi ini. Bagi Icardi, hal seperti ini seperti diskriminasi," ujarnya mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini: