Ribuan Lintas Suporter di Tangerang Gelar Aksi Seribu Lilin, Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

Komunitas Suporter Sepak Bola Tangerang Raya menggelar aksi seribu lilin untuk mendoakan ratusan suporter Arema FC yang tewas di tragedi Kanjuruhan Malang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 04 Okt 2022, 23:17 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 23:17 WIB
Aksi suporter
Pendukung berbagai klub sepak bola Indonesia di Tangerang menggelar aksi selepas tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Komunitas Suporter Sepak Bola Tangerang Raya menggelar aksi seribu lilin untuk mendoakan ratusan suporter Arema FC yang tewas di tragedi Kanjuruhan Malang.

Turunnya hujan tidak menyurutkan ribuan suporter untuk menggelar doa di Stadion Benteng Reborn, Kota Tangerang, Selasa (4/10/2022) malam.

Datang sebagai pendukung berbagai klub di Indonesia, mereka dengan hikmat menyanyikan anthem Arema FC 'Kita Saudara'. Sementara seribu lilin membentuk tulisan '1/10/2022 Arema'.

Suporter Arema, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persib Bandung, Persita Tangerang, Persikota, Persis Solo, dan banyak lagi berkumpul jadi satu. Satu persatu dari perwakilan klub memberikan ucapan belasungkawa. Para suporter pun menyalakan flare, menyulap Stadion Benteng Reborn berwarna kemerahan.

"Tidak ada nyawa seharga harga tiket!," seru salah satu pentolan PSIS.

Pada kesempatan sama, Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan tragedi Arema yang menewaskan 131 suporter itu menjadi renungan bersama untuk seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Kota Tangerang.

"Saya atas nama Pemkot Tangerang dan seluruh masyarakat Kota Tangerang mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang ditinggalkan," katanya.

Sachrudin berpesan, khususnya kepada para suporter yang berada Kota Tangerang maupun luar Kota Tangerang, untuk mengedepankan sportivitas serta persatuan antarsuporter dalam setiap pertandingan.

"Dari peristiwa tersebut kita dapat belajar, khusus suporter dalam pertandingan apapun tetap junjung tinggi persatuan dan kesatuan, jangan sampai peristiwa ini terulang kembali terlebih di Kota Tangerang," kata Sachrudin.

Sanksi PSSI

Foto: Ikut Berduka, Sejumlah Kelompok Suporter Gelar Aksi Belasungkawa atas Insiden di Stadion Kanjuruhan
Dalam aksinya mereka juga meminta pihak yang berwenang untuk mengusut tuntas soal kejadian yang terjadi di Malang. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Komdis PSSI menemukan kelalaian Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Arema FC Suko Sutrisno dalam melaksanakan tugas sehingga tragedi Kanjuruhan terjadi. 

Salah satunya terkait pintu stadion saat pertandingan selesai. Tragedi Kanjuruhan Malang memakan korban ratusan jiwa karena penonton menumpuk di pintu keluar saat coba melarikan diri dari gas air mata.

"Tidak semuanya tertutup, tapi sebagian sudah ada yang dibuka. Yang masih ditutup itu telat komando, belum sampai ke tujuan (penjaga pintu)," kata anggota Komite Eksekutif PSSI Ahmad Riyadh pada konferensi pers, Selasa (4/10/2022).

"Security officer mengatur keluar masuk penonton lewat pintu. Dia bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan, tapi tidak terlaksana dengan baik," balas Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing.

Atas kelalaian ini, PSSI menghukum Abdul Haris dan Suko Sutrisno larangan terlibat di sepak bola seumur hidup.

"Ketua Panpel bertanggung jawab kelancaran event ini. Dia harus jeli, cermat, dan bersiap kemungkinan yang terjadi. Tapi ketua panpel tidak melaksanakannya karena tidak siap. Gagal mengantisipasi kerumunan orang datang," ungkap Erwin Tobing.

"Ada harus yang disiapkan, pintu yang seharusnya dibuka malah ditutup. Itu yang menjadi perhatian."

Selain kepada dua individu tersebut, PSSI turut menjatuhkan dua jenis sanksi kepada Arema FC karena tragedi Kanjuruhan. Singo Edan dilarang menggunakan Malang sebagai homebase di sisa musim Liga 1 2022/2023. PSSI juga menjatuhkan denda Rp250 juta kepada Arema FC.

"Arema FC nantinya harus bermain jauh dari Malang dan tanpa penonton serta denda Rp250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran di atas akan dijatuhkan hukuman yang lebih berat," kata Erwin Tobing.

Konsep Pengamanan Baru

Menpora : Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Jangan Sampai Rusak Sepakbola Kita
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022

PSSI sedang menyusun sistem keamanan terbaru pasca terjadinya tragedi Kanjuruhan Malang. Konsep itu dirumuskan bersama pihak kepolisian dan rencananya akan diterapkan untuk sisa pertandingan Liga 1 2022/2023.

Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan mengatakan, federasi sedang dalam proses diskusi bersama Mabes Polri untuk merumuskan konsep keamanan terbaru. Sistem keamanan itu akan tetap mempertimbangkan kultur sepakbola di Indonesia.

“Nanti akan ada titik temu, oh begini jadi kita harus begini. Apakah nanti pihak kepolisian tidak boleh masuk ke dalam itu seperti di luar negeri, itu tidak pasti,” kata Iwan Bule di Malang, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya, sistem keamanan selama kompetisi di Indonesia tidak bisa disamakan dengan di luar negeri karena banyak hal. Ia mencontohkan klub di dalam negeri belum punya lapangan sampai perangkat keamanan sendiri.

“Di luar negeri kan punya, seperti Ajax punya lapangan, steward, sekuriti dan kita belum ada. Kita menyesuaikan dengan di Indonesia,” ujarnya.

Konsep keamanan terbaru untuk kompetisi di Liga Indonesia tidak hanya mengacu pada hasil investigasi terhadap tragedi Kanjuruhan Malang saja. Tapi juga mengacu pada hal lainnya yang akan dimatangkan dalam pendiskusian bersama Polri.

“Penerapannya bagaimana itu nanti masih dirumuskan. Setelah konsep itu jadi maka liga akan bergulir. An Presiden minta ada evaluasi,” ucap Iwan Bule.

Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya