Liputan6.com, Jakarta - PSSI memulai rapat perdana Satuan Tugas (Satgas) Transformasi Sepak Bola Indonesia, Jumat (21/10/2022). Turut hadir pada kegiatan ini perwakilan AFC dan FIFA.
Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia terbentuk seusai tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang. Satgas ini terdiri dari PSSI dan pemerintah Indonesia yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Polri.
Federasi Sepak Bola Asia dan Dunia yakni AFC dan FIFA turut memberi dukungan. Presiden FIFA Gianni Infantino bahkan datang ke Jakarta dan bertemu PSSI Selasa (18/10/2022) lalu.
Advertisement
Pembentukan Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia dilakukan untuk menemukan rumusan tepat tata kelola sepak bola di Indonesia, menyamakan peran dan tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan sepak bola (mulai dari PSSI, pemerintah dan kepolisian, serta klub peserta dan penonton), dan memperbaiki manajemen infrastruktur, pengamanan dan penyelamatan, manajemen kerumunan, manajemen penonton, dan edukasi sepak bola.
"Satgas atau Tim Gugus Tugas ini dibentuk untuk transformasi sepak bola Indonesia seperti yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo. PSSI bekerja bersama pemerintah untuk memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia dan memastikan tragedi di Kanjuruhan tidak terjadi lagi," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dilansir situs resmi federasi.
FIFA dan AFC berkomitmen untuk mendukung dan membantu PSSI saat situasi seperti ini. Mereka akan membantu di bidang keselamatan, keamanan, infrastructure stadion serta kampanye pendukung.
"Kami yakin melalui upaya bersama ini akan menghasilkan komitmen bersama bahwa FIFA, AFC, PSSI dan pemerintah akan memastikan bahwa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk sepak bola. Pusat krisis akan segera ditetapkan untuk satgas bekerja bersama-sama," tambah Iriawan.
Rapat pertama Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia dihadiri FIFA Head of Safety and Security Serge Dumotier dan AFC Head of Safety and Security Brian Johnson. Keduanya bergabung secara virtual.
Sementara hadir di tempat di antaranya Wakil Ketua Umum 1 KONI Pusat Mayjen TNI (Purn) Ir Suwarno, Stafsus Kemenpora Mahfudin Nigara, Direktur Prasarana Strategis KemenPUPR Ir Essy Asiah, Karobinops SOPS Polri Brigjen Pol Roma Hutajulu, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dr Sumarjaya, dan Direktur Kompetisi LIB Asep Saputra.
Korban Jiwa Bertambah
Korban meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan bertambah satu orang lagi, Jumat (21/10/2022). Total korban meninggal dalam tragedi pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya ini kini menjadi 134 orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana. "Benar (korban meninggal Tragedi Kanjuruhan menjadi 134 orang)," ujar Putu Kholis dalam keterangannya.
Satu korban meninggal itu atas nama Reyvano Dwi Afriansyah berusia 17 tahun yang tinggal di Jalan Kebonsari RT 04/01, Sumber Pucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Korban Tragedi Kanjuruhan ini sempat dirawat di RSSA Kota Malang.
Sebelumnya, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengungkap bahwa panitia pelaksaan tidak meminta bantuan medis ke pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjurahan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Hal itu terungkap dalam laporan TGIPF Tragedi Kanjuruhan usai menerima penjelasan dari Direktur Utama (Dirut) RSUD Kanjuruhan Bobi Prabowo.
"Penjelasan dari Dirut RSUD Kanjuruhan bahwa pihak panitia pelaksana tidak meminta bantuan medis (tenaga medis dan ambulans) dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022," demikian isi laporan dikutip Selasa (18/10/2022).
Dalam laporan disebutkan lantaran tak ada permintaan bantuan tenaga medis maupun mobil ambulans, pihak RSUD Kanjuruhan tidak berinisiatif menerjunkan tim medis dan ambulans.
"Sehingga pihak RSUD Kanjuruhan tidak menugaskan personelnya ke Stadion Kanjuruhan, padahal jarak RSUD Kanjuruhan dengan stadion sangat dekat dan status RSUD Kanjuruhan adalah RS pemerintah," demikian isi laporan.
"Pihak RSUD juga sudah mengonfirmasi ke Dinkes Malang bahwa Dinkes juga tidak ada permintaan dari panitia pelaksana pertandingan Arema FC vs Persebaya," bunyi isi laporan.
Advertisement
Gangguan Pernapasan
Menurut laporan, RSUD Kanjuruhan tetap menerima 93 orang korban yang terdiri atas 21 jenazah, lima korban luka berat, dan 67 korban luka ringan atau sedang.
Sesuai dengan penjelasan dari Dirut RSUD Kanjuruhan dan staf berdasarkan diagnosa dan pemeriksaan fisik khususnya terhadap pasien korban luka, diperoleh kesimpulan awal bahwa umumnya penonton atau suporter mengalami gangguan pernapasan akibat kebanyakan menghirup gas air mata yang ditembakkan aparat Brimob yang menimbulkan gas atau asap yang menyebar ke mana-mana dan kekurangan oksigen (hipoksia).
Hal tersebut terjadi karena asap gas air mata mendominasi lingkungan udara di tempat kejadian, sehingga mengakibatkan berkurangnya oksigen.
"Hipoksia yang dialami penonton atau suporter ditambah dengan upaya keluar dari stadion melalui pintu dan lorong yang sempit mengakibatkan terjadinya rebutan keluar dan bahkan saling menginjak, sehingga menimbulkan banyak korban," demikian bunyi laporan.