3 Risiko Vape yang Perlu Dicermati, Risiko Serangan Kanker

Banyak kalangan menganggap vape lebih aman dibanding rokok biasa.

oleh Novie Rachmayanti diperbarui 20 Okt 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2019, 06:40 WIB
Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape.

Jakarta - Pengguna vape alias rokok elektronik semakin bertambah. Banyak kalangan menganggap vape lebih aman dibanding rokok biasa. 

Bahkan ada pula yang menilai vape bisa membuat seseorang berhenti kecanduan merokok. Namun, ternyata rokok elektrik juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan tubuh.

Keduanya memiliki cara penggunaan yang berbeda. Rokok biasa harus dibakar secara langsung untuk menghasilkan asap. Sedangkan pemanasan pada vape dilakukan untuk menguapkan cairan di dalam tangki alat, hingga menghasilkan asap.

Penggunaan vape atau rokok elektrik masih menjadi kontroversi di antara para perokok biasa. Tetapi pada dasarnya, vape atau rokok elektrik memiliki kandungan nikotin yang cukup tinggi. Anda perlu mengurangi dan berhati-hati jika menggunakan rokok elektrik.

Medical Express, Rabu (18/9/2019), melansir bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang belum menemukan bukti yang cukup terkait dampak buruk dari rokok elektronik. Namun tetap perlu berhati-hati dalam menggunakan vape.

Sebuah penelitian di Inggris, New England Journal of Medicine, menyarankan memakan permen karet lebih baik untuk mengurangi kecanduan terhadap rokok tembakau. Berikut adalah tiga dampak dari vape yang perlu waspadai.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

1. Tidak Baik bagi Kesehatan Paru-Paru

Berdasarkan hasil penelitian Toxicology and Applied Pharmalogy, menyatakan vape atau rokok listrik memiliki bahaya yang sama dengan rokok tembakau. Keduanya tentu sama-sama memberikan dampak buruk bagi kesehatan paru-paru.

Hal itu sependapat dengan salah seorang dokter spesialis paru-paru di Indiana University, bahwa nikotin berbahaya bagi jaringan paru-paru.

Selain itu, nikotin dalam rokok elektrik dapat membahayakan bagian tubuh lainnya seperti otak, jantung, dan menurunkan tingkat kekebalan tubuh.

 

2. Berisiko Terserang Kanker

Rokok tembakau terkenal sebagai penyebab utama kanker, khususnya paru-paru. Hal itu juga tak berbeda jauh dengan rokok listrik, alias vape.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang berasal dari University of Nevada menyatakan bahwa vape memiliki kandungan formaldehid yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.

Zat formaldehid itu dapat masuk dan otomatis terserap ke dalam paru-paru. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dampak yang satu ini apabila rokok elektrik digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

 

3. Tidak Baik untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

Vape memiliki sejumlah efek negatif pada kesehatan mulut. Bahkan sebuah penelitian melaporkan bahwa paparan aerosol dari rokok elektrik membuat permukaan gigi lebih rentan terhadap bakteri, apalagi jika vape digunakan oleh lebih dari satu orang. Misalnya berbagi dengan teman.

Di sisi lain, vape juga bisa meningkatkan risiko gigi berlubang. Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal Oncotarget, menyatakan bahwa vape rentan menimbulkan peradangan gusi.

Kandungan Berbahaya Dalam Rokok Elektrik atau Vape

  • Vape mengandung zat propilen glikol atau gliserin berfungsi untuk memproduksi uap air. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup zat tersebut dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan pada beberapa individu.
  • Nikotin juga terdapat dalam rokok elektrik.
  • Rokok elektrik memiliki aroma yang lebih segar ketimbang rokok tembakau. Hal itu dikarenakan adanya penambah rasa, seperti rasa cokelat, vanila, buah-buahan, dan lainnya, sehingga perokok elektrik dapat menikmati sensasi rasa tertentu dalam setiap hisapannya.
  • Komponen dalam rokok listrik lainnya adalah tobacco-specific nitrosamine (TSNA). Kandungan ini merupakan senyawa karsinogen yang ditemukan dalam tembakau dan rokok tembakau.
  • Nitrosamin juga ditemukan dalam cairan rokok elektrik, namun dalam jumlah sedikit. Semakin tinggi kadar nikotin, semakin tinggi juga kadar TSNA. Selain itu, vape juga memiliki kandungan senyawa logam, seperti kromium, nikel, dan timah.

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Novie Rachmayanti/Editor: Yus Mei Sawitri, published 18/10/2019)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya