Jakarta - Setelah gantung sepatu, kehidupan Bambang Pamungkas tidak jauh-jauh dari lapangan sepak bola. Mantan pemain yang karib dipanggil Bepe tersebut saat ini menduduki posisi manajer Persija Jakarta.
Dalam podcast Makna Talks yang tayang di YouTube pada Januari 2020, Bambang Pamungkas ditanya kenapa tidak berminat menjadi pengurus PSSI setelah pensiun pada musim lalu.
Baca Juga
Bepe diharapkan dapat mengubah wajah sepak bola Indonesia sebagai pengurus PSSI. Namun, pria berusia 39 tahun ini menjelaskan bahwa terpilih sebagai pejabat strategis di federasi bukan perkara sederhana.
Advertisement
"Banyak hal yang tidak dipahami oleh masyarakat, menjadi pengurus PSSI tidak semudah membalikkan telapak tangan. Artinya di sepak bola Indonesia, menjadi pengurus PSSI itu dipilih oleh pemegang hak suara alias voters," ujar Bepe.
"Voters ini berasal dari klub dan Asosiasi Provinsi PSSI. Tidak semua voters memiliki pemikiran yang sama tentang sepak bola Indonesia. Orang yang memiliki visi dan misi yang baik, yang berintregitas, tidak serta-merta mendapatkan jaminan dipilih oleh voters," ucap Bambang Pamungkas.
Contoh Kasus Kurniawan Dwi Yulianto
Bambang Pamungkas mengambil contoh kasus saat mantan penyerang Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, mencalonkan diri sebagai Ketua PSSI pada 2016. Eks pemain yang biasa dipanggil Si Kurus itu nihil mendapatkan suara.
"Yang voters pilih itu adalah orang-orang yang membutuhkan mereka. Sebagai contoh. Kurniawan pernah mencalonkan diri sebagai Ketua PSSI. Yang memilih dia tidak ada," jelas Bepe.
Advertisement
Mantan Pemain Jarang Masuk PSSI
Dalam beberapa periode terakhir, sangat jarang menemukan mantan pesepak bola nasional terjun dalam kepengurusan PSSI. Benar kata Bepe.
Voters lebih gemar memilih tokoh yang menguntungkan pihaknya.
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa / Hendry Wibowo)