Tenaga Kesehatan di Alaska Kewalahan dengan Serangan Hoaks COVID-19

Seorang dokter menyebut, hoaks dan teori konspirasi memicu ketakutan di tengah masyarakat Alaska.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Des 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Para dokter dan tenaga kesehatan di Alaska mengaku, kewalahan dengan banyaknya informasi palsu atau hoaks terkait COVID-19. Khususnya tentang pencegahan dan pengobatan COVID-19.

Beberapa pasien dilaporkan meminta perawatan COVID-19 yang belum teruji klinis. Misalnya, meminta obat ivermectin dan hydroxychloroquine. Padahal, para ahli medis menyebut bahwa obat-obatan tersebut dapat membahayakan pasien.

Direktur Departemen Darurat Pusat Medis Regional Mat-Su, dr Tom Quimby mengungkapkan, hingga kini uji coba ivermectin belum menunjukkan manfaat apa pun untuk mengobati COVID-19.

"Kami tahu kebanyakan orang yang terkena COVID-19 akan pulih dan akan baik-baik saja," kata Quimby dikutip dari alaskapublic.org, Kamis (9/12/2021).

Quimby menambahkan, sejumlah pasien terus meminta obat-obatan seperti ivermectin. Namun, nyatanya hal itu belum terbukti mengobati COVID-19. 

Sementara, dr Robin Ninefeldt dan 100 dokter lainnya telah mengirim surat ke dewan medis negara bagian di Alaska untuk menyelidiki kesalahan informasi COVID-19. Ia mengatakan, hoaks dan teori konspirasi memicu ketakutan di tengah masyarakat.

"Sejujurnya kami ingin pasien dan negara bagian kami baik-baik saja, berkembang, dan kami melakukan yang terbaik. Tetapi ketika orang-orang memanggil kami pembunuh, ketika saya berbicara di Majelis. Saya bukan seorang pembunuh. Tak satu pun dari rekan saya adalah pembunuh. Kami melakukan yang terbaik untuk membuat Anda tetap sehat," ucap Ninefledt.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya