PSSI kembali menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti ASEAN Super League (ASL) yang rencananya bergulir pada pertengahan 2015. Wacana menggelar ASL pertama kali digagas para menteri olahraga di kawasan Asia Tenggara dan disambut federasi sepakbola ASEAN (AFF), serta Malaysia (FAM).
Namun, PSSI menilai ada kendala yang bisa menghadang penyelenggaraan kompetisi antarklub tersebut. "Kami melihat ini tidak mudah untuk diterapkan. Member kami juga tidak terproteksi. Jika membentuk klub baru akan memunculkan permasalahan lain di kemudian hari," kata Sekjen PSSI Joko Driyono di Jakarta seperti dilansir Goal, Senin (3/2/2014).
"Sedangkan jika menunjuk klub yang ada, nantinya akan menjadi pertanyaan dari klub-klub lain. Kompetisi domestik juga bisa terganggu, karena menggunakan format liga."
Selain Indonesia, Thailand juga menjadi negara yang tidak tertarik mengikuti ajang yang memakai format liga, dan diikuti 16 klub tersebut. "Indonesia dan Thailand menjadi negara yang sampai sekarang menolak adanya ASL," pungkas Joko.(Bog)
Namun, PSSI menilai ada kendala yang bisa menghadang penyelenggaraan kompetisi antarklub tersebut. "Kami melihat ini tidak mudah untuk diterapkan. Member kami juga tidak terproteksi. Jika membentuk klub baru akan memunculkan permasalahan lain di kemudian hari," kata Sekjen PSSI Joko Driyono di Jakarta seperti dilansir Goal, Senin (3/2/2014).
"Sedangkan jika menunjuk klub yang ada, nantinya akan menjadi pertanyaan dari klub-klub lain. Kompetisi domestik juga bisa terganggu, karena menggunakan format liga."
Selain Indonesia, Thailand juga menjadi negara yang tidak tertarik mengikuti ajang yang memakai format liga, dan diikuti 16 klub tersebut. "Indonesia dan Thailand menjadi negara yang sampai sekarang menolak adanya ASL," pungkas Joko.(Bog)