Ragam Hoaks yang Catut Nama WHO: Tak Akui Vaksin Sinovac Hingga Tetapkan Indonesia Negara High Risk Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi salah satu sorotan selama pandemi covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 30 Jun 2021, 16:20 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2021, 16:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta kesehatan
ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi salah satu sorotan selama pandemi covid-19. Pasalnya WHO menjadi sumber rujukan dalam penanganan penyakit ini.

Sayangnya WHO kerap menjadi sasaran hoaks saat pandemi covid-19 masih berjalan. Hoaks yang beredar berasal dari dalam dan luar negeri.

Lalu apa saja hoaks terkait WHO? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar WHO Tetapkan Indonesia Sebagai Negara High Risk Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait WHO yang menyebut Indonesia sebagai negara A1 high risk covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan pada akhir pekan ini.

Dalam pesan berantai itu disebutkan Indonesia masuk kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, hingga Filipina.

Selain itu pesan berantai tersebut juga menautkan sebuah link dari dokumen WHO. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"BERITA TERBARU!

Secara resmi, hari ini WHO telah mendeklarasikan Indonesia sebagai negara A1 High Risk. sekarang termasuk dalam kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, Filipina, dan sejumlah negara Afrika.

Artinya, negara lain berhak menolak dan melarang siapa pun yang berasal dari Indonesia (dan negara-negara lain yang terdaftar di A1) memasuki wilayahnya.

Jumlah infeksi varian Covid meningkat drastis dalam sebulan terakhir, terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Sangat disarankan bagi semua orang untuk tetap terkurung dan menahan diri dari berkumpul dengan publik untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut.

Indonesian situation report yg dikeluarkan terakhir WHO tgl 23 juni

https://cdn.who.int/media/docs/default- source/searo/indonesia/covid19/external-situation-report-60_23-june- 2021.pdf?sfvrsn=15d6c3ad_5"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim WHO mengkategorikan Indonesia sebagai negara high risk covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hoaks Selanjutnya

Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

2. Cek Fakta: Tidak Terbukti WHO dan Pemerintah Arab Saudi Tak Akui Vaksin Sinovac

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Paat J F Jonas, pada 10 April 2021.

Unggahan klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac berupa tulisan sebagai berikut:

"Vacsin Sinovac Biofarma “Tidak di akui oleh Kerajaan Saudi Arabia ( bahkan oleh WHO sekalipun) .Untuk Jemaah Umrah atau Haji ...Semua permainan “Uang dan kekuasaan “saja untuk dapat melaksanakan suatu bentuk Ibadah .Mari kita lihat permainan ini berakhir dgn kemenangan siapa..!!! Semoga Upaya Positive Pemerintah Republik Indonesia membuahkan hasil."

Benarkah klaim WHO dan Pemerintah Arab Saudi tidak mengakui Vaksin Sinovac? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Covid-19 Sinovac Ilegal karena Tak Bersertifikasi WHO

Beredar di media sosial posting-an terkait vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang diklaim ilegal karena tak bersertifikasi WHO. Posting-an itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Navya Qaila Putri. Dia mengunggahnya di Facebook pada 11 April 2021.

Berikut isi posting-annya:

"Entah memang Dungu, atau memang G*bl** Kementrian Kesehatan akhirnya Menelan kerugian yang lumayan besar.Setelah Menggelontorkan Dana sebesar 20,9 Triliun untuk membayar Vacsin Sinovac buatan China, Ternyata Vacsin Sinovac tersebut Ilegal karena tidak Bersertifikat WHO"

Postingan itu disertai dengan gambar tangkapan layar artikel berita berjudul: "Menkes Ajukan Anggaran Rp 20,9 T untuk Bayar Vaksin Sinovac" dan "Sinovac Tak Bersertifikasi WHO, Jemaah yang Divaksin Pakai Itu Dilarang Umrah?"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim vaksin covid-19 buatan Sinovac ilegal karena tak bersertifikasi WHO? Simak dalam artikel berikut ini...

Hoaks Selanjutnya

Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

4. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Berisi Link Pendaftaran Vaksin Covid-19 Gratis dari WHO

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai yang mencatut nama Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pesan berantai tersebut menyebutkan WHO sedang menggelar pendaftaran program vaksin covid-19 gratis. Berikut isi lengkap pesan berantai tersebut:

"Organisasi Kesehatan Dunia memberikan vaksin COVID-19 gratis.

Saya mendapat vaksin COVID-19 gratis, senang sekali. Keluarga dan teman-teman saya juga sudah divaksinasi.

Anda harus mengajukan vaksinasi sesegera mungkin.

Klik tautan untuk mengajukan vaksinasi. https://www.svwa.cn/tiaoban.php?app=yimiao"

Lalu benarkah WHO sedang mengadakan program pendaftaran vaksin covid-19 gratis? Simak dalam artikel berikut ini...

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya