YouTube Enggan Hapus Video Klaim Kemenangan Donald Trump

Video tersebut berjudul "Trump won. MSM hopes you don’t believe your eyes" yang diunggah Channel YouTube One American News Network (OANN) pada Rabu 4 November 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 08:01 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 08:01 WIB
YouTube
Logo YouTube. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Platform berbagi video, YouTube enggan menghapus video klaim kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat.

Video tersebut berjudul "Trump won. MSM hopes you don’t believe your eyes" yang diunggah Channel YouTube One American News Network (OANN) pada Rabu 4 November 2020.

YouTube mengatakan, video yang mengklaim Presiden Donald Trump memenangkan pemilu tidak melanggar kebijakan apa pun dan diizinkan tetap tayang. Padahal, belum ada media arus utama yang memberitakan kemenangan salah satu pasangan calon.

Keputusan tersebut berbeda dengan upaya Twitter dan Facebook yang lebih agresif menekan klaim yang menyesatkan dan informasi yang salah atas hasil pemilu.

YouTube menyebut, video tersebut melanggar pedoman periklanannya tetapi tidak dengan kebijakan kontennya. Sehingga tetap dapat tayang, tetapi tanpa iklan, sebagimana dilansir dari theverge.com, Kamis (5/11/2020).

Dalam video tersebut, seorang penyiar OANN mengatakan Trump memenangkan pemilu, tanpa merinci berapa jumlah negara bagian yang dimenangkan suami dari Melania Trump itu. YouTube pun membeberkan alasan tidak menghapus video berdurasi 3 menit 11 detik itu.

"Kebijakan YouTube saat ini mengenai misinformasi dan pemilihan terkait dengan konten yang bertujuan untuk menyesatkan pemilih tentang waktu, tempat, sarana, atau persyaratan kelayakan untuk memberikan suara, atau klaim palsu yang secara material dapat menghalangi pemberian suara," demikian keterangan Juru Bicara YouTube.

"Semua hasil penelusuran dan video tentang pemilu ini (termasuk video klaim kemenangan Trump) memunculkan panel informasi yang mencatat bahwa hasil pemilu mungkin belum final dan kami terus memunculkan konten otoritatif dalam hasil penelusuran dan rekomendasi," tambahnya.

Sebaliknya, YouTube menghapus iklan dari video klaim kemenangan Trump. YouTube tidak mengizinkan iklan untuk ditayangkan di video tersebut.

"Karena (hasil) pemilihan belum diadakan untuk saat ini, video tersebut melanggar kebijakan periklanan YouTube," tutup Juru Bicara YouTube.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Hapus Tayangan Siarang Langsung Hasil Pilpres AS Palsu

Markas Besar Youtube © AFP
Markas Besar Youtube © AFP

Sebelumnya, Pilpres AS masih dalam tahap penghitungan suara hingga saat ini. Namun, YouTube sudah menurunkan beberapa video yang menayangkan tayangan siaran langsung terkait hasil Pilpres palsu sejak semalam.

Sejak semalam banyak akun YouTube yang menayangkan siaran langsung hasil Pilpres AS. Bahkan, beberapa akun memasang grafis yang sama untuk menarik audiens agar menonton siaran tersebut.

Dilansir Business Insider, salah satu tayangan siaran langsung mempunyai pengikut hingga 1,4 juta akun dan ditonton ribuan orang. Namun, akun-akun ini kebanyakan bukan akun politik dan bukan akun salah satu pendukung capres AS.

Mereka hanya memutar lagu sepanjang video dan tidak memberikan informasi apa pun terkait Pilpres AS. Rupanya akun itu sengaja mencari kata kunci yang sedang populer untuk menjaring penonton.

Mereka juga memasukkan fitur iklan sebelum video diputar, sehingga bisa menghasilkan uang. YouTube pun langsung menurunkan tayangan langsung tersebut dan menandai akun yang mengunggahnya.

"Setelah meninjau dengan cermat kami menghapus tayangan siaran langsung yang melanggar kebijakan yang sudah ditentukan. Tayangan itu juga mengandung spam dan scam," bunyi pernyataan YouTube seperti dilansir Business Insider.

"Kami terus mewaspadai dengan semua konten terkait Pilpres AS ini selama dan sesudah pencoblosan."

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya