5 Kecelakaan Pesawat yang Menimpa Dunia Sepak Bola

Insiden pesawat jatuh beberapa kali dialami oleh insan sepak bola.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2021, 22:08 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 17:46 WIB
20160412-pesawat terbang
Ilustrasi Pesawat Terbang

Liputan6.com, Jakarta - Insiden pesawat jatuh beberapa kali terjadi. Tidak hanya menimpa warga sipil biasa, tragedi dirgantara juga beberapa kali dialami oleh insan sepak bola. 

Berikut lima musibah udara yang melibatkan dunia sepak bola:

Leicester City

Penghormatan Pemain Atas Meninggalnya Bos Leicester City
Pemain Leicester City, Harry Maguire (tengah) bersama Matty James, James Maddison, dan Wes Morgan memberi penghormatan atas meninggalnya pemilik Leicester City Vichai Srivaddhanaprabha di luar Stadion King Power, Inggris, Senin (29/10). (Paul Ellis/AFP)

Dua tahun lalu, Leicester City harus kehilangan sang pemilik, Vichai Srivaddhanaprabha, dalam kecelakaan helikopter, Sabtu (29/10/2018). 

Tragedi ini terjadi di lapangan parkir, King Stadium. Srivaddhanaprabha datang untuk menyaksikan duel Leicester melawan West Ham United dalam lanjutan Premier League 2018/19. 

Skor berakhir imbang 1-1 dan Srivaddhanaprabha berniat pulang saat helikopter jenis AgustaWestland AW169 yang ditumpanginya mengalami gangguan mesin. 

Sejumlah saksi mata melihat kalau baling-baling belakang bermasalah tidak lama setelah helikopter terbang. Tidak lama berselang, helikopter dengan nomor registrasi G-VSKP berputar-putar tak terkendali sebelum menubruk tanah di areal parkir King Stadium. 

Seluruh penumpang tewas akibat kejadian ini, termasuk Srivaddhanaprabha. Selain pengusaha 60 tahun itu, empat korban meninggal lainnya adalah staf Vichai, Nursara Suknamai dan Kaveporn Punpare, pilot Eric Swaffer, dan pilot kedua Izabela Roza Lechowicz.

 

 

Saksikan Video Berikut Ini

Emiliano Sala

Top Skor Ligue 1
Emiliano Sala (AFP/Jean Francois Monier)

Tragedi penerbangan juga merenggut nyawa Emiliano Sala ketika baru pindah ke Cardiff City. Pemain yang baru direkrut dari Nantes itu tewas setelah pesawat yang dicarternya untuk kembali ke Cardiff terjatuh di Selat Inggris pada 21 Januari tahun lalu.   

Tragedi ini juga menambah panjang daftar para sepak bola yang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat terbang. Sebelumnya, insiden seperti ini bahkan pernah merenggut nyawa satu tim sekaligus. 

Berikut ini merupakan tiga tragedi pesawat jatuh yang juga menelan korban pesepakbola. 

Chapecoense

Chapecoense, Peringatan Satu Tahun
Ribuan warga dan fans Chapecoense memadati jalanan kota saat memperingati satu tahun kecelakaan pesawat Lamia 2933 di Arena Conda stadium, Chapeco, Santa Catarina, Brasil, (28/11/2017). Sekitar 19 pemain Chapecoense meninggal. (AFP/Nelson Meida)

28 November 2016 menjadi momen kelabu bagi klub asal Brasil ini. Bukan karena kalah menyesakkan dalam sebuah laga, tapi karena klub yang identik dengan warna hijau itu kehilangan hampir seluruh skuat intinya dalam kecelakaan pesawat LaMia Flight 2933. 

Mereka termasuk dalam 77 korban meninggal dunia saat pesawat yang membawa mereka dari Santa Cruz de la Sierra, Bolivia menuju Medellín, Kolombia kecelakaan. Pesawat nahas tersebut kehabisan bahan bakar sebelum akhirnya menghantam pegunungan Cerro Gordo.

Saat kejadian, para pemain hendak bertanding melawan Atletico Nacional pada final Copa Sudamericana, kompetisi antarklub Amerika Latin yang setara dengan Liga Europa.  

Tiga pemain selamat dalam kejadian tersebut. Mereka adalah bek kiri, Alan Ruchel (18), kiper cadangan, Jakson Follmann (19), dan bek tengah Neeto. Follmann harus kehilangan satu kakinya akibat kejadian ini dan segera memutuskan pensiun dari sepak bola. 

Kiper utama, Danilo, juga masih hidup saat ditemukan tim penyelamat. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Dia tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. 

Manchester United

Chapecoense dan 4 Tragedi Kelam
Tepat pada tanggal 6 Februari 1958 Manchester United kembali bertolak ke Inggris usai bertandang ke kandang FC Red Star. Cuaca buruk kota Munich membuat pesawat mereka bernasib naas. (AFP)

Matt Busby merupakan salah satu manajer terbaik yang pernah dimiliki Manchester United (MU). Selama menangani Setan Merah, Busby sangat berkuasa. Dia menentukan sendiri pemain-pemain yang akan dibeli, pemain yang dilepas, dan turun melatih di lapangan. 

Busby menyukai pemain muda. Skuatnya kala itu dihuni pemain dengan rata-rata berusia 22 tahun. Itu sebabnya, para pemain di era Busby, akrab disebut sebagai Busby Babes. 

Pada tahun 1952 pasukan Busby berhasil menjuarai Liga Inggris. Ini sekaligus menjadi gelar liga pertama Setan Merah setelah penantian panjang selama 41 tahun. Sejak saat itu, MU mulai di perhitungkan di kancah sepak bola domestik maupun internasional. 

Namun musibah menimpa Busby Babes pada 6 Februari 1958. Pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Munich, Jerman. Saat itu, para pemain MU berniat kembali usai bertemu dengan tim Yugoslovakia, Red Star Belgrade di Piala Eropa. 

Selain para pemain, pesawat nahas itu juga membawa suporter dan wartawan. Sebanyak 20 dari 44 penumpang dinyatakan tewas dalam kejadian ini, termasuk delapan pemain MU. Sementara 23 penumpang lainnya mengalami luka parah termasuk, Matt Busby. 

Torino

Torino
Klub Serie A, Torino akan mengunakan jersey khusus untuk memperingati satu tahun tragedi kecelakaan pesawat yang menimpa klub Chapocoense (AFP Photo/Nelson Almeida)

Periode 1942-1949 menjadi era keemasan Torino. Dalam kurun waktu itu Tim asal kota Turin itu meraih lima gelar liga secara beruntun. Pada masa itu, Torino juga menjadi tulang punggung timnas Italia. Setidaknya 10 pemain tim berjuluk Il Toro itu berada di skuat Gli Azzurri. 

Namun masa keemasan ini juga diwarnai tragedi pilu. Pada 4 Mei 1949, pesawat FIAT G212 yang membawa skuat Torino menabrak dinding gereja Basilica of Superga yang berada di kota Turin. Saat itu, para pemain bersama sejumlah awak media baru saja kembali dari Lisbon usai menjalani laga persahabatan melawan SL Benfica. Tidak ada yang selamat dalam kejadian ini. Sebanyak 27 penumpang dan tiga awak kabin dinyatakan meninggal dunia. 

Dua hari setelah kejadian tersebut, Torino pun dinobatkan sebagai juara. Baik Torino maupun lawan-lawannya menurunkan pemain usia muda di empat pertandingan sisa. 

Jutaan warga turun ke jalananan kota Turin di hari pemakaman para korban. Akibat kejadian ini, timnas Italia sempat trauma bepergian naik pesawat. Karena itu, Gli Azzurri memutuskan bertolak ke Piala Dunia 1950 di Brasil dengan menggunakan kapal laut. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya