Hoaks Dianggap Lebih Kejam dari Pembunuhan

Masyarakat diharapkan tidak termakan berita bohong atau hoaks, khususnya terkait Covid-19.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 21 Apr 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 09:00 WIB
banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Prof Syahrizal Abbas menyatakan, kegiatan menyebar informasi bohong atau fitnah (hoaks) merupakan suatu perbuatan yang lebih kejam dari pembunuhan.

"Ajaran agama maupun hukum negara melarang penyebaran informasi bohong maupun fitnah (hoaks), sebab fitnah itu dampaknya berbahaya sekali. Dalam Alquran mengatakan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," kata Syahrizal Abbas dilansir dari Antara, Selasa (20/4/2021).

Ia menjelaskan, ciri orang muttaqin lainnya adalah orang yang saat mendapatkan informasi, dia akan selalu melakukan pemeriksa kembali kebenarannya.

"Orang yang berpuasa ketika mendapat informasi dari mana saja maka orang tersebut akan memeriksa, dia akan mengecek ulang dari mana informasi itu, betulkan informasi itu? Kalau tidak jangan sebarkan kepada orang lain, karena risiko itu besar. Fitnah itu besar sekali dampaknya," tutur Syahrizal.

Karena itu, ia berharap ketika mendapat informasi mengenai Covid-19 mengenai masker, harus dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Tujuannya, agar masyarakat tidak termakan berita bohong atau hoaks.

"Mengenai Covid-19 itu fakta, bukan hanya di tempat kita, bahkan di dunia internasional secara kasat mata kita melihat bahwa itu ada dan risikonya sudah banyak orang yang meninggal dunia," ucap dia.

Menurut dia Gerakan BEREH (bersih, rapi, estetika, dan hijau) dan penerapan protokol kesehatan dapat mencegah penularan Covid-19, karena kewajiban setiap orang berpuasa itu untuk berikhtiar agar tidak terkena Covid-19.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya